NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sang Dewi Semesta

Reinkarnasi Sang Dewi Semesta

Status: tamat
Genre:Pembaca Pikiran / Selingkuh / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Setelah meninggal karena tenggelam saat menolong anak kecil, Nadra Elianora, gadis modern yang ceria dan blak-blakan, terbangun di dunia kuno dalam tubuh Li Yuanxin seorang gadis malang yang dibuang oleh tunangannya karena sang pria berselingkuh dengan adik tirinya.

Tersesat di hutan, Nadra membangun gubuk, hidup mandiri, dan menggunakan ilmu pengobatan yang ia kuasai. Saat menolong seekor makhluk terluka, ia tak tahu bahwa itu adalah Qiu Long, naga putih ilahi. Dari pertemuan konyol dan penuh adu mulut itu, tumbuh hubungan ajaib yang berujung pada kontrak suci antara manusia dan hewan ilahi.

Tanpa disadari, kekuatan dalam diri Nadra mulai bangkit kekuatan milik Sang Dewi Semesta, makhluk tertinggi yang jiwanya dulu dipecah ke berbagai zaman untuk menjaga keseimbangan dunia.

Kini, dengan kepintaran, kelucuan, dan keberaniannya, tak hanya menuntut balas atas pengkhianatan masa lalu, tapi juga menapaki takdir luar biasa yang menunggu: menyelamatkan dunia dan mengembalikan cahaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Langit pagi diselimuti kabut tipis. Burung-burung kecil berterbangan di atas atap genting berwarna hijau giok, sementara aroma obat herbal lembut menyebar di udara. Sebuah papan kayu tergantung di depan bangunan dua lantai bertuliskan dengan tinta emas elegan: Balai Pengobatan Lotus Emas.

Di dalam, dua sosok muda sedang sibuk menumbuk ramuan.

Ruan gadis berambut pendek, berwajah cerah dengan mata tajam seperti kucing — tengah memarut akar ginseng dengan hati-hati.

Sementara Ren, pemuda tinggi dengan ekspresi datar tapi gerakan tangan cepat dan teratur, sedang menyalin resep di meja.

“Ren ge, kapan kira-kira nona pulang?” tanya Ruan tanpa menoleh.

Ren mendesah. “Entahlah. Sudah tiga bulan sejak beliau pergi ke gunung barat. Tapi… entah kenapa aku merasa hari ini angin berbau seperti miliknya.”

Ruan menatap heran. “Bau milik nona?”

“Ya! Campuran ramuan langka, sedikit asap Phoenix, dan aura yang bikin jantung deg-degan tapi hangat.”

Ruan melirik datar. “Kau terdengar seperti jatuh cinta pada nona sendiri.”

Ren menyikutnya. “Tutup mulutmu sebelum aku masukkan serbuk cabai ke ramuanmu!”

Namun sebelum perdebatan kecil itu berlanjut, angin berputar lembut di dalam ruangan. Pintu utama terbuka perlahan tanpa disentuh siapa pun. Cahaya lembut menerobos masuk.

Dan di ambang pintu, berdiri seorang wanita berpakaian putih, dengan rambut panjang terurai dan mata berwarna dua: satu emas, satu hitam.

Tatapannya tenang, senyumnya lembut namun wibawanya seolah membuat seluruh ruangan menunduk.

“Nona!” teriak Ruan dan Ren bersamaan.

Mereka berdua hampir menjatuhkan alat di tangan masing-masing, lalu berlari menghampiri.

Yuanxin tertawa kecil, menyambut mereka dengan belaian ringan di kepala. “Kalian sudah tumbuh banyak, ya. Bahkan sempat membuat resep baru.”

Ren menunduk hormat. “Selamat datang kembali, nona.”

Ruan, dengan mata berkaca-kaca, menggenggam lengan Yuanxin. “Kami pikir… kami pikir Anda tidak akan kembali.”

“Mana mungkin,” jawab Yuanxin lembut. “Aku sudah janji, bukan? Bahwa Lotus Emas tak akan mati selama aku masih bernapas.”

Ia berjalan masuk, memandangi ruangan itu dengan nostalgia. Rak-rak penuh botol kaca berisi serbuk obat, gulungan sutra dengan catatan pengobatan, dan taman kecil di dalam halaman dengan kolam teratai. Semuanya masih sama seperti dulu.

Namun di sudut, ada potret dirinya dalam bentuk lukisan kecil tanda bahwa murid-muridnya merindukan sang guru.

“Siapa yang menggambar ini?” tanya Yuanxin sambil menatap lukisan dirinya yang tampak terlalu “heroik”.

Ruan mengangkat tangan cepat. “Aku! Ren ge bilang wajah nona terlalu serius, jadi aku tambahkan senyum biar lebih ramah.”

Ren menyela pelan, “Tapi hasilnya malah terlihat seperti dewi yang sedang bersiap meninju iblis.”

Yuanxin tertawa, suaranya jernih seperti air sungai. “Tidak buruk. Setidaknya kau melukis sisi ‘dewi peninju’ yang sering kalian lihat.”

