NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan CEO

Terpaksa Menikah Dengan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: CrystalCascade

⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA!

⚠️Rawan Typo!

⚠️Mengandung adegan romans✅

⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅



Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana dengan bekerja sebagai cleaning service di perusahaan besar.

Entah tejatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.

"Saya akan membantu kamu asal kamu mau menikah dengan saya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 29

Saat malam hari Ryszard dan Nea menuruni tangga dengan berjalan beriringan. Setelah tadi cukup lama Ryszard menunggu Nea berkutat di depan cermin hanya untuk memakaikan foundation di lehernya untuk menutupi hasil karya seni yang dibuat oleh Ryszard yang jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit.

Terlihat di meja makan terdapat mama dan adiknya. Langkah demi langkah mereka tempuh, sampai akhirnya mereka duduk di kursi masing-masing.

"Dia siapa kak?" Tanya Aleta dengan polosnya. Ia memang benar-benar tak tahu tentang Nea.

"Cuma pembantu." Bukan Ryszard yang menjawab malah mamanya yang angkat bicara dengan sinis.

"Mah!" Peringat Ryszard kepada mamanya.

"Dia istri ku!" jawab Ryszard seraya memandang kearah Nea yang menunduk. Sedangkan Nea, ia sedikit tertegun saat Ryszard menyebutnya sebaik istrinya.

"What?" Pekik Aleta kaget.

"Kamu terlihat sangat muda dan cantik. Umur berapa? Kenapa bisa menikah dengan kakak ku? Dan kenapa kalian tidak memberi tahu kami jika kalian menikah? Dan-"

"Cukup! Lebih baik makan makanan mu, nanti kakak yang akan menjelaskan padamu."

"Tapi aku bolehkan lain kali pergi jalan-jalan dengan nya? Aku sangat ingin mempunyai teman perempuan untuk bisa ku ajak jalan-jalan atau yang lain nya. Mau kan kakak ipar?" Tanya Aleta.

"Aleta! Makan!" Titah mama Ryszard kepada Aleta, ia merasa tidak suka jika Aleta terlalu akrap dengan Nea.

Dengan wajah lesu pun Aleta kembali memakan makanan nya.

Setelah mereka menyelesaikan makan masing-masing, Nea diperinahkan Ryszard untuk pergi ke kamar.

"Jadi kapan kamu akan menceraikan gadis kampung itu?" Tanya mama Ryszard to the point.

"Mama sudah tahu semuanya. Dan mama kesini hanya mau memastikan jika kamu tidak tenggelam dalam permainanmu sendiri." Imbuhnya.

"Maksud mama apa? Permainan apa yang mama maksud?" Tanya Aleta yang tak mengerti. Sedangkan Ryszard, ia hanya diam membisu.

"Diam lah! Pergi sana ke kamar, mama ingin bicara dengan kakak mu!" Titah nya.

Aleta yang melihat mamanya sudah sedikit marah, ia tak mau cari masalah lebih baik ia cari aman dengan masuk kamar. Karena disini pun tak ada gunanya, ia tak paham dengan apa yang di bicarakan mamanya dan kakaknya.

Setelah Aleta angkat kaki dari sana Ryszard pun membuka suara. "Aku tidak akan menceraikan nya." ucap Ryszard dengan tegas.

"Apa maksud mu? Jangan bilang kamu mulai mencintai gadis kampung itu."

"Dia istri ku mah! Namanya Nea bukan gadis kampung. Dan yah! benar apa kata mama, tapi aku bukan mulai tapi sudah. Sudah benar-benar mencintainya." Ryszard benar-benar mencintai istrinya dan tak mau kehilangan nya. Ia tak peduli walau pun mamanya tidak merestui hubungan nya yang jelas ia akan mempertahankan pernikahan nya sampai kapan pun.

Plak

Tanpa aba-aba mamanya menampar pipi Ryszard.

"Kamu sudah gila, huh! Dia bukan perempuan yang tepat untuk mu. Mama tidak akan menyetujuinya, dan apa kamu lupa? Umur kalian itu terpaut cukup jauh, bahkan dia lebih muda dari adik mu!"

"Aku tidak peduli tentang hal itu! Yang jelas aku mencintainya dan sampai kapan pun tidak ada yang bisa memisahkan nya dari ku!" Setelah mengatakan itu, Ryszard langsung pergi meninggalkan mamanya.

******

Ryszard memasuki kamar nya dan tidak mendapati Nea didalam sana. Ia mencari Nea ke kamar mandi tapi juga tak menemukannya. Tak sengaja matanya mengarah ke pintu balkon yang terbuka, ia pikir pasti Nea ada disana. Dan ya, benar dugaan nya gadis itu sedang memandang langit yang cukup cerah pada malam itu, entah apa yang dipikirkan gadis itu tapi yang jelas ia sangat fokus dengan bintang-bintang yang ada di langit dan tidak menyadari bahwa ada orang selain dia disana.

"Ekhem!"

Mendengar suara deheman yang sangat ia kenal, Nea segara mengusap air matanya yang tadi sempat mengalir tanpa berbalik menatap orang yang ada di belakang nya.

Ryszard mendekati Nea dan dengan tiba-tiba memeluknya dari belakang. Ia meletakkan dagunya di pundak Nea.

Nea mencoba melepaskan nya.

"Biarkan seperti ini sebentar," pinta Ryszard. Tak lama setelah itu Ryszard merasakan tubuh yang ia peluk dengan hangat bergetar dan terdengar suara sialan tangis. Lalu ia membalikkan tubuh itu menghadap dirinya.

Ia menatap wajah cantik itu yang kini berderai air mata. Dengan lebut ia mengisap air mata itu dari pipinya dengan menggunakan jari-jarinya.

