NovelToon NovelToon
Sukma Dukun Santet, Dalam Tubuh Detektif Tampan.

Sukma Dukun Santet, Dalam Tubuh Detektif Tampan.

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mata-mata/Agen / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Roh Supernatural / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yuni_Hasibuan

Tentang Dukun Santet Legendaris — yang berjaya dalam Mengusir Belanda, Tiga Abad Silam.
Tapi nasibnya berakhir tragis: dibakar hidup-hidup hingga arwahnya gentayangan

Sampai tahun 2025..
Jiwa LANANG JAGAD SEGARA:
tiba-tiba tersedot ke dalam tubuh ADAM SUKMA TANTRA, seorang INTERPOL Jenius, Muda dan Tampan.
Syarat tinggal di tubuh itu: cari dalang di balik pembunuhan Adam.

Maka dimulailah petualangannya menyelidiki kasus-kasus kriminal dengan cara aneh: Lewat Santet, Jimat Ghoib, dan Mantra Terlarang yang tak sesuai zaman. Tapi, justru cara kuno ini paling ampuh dan bikin partnernya cuma bisa terpana.

“Lho, kok jimatku lebih nendang daripada granat?!” — ujar Lanang, si Dukun Gaptek yang kini terjebak dalam lumpur misteri masa lalu.

Sanggupkah ia mewujudkan keinginan Jiwa asli sang pemilik tubuh?
Atau jangan-jangan justru terhantui rasa bersalah karena ternyata, penyebab Matinya Adam masih....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuni_Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Pertengkaran Dua Iblis.

***

Tak ingin Bryan menjadi tumbal ritual, Lanang langsung bertindak. Dengan gerakan cepat dalam keadaan yang tak terlihat, ia menyambar empat penjaga terdekat sekaligus dan membuatnya pingsan dalam sekejap.

'Slaph!

'Ceplashh..'

Bruk!

Tubuh para penjaga itu roboh tepat di depan rekan-rekannya.

"Astaga! Apa yang terjadi pada mereka?" seru salah satu penjaga, suaranya bergetar ketakutan. Mata mereka langsung meliar menyisir setiap sudut, mencoba mencari penyebab di balik pingsannya beberapa rekannya. Namun, sebelum mereka menemukan jawaban, empat penjaga lain di kejauhan ikut tumbang.

Bruk!

"Gawat! Cepat berkumpul! Ada sesuatu yang tak kasat mata menyusup! Kita sedang diserang!" teriak seorang penjaga yang lebih waspada.

Mendengar seruan itu, para penjaga berjubah hitam yang lain langsung berhamburan merapat, mereka mulai membentuk formasi ketat mengelilingi Bryan. Lanang pun mulai kesulitan menemukan celah untuk mendekat.

"Apapun yang terjadi, ritual ini harus tetap kita lanjutkan hari ini! Jangan lengah!" perintah sosok berjubah hitam yang memegang nampan berisi kepala sapi, suaranya menggema penuh wibawa. Ternyata dialah pemimpin mereka.

Lanang mulai hilang kesabaran. Dengan gerakan semakin agresif, ia berusaha menjatuhkan setiap penjaga yang menghalanginya. Namun, di saat yang sama, sang pemimpin ritual telah meletakkan nampan di atas meja batu tepat di samping Bryan. Tangannya yang berlumuran darah diangkat, lalu disapukan ke wajah Bryan yang masih tak berdaya. Sebilah pisau tajam muncul dari balik jubahnya.

Pisau itu diacungkan tinggi-tinggi, siap ditikamkan ke arah Bryan yang tengah tertunduk di hadapannya.

Melihat kilatan mata pisau itu, Lanang berteriak keras sambil menerjang habis-habisan...

"Bedebah! Mati kalian semua!"

BHUM!

Sebuah ledakan energi memekakkan telinga mengguncang ruangan. Dengan satu hantamannya, Lanang berhasil melumpuhkan sebagian besar penjaga yang mengepung. Mereka berhamburan tak berdaya, formasi pertahanan mereka buyar.

Sang pemimpin ritual terpaksa menghentikan niatnya untuk menusuk Bryan. Untuk sesaat, Lanang menarik napas lega. Tapi cuma sebentar.

Karena, sesuatu yang aneh justru sedang terjadi.