Feng Yan yang muncul dalam bentuk mini seekor Phoenix kecil dengan bulu merah keemasan mendarat di pundak Yuanxin.

Ruan dan Ren menatapnya dengan mata berbinar.

“ Burung kecil? Kau kembali!”

Phoenix itu menatap balik dengan arogan. “Burung? Aku Phoenix, makhluk ilahi. Hormati sedikit, anak manusia.”

Ruan memekik, “tidak berubah selalu galak!”

Ren bergumam lirih, “Dan arogan seperti rumor…”

Yuanxin menahan tawa. “Jangan pedulikan dia. Dia memang suka menunjukkan bulu indahnya.”

Lan’er melingkar di lengan Yuanxin, menatap murid-muridnya dengan malas. “Kalau kalian pikir Phoenix itu berisik, tunggu sampai Qiu Long ikut muncul.”

Ruan dan Ren saling pandang bingung. “nona… kami tidak tahu apakah harus senang atau takut.”

Yuanxin mengedip. “Dua-duanya boleh.”

Siang itu

Balai Lotus Emas ramai kembali. Kabar bahwa “Tabib Yu Xi” telah kembali menyebar lebih cepat dari angin. Orang-orang dari seluruh penjuru datang untuk berobat dari petani yang tangannya terluka hingga bangsawan yang membawa kereta berlapis emas.

Yuanxin menangani pasien satu per satu dengan senyum sabar, tangannya lembut namun penuh kekuatan spiritual.

Setiap kali ia menyentuh seseorang, cahaya keemasan samar muncul di ujung jarinya, menghilangkan penyakit dan racun seolah waktu berbalik sesaat.

Namun bukan hanya penyembuhan yang terjadi banyak yang pergi dari sana sambil menangis haru, seolah bukan tubuh mereka yang sembuh, melainkan juga hati mereka.

Ruan yang membantu menulis catatan berbisik pada Ren, “Nona benar-benar lebih kuat dari sebelumnya.”

Ren mengangguk. “Dan… lebih berbahaya bagi mereka yang pernah menyakitinya.”

Yuanxin mendengar bisikan itu, dan tersenyum samar. “Kalian tahu terlalu banyak.”

Keduanya langsung kaku, menunduk dalam.

“Tapi aku suka,” lanjut Yuanxin sambil tersenyum lebar. “Setidaknya muridku tahu kapan harus diam dan kapan harus bicara.”

Ruan dan Ren menghela napas lega bersamaan.

Menjelang Malam

Balai Lotus Emas sudah ditutup. Ruan dan Ren telah tidur di paviliun belakang.

Hanya suara jangkrik dan desir angin yang menemani malam.

Yuanxin duduk di ruang tengah, menulis sesuatu di buku catatan emasnya. Di meja, asap dupa beraroma bunga teratai mengepul pelan.

“Masuklah,” ucapnya tiba-tiba tanpa menoleh.

Pintu berderit terbuka sosok tinggi dengan jubah hitam berlapis perak melangkah masuk. Wajahnya tersembunyi di balik topeng perak bermotif naga.

Namun Yuanxin tidak perlu melihat untuk tahu siapa itu.

“Feng Liansheng,” katanya lembut, tanpa menatap. “Sudah berapa tahun kau belajar cara menyelinap seperti pencuri?”

Sosok itu terdiam sejenak, lalu membuka topengnya.

Di baliknya, tampak wajah tampan dengan mata tajam keemasan Putra Mahkota Kerajaan Feng, yang juga dikenal sebagai pemimpin pasukan Langit Timur.

Ia tersenyum tipis. “Sepertinya tak ada tempat di dunia ini yang bisa ku datangi tanpa kau tahu dulu, Yuanxin.”

Yuanxin menutup buku catatannya. “Kau membuat seluruh pasukanmu gila mencari Putra Mahkota malam-malam begini, hanya untuk datang ke tempat seorang tabib?”

Feng Liansheng berjalan pelan ke arah meja, duduk di seberang Yuanxin.

“Bukan ‘seorang tabib’,” katanya rendah. “Tapi Tabib Yu Xi, yang kabarnya bisa menyembuhkan apa pun termasuk hati yang mati.”

Yuanxin tertawa kecil. “Kau datang untuk berobat, atau untuk menggoda?”

“Keduanya.”

Tatapan mereka bertemu dan dalam cahaya lampu minyak, seolah waktu berhenti sejenak.

Ada sesuatu dalam pandangan itu.

Sebuah rahasia lama, mungkin juga perasaan yang tidak pernah terucap.

Yuanxin akhirnya memecah diam. “Kalau kau mencari obat untuk hati, itu bukan tugasku. Aku hanya menyembuhkan luka yang tampak.”

Feng Liansheng menunduk sedikit. “Kalau begitu… bagaimana dengan luka yang tak terlihat tapi tetap berdarah setiap malam?”

Yuanxin menatapnya lama, lalu tersenyum tipis. “Aku bisa menutupinya, tapi tak bisa menghapusnya. Kau tahu itu, Sheng.”

