(🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️)
Apa yang terjadi jika orang yang pernah meninggalkan trauma besar di masa lalu kembali hadir di dalam hidupmu?
Itulah yang dialami oleh Luna, gadis cantik berumur 21 tahun.
Di tengah perjuangannya menyelesaikan kuliah, muncul sebuah berita bahwa mantan kekasihnya yang sangat posesif, kini telah di bebaskan dari penjara, setelah delapan tahun menetap di dalam penjara.
Akan kah Luna lolos darinya?
yuk mampir dan saksikan kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-33
...🖤🖤🖤...
...(Keesokan harinya)...
Pagi harinya, pemakaman Tuan Justin dilakukan dan dihadiri oleh para kerabat dan rekannya, sekaligus Aleandro. Setelah selesai, semua orang pun bubar. Sedangkan Nyonya Regina masih ingin berlama-lama di samping makam sang Suami.
Melihat sekitar mereka hanya tertinggal Sofia, sang Ibu dan Aleandro. Luna pun memberanikan diri melangka pelan mendekati Aleandro.
"Tuan," panggil Luna.
"Iya ada apa, Luna?" Aleandro melirik ke arah Luna sambil tersenyum tipis.
"Apakah Tuan juga ingin memanfaatkan ku?" tanya Luna mendongak menatap Aleandro dengan tatapan dingin.
Dalam hati Luna masih bingung, kenapa orang yang memiliki segalanya seperti Aleandro mau membantunya, apakah Aleandro juga memiliki niat terselubung sama seperti seperti Alex? Atau yang lainnya.
"Apa maksudmu?" tanya Aleandro mengerutkan kening membalas tatapan Luna.
"Jujur saja Tuan, tidak akan ada bantuan kalau tidak ada niat lain atau maksud lain. Maaf ini terdengar kurang sopan, tapi aku sungguh capek diperlakukan seperti barang tidak berguna," ucap Luna to the poin.
Paham dengan maksud Luna, Aleandro pun menghela nafas berat."Baiklah, aku akan jujur. Sebenarnya aku adalah Kakak pertama Jesi sekaligus Kakak ipar Alex. Dan saat ini Adikku sangat menderita karena Alex selalu menolak dirinya, bahkan baru-baru ini dia mengalami kecelakaan," ujar Aleandro.
Duar!
Luna terkejut langsung membulat kedua matanya dengan tak percaya, ternyata orang yang sudah menolong dirinya dua kali berturut-turut adalah Kakak dari istri mantan kekasihnya, Alex.
"Ini pasti terdengar konyol." Aleandro terkekeh kecil untuk menghilangkan suasana yang mulai canggung diantara mereka."Tapi aku hanya ingin melepaskan kamu darinya, agar dia bisa belajar menerima adikku Luna," lanjut Aleandro.
"I-iya aku paham. Tapi Tuan, aku adalah orang yang tidak suka berhutang, jadi aku akan berkerja keras untuk melunasi semua hutang-hutangku," ujar Luna menundukkan kepala dengan gugup.
"Soal itu, kamu bisa berkerja di perusahaan ku, dan aku akan memotong setiap gaji yang kamu dapatkan," usul Aleandro.
Luna terdiam mempertimbangkan apa yang dikatakan oleh Aleandro, karena ini tidak segampang seperti membalikan telapak tangan.
"Maaf Tuan, aku tidak bisa memberi jawabannya sekarang, boleh kah nanti saja?" ucap Luna melirik ke arah sang ibu yang sedang berdiri berhadapan dengan Sofia.
"Baiklah." Aleandro segera merogoh saku celananya, lalu mengeluarkan kartu nama beserta nomor ponsel miliknya."Ini kartu nama sekaligus nomor ponselku. Hubungi aku jika kamu sudah memutuskannya." Aleandro menyodorkan kartu nama kepada Luna.
"Terima kasih," ucap Luna meraih kartu nama tersebut dari tangan Aleandro.
"Sama-sama. Kalau begitu, saya pamit dulu."
"Baik, hati-hati di jalan Tuan."
Aleandro mengangguk kecil berbalik dan berjalan pergi meninggalkan mereka, setelah Aleandro masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba...
Plak!
Suara tamparan begitu keras dan menggema memecah keheningan sekitar makam, membuat Luna terkejut melirik ke arah sang ibu dan Sofia.
"Dasar tidak tau malu! Seharusnya kamu mengikuti ibumu mati saja sana," umpat Nyonya Regina marah menatap Sofia.
"Ma, apa yang Mama lakukan?" Luna segera berjalan ke arah mereka, lalu memeluk Sofia.
"Luna, apa selama ini kamu tau, kalau Sofia adalah anak haram Papamu?" tanya Nyonya Regina mengepal kedua tangannya dengan tubuh gemetar hebat menatap Luna.
Deg!
Jantung Luna berdetak kencang seketika terdiam di tempat. Dalam hati ia bertanya, bagaimana ibunya bisa tau?
"Luna! Jawab Mama. Apakah kamu tau kalau gadis sialan ini adalah anak haram Papamu?!" pekik Nyonya Regina emosinya meledak-ledak menatap Luna.
Tes.
Setelah air mata pun lolos dari salah satu matanya sambil membalas tatapan sang ibu."Maaf Ma, tapi Luna tidak bisa membenci Kakak," lirih Luna.
Duar!
Bagaikan tersambar petir di siang hari, Nyonya Regina terdiam perlahan mundur kebelakang dan...
Bruk!
Ia pun pingsan dan tak sadarkan diri. dengan cepat Luna dan Sofia menghampirinya, lalu berteriak meminta pertolongan. Dan Nyonya Regina pun segera dilarikan ke rumah sakit, dan para dokter segera menanganinya. Sedangkan Sofia dan Luna terus berjalan mondar mandir di depan pintu ruang rawat menunggu dengan cemas.
"Kak, aku takut," lirih Luna langsung tiba-tiba menangis ketakutan.
Dengan cepat Sofia menghampiri Luna, lalu memeluknya."Jangan takut, ada Kakak disini," bisik Sofia lembut.
Ceklek.
Pintu ruangan gawat darurat terbuka lebar, membuat Sofia dan Luna tersadar, segera melirik ke arah pintu ruangan.
Deg!
Jantung Sofia dan Luna berdetak serempak saat para dokter mendorong bangkar diselimuti kain putih rumah sakit perlahan berjalan keluar.
"Mama!" teriak Luna berlari ke arah para dokter dan membuka selimut tersebut tanpa izin.
Kedua mata Luna membulat sempurna saat menatap tubuh tak bernyawa sang ibu terbaring kaku diatas bangkar dengan wajah pucat pasi.
Komplit sudah penderitaan Luna, dalam waktu dua hari, ia kehilangan dua orang yang paling ia sayangi di dunia ini, membuat seluruh dunia Luna seketika runtuh tak tersisa.
(Bersambung)
cerita nya ringan dan mudah di mengerti.
semangat ya thor