Nyatanya... pemimpin ritual itu menghentikan tikamannya bukan karena dikejutkan oleh efek serangan Lanang. Melainkan karena Bryan sendiri, dengan refleks yang tak terduga, ia telah menangkap mata pisau itu dengan tangan kosongnya.

Tubuh sang pemimpin gemetar hebat saat melihat tatapan Bryan yang tiba-tiba berubah tajam dan penuh kewibawaan.

"Wah, ternyata temanmu ini bukan orang sembarangan," bisik sang Entitas dalam pikiran Lanang, suaranya terdengar terkesan.

"Bryan?" Lanang mengerjap, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Dan hal yang paling mengejutkan terjadi di detik berikutnya.

"Baru gangguan kecil seperti ini saja, kalian sudah mau menyerah? Kalian memang tidak pantas mendapatkan pengakuan dariku," ucap Bryan tiba-tiba, suaranya dalam namun mengandung nada merendahkan yang sama sekali asing.

Para penjaga yang masih sadar justru berkerumun dan mulai mendekat ke bukit batu, alih-alih menyerang atau waspada, mereka malah berlutut, membentuk barisan yang tertib dan menghadap ke arah Bryan yang kini berdiri tegak di atas batu, masih memegang pisau berkilat itu.

"Sembah setia kami pada Sang Iblis. Kami adalah "Sahayamu!" seru mereka serempak, termasuk sang pemimpin yang kini menyembah dari belakang Bryan.

Bryan, dengan tatapan dingin, menyapu pandangannya pada semua orang yang menyembahnya, tersenyum puas.

"Apa-apaan ini?" Lanang terkesiap, tidak percaya dengan pemandangan yang tak terduga itu.

"Sudah kukatakan bukan? Kau harus sabar. Inilah yang ingin kulihat dari tadi."

"Sejak masuk ke gua ini, aku sudah merasakan keberadaan Iblis, memang bukan yang terkuat, tapi salah satu yang cukup berbahaya," ujar sang Entitas dalam kepala Lanang.

"Maksudmu... Bryan adalah Iblis? Tapi... mana mungkin?" tanya Lanang, kebingungan.

"Huh. Dasar manusia fana yang tolol. Temanmu itu bukan Iblis. Dia hanya kerasukan. Dan kau harus mengeluarkan Iblis itu dari tubuhnya secepatnya, sebelum ia menandai Bryan sebagai calon wadah abadi," jawab Entitas itu tegas, hampir memarahi Lanang.

"Kalau begitu, tunggu apa lagi? Ayo, cepat habisi mereka! Kita harus menyelamatkan Bryan!" gerutu Lanang, tidak sabar.

"Habisi... atau cukup dibikin pingsan? Katamu, aku tidak boleh membunuh lagi? Yang mana yang betul?" tanya sang Entitas, pura-pura bingung sekadar untuk mengusili Lanang.

"Dibuat pingsan saja! Hal seperti itu saja masih kau tanya?" Lanang menggeram kesal, tangannya sudah mulai terangkat, bersiap merapal mantra yang lebih kuat.

Namun, di tengah konsentrasinya, perhatiannya tiba-tiba buyar. Pandangannya bertabrakan langsung dengan tatapan Bryan... Yang sekarang seolah bisa melihatnya.

Lanang kaget. Kenapa tiba-tiba Bryan bisa melihatnya? Padahal yang lain tidak bisa, dia sedang berada pada wujud jiwa.

Perasaannya menjadi tidak enak, terutama setelah sang Entitas berkomentar:

"Ow... ow... Lanang. Kita ketahuan. Ternyata Iblis itu bisa melihat jiwa kita," ucap sang Entitas, terkekeh kecil.

Seandainya bisa terlihat, wajah jiwa Lanang pasti sudah pucat pasi saat ini. Perasaannya campur aduk, ada kekhawatiran, ada juga perasaan grogi, seperti anak kecil yang ketahuan sedang mencuri permen. Kenapa pula dia harus begitu? Memang tak beres.

"Nah... Di sana kau rupanya, dasar pengganggu kecil?" ucap Bryan, tatapannya tajam dan menembus langsung ke arah jiwa Lanang.

Gleg!

Lanang seperti tersedak, ludahnya susah ditelan. Rasanya seperti dicium radar yang sangat kuat.

