NovelToon NovelToon
Berantakan Namun Aku Bahagia

Berantakan Namun Aku Bahagia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Agiv_aja

Perempuan berparas cantik manis nan anggun tersebut duduk di teras rumah dengan hembusan angin malam dari pantai yang sejuk sambil merenungkan keluarganya yang hancur sejak ia masih kecil atau bisa di sebut dengan hancur sejak masih di dalam kandungan bundanya. Ia merenungkan kehidupannya yang hancur lembur karena di sebabkan oleh perceraian orang tuanya "Seandainya keluargaku utuh mungkin aku bisa sebahagia mereka yang bisa tertawa puas dengan kehidupan secemara itu". Namun, takdir berkata lain ia gadis berparas cantik nan anggun itu harus menjalani kehidupannya yang seolah-olah biasa saja tanpa melihatkan keorang lain apa yang terjadi di kehidupannya. Namun, dengan ia selalu bersabar Tuhan mempertemukan lelaki yang sangat menyayangi dan bisa disebut pengganti peran ayahnya, akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu semua terbongkar dan laki-laki itu ternyata...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agiv_aja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jaka Tua

"Assalamualaikum bunda, gimana kabar bunda sekarang" ucap perempuan yang suaranya keluar dari dalam handphone bunda milla tak lain yaitu putri satu-satunya yang di miliki bunda milla siapa lagi kalo bukan Adiva Hanum Azzalia. Gadis yang cantik manis nan agun itu, dan di sertai gigi gingsul yang ketika saat tersenyum membuat wajahnya tampak lebih menarik.

"wa'alaikumsalam sayang, gimana kabarnya kakak diva sekarang? " tanya bunda milla, dengan senang, karena ia sudah kurang lebih satu bulan meninggalkan putrinya kini ia juga belom sama sekali ngasih kabar lewat pesan chat apa lagi telfon.

"baik kok bund, terus bunda sendiri gimana kabarnya baik kan, diva kangen bunda soalnya dari kemaren bunda ngak ngabarin sih di kirim pesan chat juga ngak di bales, di telfon juga ngak di angkat emang kemana sih bund.. " celoteh diva kepada bunda milla, karena ia sebal dan saatnya ia ngomong apa adanya yang selama ini ia rasakan dan rasa kekhawatiran terhadapnya.

 Sebenarnya sedari kemaren-kemaren to ia nungguin kabar dari bundanya, eh malah bundanya gak bales² pesan chat yang di kirim diva sehingga membuat ia marah.

"maaf ya nak, bunda belum bisa jawab pesan chat dari diva karena bunda belum siap bunda ngak tega" ucap bunda milla.

Setelah beberapa menit ketika mereka ngobrol saling bertukar kabar dan cerita apa yang diva lakukan semenjak ia di tinggal bundanya, tiba² pak arif menelpon bunda milla sehingga ia bingung mau di abaikan atau di angkat sedangkan posisinya ia sedang telfon putrinya dan mendengarkan cerita dari putrinya tersebut.

Lalu pada akhirnya ia memberi tau diva untuk sudahi telfonnya karena managernya sedang menghubungi, siapa tau penting fikirnya.

("iya pak maaf ada perlu apa ya? ") tanya bunda milla dengan ramah,

(" mumpung sekarang hari libur keluar yuk kita nyari tempat buat ngobrol bisa? ") ucap pak arif, dari nada bicaranya bunda milla sudah tau kalo pak arif gabut sehingga memintanya untuk jalan bareng dirinya.

Bunda milla menghela nafas sehingga terdengar oleh pak arif,

(" saya ngak maksa kok, kalo ga bisa ya udah kapan²! ") kata pak arif, dengan di iringi suara tawa yang kecil.

(" Bisa kok pak, kalo begitu saya siap² dulu bapak jemput saya di kontrakan ya"),

(" oke sampai jumpa nanti! ") ucap pak arif.

Bunda milla akhirnya bergegas bersiap² untuk dandan yang semaksimal mungkin agar terlihat lebih menarik di hadapan pak arif. Tetapi bukan untuk mendapat perhatian dari pak arif tapi lebih mengarah ketika ia di pandang pak arif bisa lebih rapi tidak seberantakan saat bekerja.

***

Sedangkan ketika pak arif mendengar bunda milla mau di ajak jalan kini ia kegirangan dan senyum² sendiri, seolah² ia yakin kalo bunda milla pasti akan jadi miliknya.

"yes, akhirnya kamu mau saya ajak jalan milla" ucapnya sambil bergegas untuk menyiapkan diri.

Beberapa jam kemudian pak arif sudah siap ke kontrakannya bunda milla untuk menjemput dan mengajaknya jalan. Di tengah perjalanan ia sibuk dengan sendirinya bukannya fokus saat menyetir namun ia malah fokus sibuk melihat penampilannya di kaca yang terletak di mobilnya tersebut.

