NovelToon NovelToon
BENCI BENCI CEMBURU

BENCI BENCI CEMBURU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Enemy to Lovers
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Bekerja sebagai tim pengembangan di sekolah SMA swasta membuat Hawa Tanisha bertemu dengan musuh bebuyutannya saat SMA dulu. Yang lebih parah Bimantara Mahesa menjadi pemilik yayasan di sekolah tersebut, apalagi nomor Hawa diblokir Bima sejak SMA semakin memperkeruh hubungan keduanya, sering berdebat dan saling membalas omongan. Bagaimana kelanjutan kisah antara Bima dan Hawa, mungkinkah nomor yang terblokir dibuka karena urusan pekerjaan? ikuti kisah mereka dalam novel ini. Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

WEDGES MELAYANG

Sesuai dugaan orang-orang, Pak Jayadi memang tak merasa sedih sama sekali setelah kepergiaan sang istri, setelah tujuh hari almarhumah beliau sudah masuk sekolah. Tampilannya seperti biasa kelimis dan raut yang tak menunjukkan kesedihan akan kehilangan belahan jiwa.

Bahkan Hawa saat berpapasan dengan beliau di koridor gedung SMA tak digubris sapaannya, Hawa pun mencibir tak suka, kalau saja bukan guru senior pasti sudah ditegur Hawa saat itu juga. Disapa kok sinis begitu, apa mungkin Pak Jayadi tahu kalau Hawa termasuk saksi saat bercumbu dengan Bu Tera dulu, ah Hawa tak mau ambil pusing, Pak Jayadi sinis padanya juga tak ngaruh.

"Kenapa Miss?" tanya Bu Zakiyah heran dengan wajah datar Hawa saat mampir ke ruang guru, kebetulan dirinya baru selesai menempel poster lomba di mading sekolah, hendak menyerahkan surat tugas pembina Monolog pada Bu Zakiyah.

"Bu Zakiyah, saya bukan apa-apa nih, ya. Pak Jayadi kok semakin hari semakin angkuh kayaknya," bukan mau gosip, hanya memberikan testimoni saja terhadap rekan kerja. Mau bagaimana pun saat kita bekerja dalam satu instansi, hubungan baik antar rekan kerja perlu ditumbuhkan, meski ada batasan-batasan tertentu dalam berkawan.

"Miss Hawa kayak gak tahu Pak Jayadi saja, beliau memang seperti itu. Apalagi setelah mendapat warisan dari istrinya, makin menjadi saja!" nah kalau ini sudah masuk dalam pergosipan, Hawa pun ikut nimbrung, ditambah beberapa bu guru ikut mengerubungi meja Bu Zakiyah yang merupakan tetangga orang tua Bu Jayadi.

"Ramai kemarin di rumah keluarga orang tua Bu Jayadi, kalau kakak Bu Jayadi ingin menyerahkan seluruh bagian milik Bu Jayadi ke anak-anak saja, namun Pak Jayadi tak terima dengan alasan harta bersama."

"Kok Bu Zakiyah sampai mendengar?" tanya Hawa, masalahnya itu urusan keluarga seseorang, tetangga kenapa bisa tahu. Apalagi menyangkut harta warisan, hal yang sensitif untuk dijadikan konsumsi umum.

Bu Zakiyah tersenyum malu, "Suami saya Pak RT Miss Hawa, jadi ikut terlibat sebagai saksi."

Hawa mengangguk paham, cerita Bu Zakiyah kembali berlanjut dengan pertimbangan keluarga besar terutama kasus yang pernah Pak Jayadi lakukan sampai Bu Jayadi stress hingga terkena stroke itu. Sedang asyik menebar fakta pemersatu rekan kerja, datanglah seseorang ibu-ibu dan juga seorang anak muda mungkin berusia 25 tahunan, diantar oleh Pak Satpam menuju ruang guru. Bu Zakiyah yang mengenali tamu itu langsung menyambut dan menanyakan tujuan ke sekolah, apakah menemui Pak Jayadi tapi kok rasanya tak mungkin, ya kali anak Pak Jayadi mencari sang ayah, kan bisa telepon.

"Kita mau bertemu guru yang bernama Tera!" ucap Aida, anak bungsu Pak Jayadi. Semua orang yang ada di ruang guru melongo kaget, Hawa buru-buru menghubungi Amelia.