Lelaki itu menghela napas pelan, lalu mengubah topik. “Aku dengar kau kembali dari gunung utara… dan bahwa kau membawa sesuatu.”

“Banyak hal" jawab Yuanxin

"Sesuatu yang lebih berbahaya?” tanya Liansheng pelan. “Energi Dunia Gelap mulai bergerak di sekitar ibu kota. Para peneliti spiritual melaporkan munculnya di langit utara. Aku yakin itu bukan kebetulan.”

“Bukan,” jawab Yuanxin pelan. “Gerbang antara dunia sudah retak. Tapi aku akan mengurainya sebelum pecah total.”

Feng Liansheng menatapnya dalam. “Sendiri?”

Yuanxin menegakkan punggungnya. “Aku tak sendiri. Aku punya mereka… dan aku punya diriku sendiri.”

Beberapa saat keheningan mengalir.

Lalu Putra Mahkota bangkit, berdiri di hadapan Yuanxin.

“Tetaplah berhati-hati, Yu Xi.”

“Selalu,” balas Yuanxin, bangkit berdiri juga. “Dan kau, Sheng, berhentilah menanggung beban dunia seorang diri. Dunia ini terlalu besar untuk satu pundak, bahkan pundak seorang putra mahkota.”

Feng Liansheng tersenyum samar. “Dan kau selalu terdengar seperti Dewi Semesta saat berkata begitu.”

Yuanxin menaikkan alis. “Tapi aku memang dia, karena itu kau akan jadi orang pertama yang kuhukum karena bicara seenaknya.”

Feng Liansheng tertawa kecil. “Begitu ya?”

Ia menunduk, jarak mereka kini hanya sejengkal. “Kalau begitu, hukum aku nanti, setelah dunia aman.”

Yuanxin membalas dengan tatapan tajam namun lembut. “Kau masih suka bicara manis di waktu salah.”

Feng Liansheng berbalik, memasang topengnya kembali. “Dan kau masih suka pura-pura tak terpengaruh.”

Ketika ia berjalan keluar, cahaya lampu menyorot ujung jubahnya yang berkibar lalu ia menghilang di kegelapan malam.

Yuanxin berdiri lama menatap pintu yang baru saja tertutup. Angin membawa aroma samar dari bunga teratai di kolam belakang.

“Putra Mahkota…” gumamnya. “Kau selalu datang saat badai mulai mendekat.”

Feng Yan muncul di pundaknya, masih dalam bentuk kecil. “Kau yakin tidak ada perasaan khusus padanya?”

Yuanxin mendengus. “Yang aku rasakan cuma pusing karena tiap kali dia datang, selalu ada masalah besar menunggu.”

Lan’er menggeliat di pergelangan tangannya. “Kalau begitu, kau akan sangat sibuk mulai besok. Karena aura dari istana mulai bergerak…”

Yuanxin memejamkan mata, membiarkan malam menelan keheningan.

“Baiklah,” katanya pelan. “Kalau badai datang… maka kali ini, aku yang akan menentukannya.”

Bulan purnama memantul di kolam teratai, dan di balik bayangan cahayanya seekor Phoenix raksasa dan naga hitam kecil tampak melingkar, menjaga sang dewi dalam wujud manusia.

Bersambung

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lauren Florin Lesusien
dua orang keras kepala jika bersatu sangat lucu dunia tidak akan pernah sepi 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Lauren Florin Lesusien
waduh lucu ketawa sampai kepalaku dipukul centang nasi sama emak🤣🤣🤣🤣
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
/Facepalm//Facepalm/
Tiara Bella
wow....mantap....
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
cahaya pasti menang melawan kegelapan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
tanpa mereka sadari, sebenarnya sang dewi semesta dan sang penjaga agung sama² keras kepala 🤣
beybi T.Halim
sekarang semua akan terlalu serius..,💪
Tiara Bella
wow mantap.....
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
lebih baik lagi kalau yuanxin dan pangeran mahkota satu tim melawan kegelapan, pasti menarik 😍
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
sang putra mahkota bisa jadi takdir nya yuanxin
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
ketenangan yuanxin adalah badai besar yang akan menghancurkan keserakahan dan kelicikan ke 2 parasit itu
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
wahhh, apakah Liansheng akan jadi jodohnya Yuanxin?/Shy/
Wulan Sari: semoga saja berjodoh
total 1 replies
Phebe ZM
Aku suka dengan karya2mu Thor selalu menarik utk dibaca
inda Permatasari: terima kasih kak 🙏
total 1 replies
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
apa yang kalian tabur itu pula yang kalian tuai.
saatnya sekarang tinggal menunggu balasan yang setimpal.
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
suka banget kata² ini
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
semoga jodoh nya yuanxin nanti orang yang lebih kuat dan berkuasa, agar lebih gampang membungkam para parasit
beybi T.Halim
mulai panas..,lanjut💪👍👍
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
good job yuanxin, balas mereka dengan cara yang syantik dan jadikan dirimu sultan yang sesungguhnya.
sultan itu bebas melakukan apapun bukan /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!