NovelToon NovelToon
Adik Iparku, Mantan Kekasihku

Adik Iparku, Mantan Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Amy Zahru

Karma? Apa benar itu yang terjadi padaku? Disaat aku benar-benar tidak berdaya seperti ini.

Bagaimana mungkin aku meghadapi sebuah pernikahan tanpa cinta? Pernikahan yang tidak pernah ku impikan. Tapi sekali lagi aku tak berdaya. Tidak mampu menentang takdir yang ditentukan oleh keluarga. Pria yang akan menikahiku...aku tidak tahu siapa dia? Seperti apa sifatnya? Bagaimana karakternya? Aku hanya bisa pasrah atas apa yang terjadi dalam hidupku.

Aku sebenarnya masih menunggu seseorang dari masa laluku. Seorang pria yang sangat ku cintai sekaligus pria yang telah ku lukai hatinya. Nando Saputra, mantan kekasihku yang telah memutuskan pergi dariku setelah aku dengan tega mengusirnya begitu saja.

Sekarang rasa menyesal kembali menghatuiku saat ku tahu sebuah fakta yang lebih mengerikan...dia Nando, pria yang selama ini ku rindukan adalah adik dari pria yang menikahiku. Rasanya aku ingin bunuh diri saat ini juga....!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amy Zahru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Bayangan dalam Senyap

Sejak malam itu, Ali tak lagi bisa tidur nyenyak. Setiap kali memejamkan mata, wajah Nando yang pucat dan suara Aura yang terbata terdengar kembali di telinganya.

Ada yang mereka sembunyikan. Aura… kau pikir aku tidak bisa membaca tatapanmu pada adikku sendiri?

Ali mulai diam-diam mengawasi. Ia berpura-pura sibuk dengan proyeknya, tapi sebenarnya, setiap kali di rumah, matanya selalu mengikuti gerak-gerik Aura.

Bagaimana Aura selalu masuk ke kamar Nando dengan dalih memberi obat. Bagaimana tatapan mereka bertemu lebih lama dari seharusnya. Bagaimana Nando yang lemah tetap tersenyum setiap kali Aura menyapanya.

Semua itu membakar api cemburu sekaligus rasa curiga dalam dada Ali.

---

Beberapa Hari Kemudian. Ali kembali menemui dokter spesialis yang merawat Nando. Kali ini, ia datang sendirian.

“Dok, saya minta tolong,” ujar Ali sambil meletakkan sebuah amplop cokelat tebal di atas meja.

Dokter itu menatapnya kaget.

“Ini apa maksudnya, Pak Ali?”

Ali mencondongkan tubuh, suaranya rendah namun penuh ancaman.

“Adikku tidak boleh mengingat masa lalunya. Kalau perlu, kasih obat penenang yang lebih kuat, terapi apapun—asal jangan biarkan ingatannya pulih. Saya nggak peduli caranya.”

Dokter tampak ragu.

“Pak, itu tidak etis. Ingatan pasien adalah bagian dari identitasnya. Menekannya bisa memperburuk trauma—”

Ali menatapnya tajam, dingin seperti pisau.

“Saya nggak peduli etis atau nggak. Terima atau karier Anda yang habis. Pilih, Dok.”

Ruangan itu terasa menegang. Beberapa detik kemudian, dokter menarik napas panjang lalu meraih amplop itu.

“Baiklah. Saya akan atur obat-obatannya. Tapi ingat, ini berbahaya bagi kondisi mentalnya.”

Ali hanya tersenyum tipis.

“Yang penting dia tetap adikku… dan tidak jadi ancaman untukku.”

---

Malam Hari di Rumah. Aura masuk ke kamar Nando dengan semangkuk bubur hangat. Nando baru saja selesai minum obat yang diresepkan dokter. Tapi aneh, tak lama setelah itu, matanya mulai berat, tubuhnya lemas seperti tak berdaya.

“Aneh… aku ngantuk banget, Kak…” suara Nando lemah, hampir tak terdengar.

Aura panik. Ia memegang dahi Nando yang dingin, lalu menatap obat-obatan di meja dengan curiga. Kenapa dosisnya seperti terlalu tinggi?

Saat ia hendak memeriksa kotak obat itu, terdengar suara langkah kaki dari pintu. Ali berdiri di sana, menatapnya dengan tatapan dingin yang membuat Aura bergidik.

“Kamu ngapain, Aura?”

Aura tersentak, cepat-cepat menaruh kembali obat itu.

“Aku… aku cuma mau pastikan dosisnya benar.”

Ali berjalan masuk, mengambil kotak obat itu, lalu menaruhnya di rak tinggi.

“Kamu nggak usah ikut campur. Dokter lebih tahu apa yang terbaik untuk adikku.”

Nada suaranya tegas, dingin, tak terbantahkan. Aura menelan ludah, merasa ada sesuatu yang janggal.

Saat ia menunduk menatap Nando yang tertidur lelap, hatinya teriris. Nando, apa yang mereka lakukan padamu?

---

Di luar kamar, Ali berdiri lama menatap pintu yang tertutup. Dalam hatinya ia berbisik penuh tekad:

Selama aku hidup, kau tidak akan pernah kembali mengingat siapa yang menabrakmu… atau siapa yang sebenarnya kau cintai. Aura adalah milikku. Dan kau… tetaplah adikku, Nando.

---

Aura duduk di tepi ranjang, menatap wajah Nando yang tertidur. Nafasnya tenang, terlalu tenang—seperti orang yang dipaksa tidur dengan paksa. Wajah pucatnya membuat hati Aura teriris.

Kenapa tiap kali minum obat dari dokter, dia jadi lemas begini? Ini bukan seperti obat biasa untuk sakit kepala…

Ia menatap meja kecil di samping ranjang. Kotak obat itu masih tersusun rapi, tapi kali ini Ali sengaja menaruhnya di tempat yang lebih tinggi. Seolah… tak ingin Aura ikut menyentuhnya.

Aura menggigit bibir. Nalurinya menjerit. Ada yang tidak beres.

1
Desi Oktafiani
Aku berharap kisah ini tidak berakhir terlalu cepat, cepat update ya!
Dzakwan Dzakwan
Cerita ini keren banget, susah move on!
Ami Zahru: Terima kasih /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!