"Cepet ke ruang guru," ujar Hawa ketika sambungan telepon diangkat Amelia, dan tak lama dia langsung menutup panggilan ponsel, fokus pada tamu yang diminta Bu Zakiyah duduk, sedangkan Bu Kanaya menelepon Bu Tera, karena ada tamu.

Namun yang membuat mereka penasaran, mengapa harus bertemu Bu Tera, apa mungkin keluarga Pak Jayadi tahu hubungan mereka. Sang anak pun menjelaskan bahwa ayah dan Bu Tera tinggal di rumah milik Bu Jayadi yang menjadi harta warisan sang putri. Selama ini rumah ini dikontrakan, tapi ternyata kata tetangga Pak Jayadi sering ke rumah ini, selepas isya baru pulang. Sontak saja sang anak yang gak pernah tahu harta sang ibu naik pitam, dan langsung mendatangi sekolah untuk bertemu dengan Tera.

Hawa melongo dengan fakta yang ada, ia kesal karena Amelia tak kunjung ke ruang guru. Khawatir terlewat drama rumah tangga yang akan terjadi, kebetulan Bu Tera sudah masuk ke ruang guru. Bu Mita segera menutup pintu ruang guru, waspada akan terjadi pertengkaran agar tidak diketahui oleh siswa. Bu Zakiyah menahan adik dan anak Bu Jayadi untuk tidak emosi. Ini lingkungan kerja yang tak patut dijadikan tempat menyelesaikan masalah keluarga.

“Iya ada apa ya?” tanya Bu Tera bingung, ia tak tahu tamu yang datang siapa. Bu Zakiyah mengajak beberapa guru lain untuk keluar biar diselesaikan bertiga saja, namun saat mereka hendak keluar, adik Bu Jayadi memukul Bu Tera dengan wedges yang dikenakan, spontan. Sampai Bu Tera mengadu, dan darah keluar di kening perempuan itu.

Bu Zakiyah langsung melerai adik Bu Jayadi, dan Bu Tera terduduk lemas langsung dibopong oleh guru lain dibawa ke UKS. Guru lain mencari Pak Jayadi juga. Ruang guru mendadak ricuh di tengah jam pelajaran berlangsung. Hawa langsung lari menuju kantor yayasan, memberi tahu Bima akan kericuhan yang terjadi. “Kenapa, Miss?” tanya Pak Iqbal melihat Hawa berjalan cepat menuju ruangan Bima dengan wajah panik, malah tanpa mengetuk pintu dulu lagi, Bima jelas saja kaget hendak marah, namun Hawa memberi intruksi untuk diam. Ia mengatur nafas dulu sampai Bima berdecak sebal.

“Ada apa? Gak sopan banget masuk ruangan pimpinan tanpa ketuk pintu.”

“Pak, Pak Bima harus ke SMA. Bu Tera… Bu Tera ditabok!” ucap Hawa sembari ngos-ngosan. Bima tak paham apa yang dimaksud Hawa, ia pun menyodorkan botol air mineral untuk Hawa agar nafasnya segera teratur.

“Gimana?” tanya Bima lagi.

“Keluarga Pak Jayadi menyerang Bu Tera, Pak. Bu Tera ditabok wedges, keningnya berdarah!” Bima langsung menghela nafas berat, sepertinya memang dua guru itu harus dirumahkan saja agar tidak menimbulkan masalah lain. Memang terkesan tak professional, tapi melihat kinerja sekaligus attitudenya sudah tidak layak dipertahankan. Bima kemudian keluar ruangannya, kemungkinan akan menuju gedung SMA. Hawa keluar ruangan Bima dengan sedikit tenang, giliran tim di kantor mendekatinya.

“Ada apa?” tanya Bu Dyah. Hawa duduk di kursi kerjanya, minum air lagi, tertawa ngakak melihat wajah serius rekan kerja yang sedang berdiri di depannya.

“Cepetan napa, Wa!” Amelia yang sejak tadi penasaran ikut gergetan karena Hawa tak kunjung cerita, apalagi tadi Amelia tak menggubris panggilan Hawa.

“Tera ditabok wedges oleh adik Bu Jayadi. Fix, Mbak Mel, harapan kamu sudah dilakukan oleh orang lain,” ucap Hawa girang. Berasa jahat, tidak punya empati pada Tera yang terkena musibah. Pak Zul dan Pak Iqbal bingung, kenapa Hawa dan Amelia begitu bahagia mendengar Tera ditabok orang.

“Ada hubungan apa kalian sama Bu Tera?” tanya Pak Iqbal curiga.