"Wah, ternyata kau tidak datang sendirian, ya? Halo... teman lama? Lama tak jumpa. Aku baru tahu kakimu sudah buntung... sejak kapan?" Bryan menyapa lagi, namun kali ini sasaran pertanyaannya jelas adalah sang Entitas yang menyatu dengan Lanang.

"Siapa temanmu? Kau cuma Iblis rendahan. Yang mencari kekuatan dengan memakan jiwa tumbal-tumbal sampah," sahut sang Entitas, suaranya dingin dan penuh penghinaan.

Lanang hanya bisa kebingungan mendengar percakapan itu. Begitu pula dengan para sosok berjubah hitam yang masih berlutut. Di mata mereka, "Iblis" yang mereka sembah tiba-tiba terlihat seperti orang gila—bicara sendiri sambil menatap kosong ke dinding gua.

"Apa bedanya denganmu? Kau juga doyan melahap jiwa manusia? Bukannya itu sama rendahnnya?" sahut Bryan, senyum tipis mengembang di wajahnya.

"Jelas beda, dasar Iblis sampah. Aku melahap jiwa hanya untuk kepuasan, bukan untuk kekuatan. Aku sudah kuat tanpa perlu menyantap jiwa," balas sang Entitas dengan nada tinggi.

"Tidak seperti kau, kekuatanmu tergantung pada berapa banyak tumbal yang kau dapat. Dasar payah!" tambahnya lagi, makin menusuk.

"Sudah cukup! Hentikan kalian berdua!" teriak Lanang, tak tahan lagi mendengar adu mulut dua entitas tak kasat mata itu.

Dia menatap Bryan dengan sorot mata membara, "Dan kau! Keluar dari tubuh temanku. Sekarang juga. Sebelum kuhabisimu!" ucapnya lantang sambil menunjuk tajam.

"Wah... Penjinak Iblis ternyata jago ngoceh juga, ya? Coba saja usir aku, kalau kau bisa?" sahut Bryan, tiba-tiba merentangkan satu tangannya ke udara. Tangannya yang lain meraih jubah pemimpin penjaga di belakangnya.

Firasat Lanang langsung berubah buruk. "Hei! Apa yang mau kau lakukan?"

Belum selesai pertanyaannya, jawabannya sudah terlihat. Dari ujung jari Bryan, keluar kabut hitam yang berputar cepat, membentuk portal—mirip dengan yang dibuat Lanang sebelumnya.

"Oh, ya ampun! Kenapa kau pancing dia untuk kabur? Padahal tadi aku sudah susah payah mengalihkan perhatiannya!" sang Entitas memarahi Lanang, suaranya frustrasi.

Dalam sepersekian detik, Lanang menerjang ke depan—tapi semuanya sudah terlambat.

Swing!

Sosok Bryan sudah menghilang, masuk ke dalam portal bersama sang pemimpin penjaga, meninggalkan Lanang dan kekacauan di gua itu.

"Astaga! Matilah aku... Apa yang harus kukatakan pada Adam nanti?" keluh Lanang, suaranya penuh frustrasi dan keputusasaan. Bayangan wajah Adam yang marah, mulai menghantuinya.

"Tenang saja, manusia fana," jawab sang Entitas, suaranya justru terdengar datar dan sedikit sinis. "Tanpa perlu kau katakan apa pun, Adam sudah melihat semuanya melalui matamu."

Jawaban itu justru membuat suasana semakin runyam.

***

1
Nana Colen
lanjut thooooor aku suka 😍😍😍😍😍
Yuni_Hasibuan: Sabar kakak...
OTW... Bruuummmmm...
total 1 replies
Nana Colen
lanjut thooooor❤❤❤❤🥰🥰
Yuni_Hasibuan: Terimakasih udah mau mampir kakak 🥰🥰🥰
total 1 replies
Maulana Alfauzi
Belanda memang licik
Yuni_Hasibuan: Liciknya kebangetan Bang.
total 1 replies
Maulana Alfauzi
hmm...
seru dan menyeramkan.
tapi suka
Maulana Alfauzi
Aku suka aja sama novel fantasi begini.
Maulana Alfauzi
Makasih up nya Thor.
semakin seru ceritanya
Yuni_Hasibuan: Makasih udah Mampir Bag.../Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!