"Kau menangis?" Nea tak menjawab, ia hanya menangis dan menundukkan kepalanya seiring dengan tubuhnya yang kian bergetar karena tangis.

Ryszard pun merengkuh tubuh mungil itu dan menenggelamkan nya di dadanya dan memberikan kecupan-kecupan kecil pada dahinya, seolah memberinya kekuatan agar dia tak menangis lagi.

"Sstt... katakan kenapa kau menangis? Apa karena mama?" Tanya Ryszard dengan lembut.

Nea menggeleng dalam delapan nya.

"Lalu?"

Nea menjauhkan tubuhnya dari Ryszard. "Jangan perlakukanku sepeti ini, aku nggak mau melibatkan perasaan terlalu jauh jika nanti pada akhirnya kita akan berpisah. Lebih baik perlakukan aku dengan buruk, agar nanti disaat waktunya kita berpisah aku tidak merasa sedih bahkan sakit."

"Apa maksud mu? Saya sudah mengatakan padamu berkali-kali bahwa tidak ada yang akan memisahkan mu dari ku!"

"Tapi hari itu pasti akan datang, hari dimana kita harus berpisah dan hidup masing masing." Nea tak kuasa menahan tangisnya yang pecah saat mengatakan hal itu.

Ryszard kembali menenggelamkan kan Nea dalam pelukan nya.

"Saya tidak akan membiarkan mu pergi! Kamu akan tetap disini bersama saya."

"Beri aku satu alasan agar tidak pergi saat hari itu tiba." ucap Nea dengan wajah yang masih berada pada dada Ryszard.

Ryszard menjauhkan wajah nya dari dada nya dan memegang kedua pundaknya.

"Mengapa semua butuh alasan? Apa matahari butuh alasan untuk menyinari bumi? Tidak kan, matahari dengan sukarela menyinari bumi yang akan mati jika tidak mendapatkan sinarnya, padahal jika matahari tidak memberikan sinarnya kepada bumi, ia tidak akan berpengaruh."

"Itu berbeda disini aku butuh satu alasan agar tidak pergi dari sini."

"Cinta. Saya tidak tahu ini cinta atau bukan, yang jelas saya tidak pernah merasakan semua ini saat saya bersama mantan-mantan saya dulu. Ada rasa ingin melindungi, ingin mengasihi, ingin selalu jadi yang pertama, ingin menjadi satu-satunya, ingin selalu bersamamu, dan ingin melawan takdir agar ia tidak pernah menuliskan kata pisa untuk kita berdua."

"Saya tidak peduli apa kata orang tentang kamu, yang jelas saya ingin menunjukkan kemata dunia bahwa kamu milik saya. Saya mau kita hidup selamanya dan melupakan masalalu yang pernah mengawali pernikahan ini, yaitu perjanjian itu."

Lidah Nea keluh, ia tak tahu harus bicara apa, ia rasa pertanyaan yang selama ini mengganjal di pikiran nya sudah terjawab oleh perkataan Ryszard barusan.

"Saya tidak peduli kamu juga memiliki perasaan yang sama atau tidak dengan saya. Tapi saya akan tetap mengikat kamu disamping saya sampai maut memisahkan kita."

"Itu terdengar egois bukan? Tapi inilah saya, saya tidak akan melepaskan apapun yang sudah menjadi milik saya apalagi yang paling saya sayangi."

Nea masih diam membisu, ia mencoba mencerna semua yang dikatakan Ryszard padanya. Seperti mimpi rasanya, ia tak menyatakan Ryszard memiliki perasaan yang selama ini ia tahan agar tak tumbuh semakin tinggi. Cinta, entah lah apa itu namanya.

"Katakan sesuatu" pinta Ryszard yang ingin mendengar jawaban dari Nea.

Bukan nya menjawab tapi kini ne adalah memeluk Ryszard dengan erat.

"Nea! Katakan sesuatu." geram Ryszard yang tak mendapatkan tanggapan selain pelukan dan tidak tangis Nea yang semakin kencang.

"Dasar bodoh!"

"Hei kau mengatainku!"

"Yah kau bodoh. Suami ku ini bodoh dan payah, kenapa mas gak mengatakan ini dari dulu hah! Setiap hari aku harus menahan rasa yang aku khawatirkan akan membesar dan mencekik ku."

"Mana aku tahu kalau kamu juga punya perasaan yang sama. Aku pikir kau akan mengatakan nya duluan" memang dari dulu Ryszard memang tak pernah menyatakan cinta kepada siapa pun, ia memiliki kekasih pun itu juga karena si wanita yang mengucapkan cinta terlebih dahulu.

"Mana ada sejarahnya seperti itu. Dimana-mana cowok nembak cewek, masak udah tua nggak ngerti sih!" Kesal Nea.

"Kau ini buta apa bagaimana? Umur boleh bertambah tapi lihatlah wajah ku ini masih sangat muda, bahkan jika aku berperan sebagai anak sma di film pasti tidak ada yang mencurigai umurku."

"Dasar narsis! Kemana tadi perginya kata-kata manis mu, kenapa jadi pahit lagi begini" Nea semakin memeluk erat Ryszard dan Ryszard pun membalas pelukan nya.

"Entah lah."

"Jadi ini sudah deal kan kau tidak akan meninggal kan ku?" Tanya Ryszard sekali lagi guna untuk memastikan.

Nea memukul dada Ryszard dengan keras.

Bugh

"Aku akan tetap pergi jika kamu tetap bersikap bodoh seperti ini! Untuk apa aku meninggalkan mu jika duniaku ada pada dirimu."

<1Sebelum baca jangan lupa 🎯 "Target kita: banyak like, view, dan komentar kece dari kamu! 😉"

Ini adalah halaman terakhir

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!