“Bu Amelia terutama, Pak. Bukan saya,” ujar Hawa. Tatapan dua bapak itu mengarah ke Amelia, dan dengan senang hati Amelia membongkar tingkah laku Tera di luar sana, termasuk menjadi pelakor di antara hubungannya dengan sang kekasih.

“Buat bapak-bapak nih ya, please gak usah menanggapi si Tera itu, kalau gak mau keluarga Anda hancur. Dia itu perempuan ular, amit-amit deh!” ucap Amelia kesal.

“Dia juga gak bakal mau sama kita kali Bu Amel, uang kita gak sebanyak Pak Jayadi ataupun mantan pacar Bu Amelia,” ujar Pak Iqbal sadar diri, Hawa ngakak mendengarnya. Hah, memang benar sih, perempuan seperti Tera tentu yang dikejar adalah uang untuk memenuhi gaya hidupnya.

“Yang perlu dikhawatirkan sebenarnya Pak Bima,” ujar Bu Dyah tiba-tiba.

“Untungnya Pak Bima memergoki Bu Tera dan Pak Jayadi ciuman, jadi beliau tahu karakter Bu Tera yang murah begitu,” ujar Hawa keceplosan. Padahal semua orang kecuali Amelia belum tahu pasti kasus yang dilakukan oleh Pak Jayadi dan Bu Tera itu apa.

“Kok kamu tahu Miss Hawa?” tanya Pak Iqbal curiga, Hawa tersadar kalau keceplosan langsung meringis saja.

1
Deera
Skrg giliranmu Wa buat blokir no Bimbim ehee
Auto bawa sperangkat alat solat sekalian akhlak nyaa
awokwook /Curse/
Lel: kalau resek sepertinya boleh juga
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
gumush aku nya liat pak bim tarik ulur soal perasaan berasa lagi main layangan eeh pak bim ntar kesalip ama rafka ataw uki uki yang lain nyeeseel 7 tanjakan lhoo..
Lel: kayak anak smp malu2
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
langsung aja pak bim bilang ntar malam papa kamu ada di rumah g..aku mau dan keluarga mau ketemu papa dan mama kamu 🤣🤣🤣
Lel: ouch2
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
weeeh auto uring²an pak bima liat sw nya hawa 🤣🤣
Deera
Kann... apa aku bilang, gengsi sma saldo sama2 tinggi sih/Sleep/
Lel: suka saldo ajaaaaa
total 1 replies
Deera
Bim, Hareudang gak? /Grin/
Lel: terpantau meriang kak
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut yg banyak Thor q kasih kembang sekebon/Chuckle/
kalea rizuky
kasih lah Thor guru baru yg ganteng kaya raya/Curse//Curse/ biar panas si bima
kalea rizuky
heleh songong nya sok ganteng bgt /Puke/
Lel: kikiki
total 1 replies
kalea rizuky
sweet bgt papa
kalea rizuky
heleh awas aja lu. menjilat ludah sendiri bim q ludahin lu
kalea rizuky
km. di selamatkan Tuhan hawa apa jadinya klo qm. ampe nikah ma laki yg gk mau berkomitmen dan tukang selingkuh
Lel: betul bgt
total 1 replies
kalea rizuky
laki dajjal emang
Lel: khilaf😃😃😃
total 1 replies
Deera
Noted ya Bimbim... /Kiss//Rose/
Lel: iyaaaaa dicatatt ajaaa adeh omongan bima apa ajaaa
total 1 replies
Amy
ya iyalaaaah Tahu, Wong yg mergoki dengan saya,,,Hawa Said
Lel: hwwwwkkkk
total 1 replies
Deera
Sipaling Tau tentang Bimbim /Facepalm/
Lel: bikin yang lain curiga
total 1 replies
Heni Fitoria
ihhhh pengen liat tera babak belur dipukuli anak pak jayadi
Lel: Udah dibawa ke UKS kak
total 1 replies
Heni Fitoria
seruuuuuuu
Deera
Bima said: mending gweh yg kaya beneran tp ga banyak Lagak/Casual/
Hawa: ga beLagak tapi belagu/Slight/

reader: bim, ci pox bim ampe engappp/Grin//Tongue/
Lel: hwkwkkwkwk
total 1 replies
Heni Fitoria
santet aja sekalian mel.....
maaf aq nyaranin jahat 🤭🤭🤭
Lel: enaknya sih gitu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!