"anjay cakep banget gwe, pesona om² jaka calon istri janda anak satu wih.. masok " ucap pak arif yang kegirangan akan bertemunya ia dengan wanita yang masih cantik layaknya seperti masih perawan ya walaupun bunda milla sendiri adalah seorang janda, tetapi pak arif menghiraukan itu.

Ia hanya ingin mempunyai pasangan yang sayang kepadanya, menerima apa adanya, dan tentunya ia juga ingin membangun rumah tangga yang harmonis, yang isi dalam rumahnya penuh dengan kebahagian.

Tapi itu sulit bagi dirinya untuk membangun rumah tangga yang ia harapkan dan impikan, buktinya pak arif masih jaka sampai umur 35 tahun dan belum bisa menemukan wanita yang benar² tulus kepadanya, menerima dia apa adanya.

Namun, kali ini ia engan untuk menyerah ia ingin mendapatkan wanita itu seutuhnya, walaupun ia sendiri juga belum sebegitu kenal dan akrab. Ia akan berusaha memepetnya sampai wanita itu berada di pelukannya.

"Kali ini saya ngak akan nyerah, saya sudah terlalu lama ngejomblo dan kasian mama papa juga sudah pengen punya cucu dari arif, tenang ma pa arif akan memperjuangkan cintanya arif dan supaya bisa buatkan kalian cucu " katanya sambil fokus mengendarai mobilnya dan menatap jalanan yang sebentar lagi akan sampai di kontrakannya bunda milla yang ia tuju.

***

Bunda milla sedari tadi bingung dengan tingkahnya sendiri, karena semenjak ia nerima telfon dari pak arif ia bingung akan memakai baju yang mana untuk di pakai keluar.

"ah.. sudah lah pakai ini aja bingung saya huft.. lagian juga udah tua ngapain sibuk siapin pakaian sih " kata bunda milla.

Pada akhirnya ia memakai dress pendek warna hitam elegan dan memakai heals tak lupa memakai kacamata layaknya seperti masih anak gadis tapi ini bukan gadis ya guys melainkan janda beranak satu yang terlihat masih nikmat di mata laki².

Setelah di rasa dandannya selesai ia mencari ponselnya untuk menanyakan keberadaan pak arif tetapi ia mengurungkan dan memilih untuk mencari tasnya yang seoutfit dengan dressnya.

Selang beberapa menit kemudian terdengar suara mobil yang berhenti pas di depan rumahnya dan suara bunyi klakson seperti mengisyaratkan supaya ia keluar.

Tin.. tin..

Bunda milla kaget mendengar suara klakson tersebut dan buru² ia keluar dari rumahnya, setelah ia membuka pintunya ternyata ada laki² yang sudah duduk menunggunya di kursi depan kontrakan yang ia tempati sekarang, siapa lagi kalo bukan pak arif.

"em.. pak arif maaf menunggu! " seru bunda milla

"it's okay tak apa " jawab pak arif, dan langsung berdiri menghampiri bunda milla dengan tatapan yang kagum saat melihat penampilan bunda milla, hingga dirinya sangking kagumnya kini pikiran jantannya keluar.

'andai kamu punya saya, pasti saya sudah merasakan keenakannya surga di bumi ini, dan pastinya ular berbisaku ini mungkin tidak nganggur karena memiliki gua yang hangat dan bikin nyaman sampai kena di ubun² dan pastinya nyaman juga untuk bersembunyi semalaman' gumamnya dalam hati.

"pak bapak jadi jalan ngak? " tanya bunda milla, sambil melambai-lambaikan telapak tangannya di depan muka pak arif.

"eh.. iy.. iya ayok, maaf milla lagian sih kamu penampilannya bikin saya tertarik padamu haha! " kata pak arif sambil tertawa kecil kepada bunda milla.

"bapak bisa aja! " seru bunda milla, dengan di iringi senyuman yang tipis ke arah pak arif, membuat jantung pak arif berdetak kencang merasakan rasa nyaman di dalam hatinya.

***

Saat di perjalanan bunda milla selalu melirik kepada pak arif, karena sedari tadi mereka hanya berdiam entah ngak ada topik atau mereka sama² malu. Dan secara ngak sengaja mereka pun selalu pas saat bertatapan satu sama lain.

"ehem.. maaf! " seru pak arif, karena ia terlalu grogi hingga ia sendiri sedari tadi selalu menatap bunda milla karena melihat kecantikannya yang menawan dan lekukan badannya yang bikin ular berbisanya ingin berdiri tegak tapi ia tahan.

"haha tak apa pak! " jawaban bunda milla dengan tertawa kecil sedari tadi ia pun aslinya juga malu sama pak arif.

"em.. jalan² ke mall atau ke taman ya enaknya? " tanya pak arif dengan lembut,

"terserah bapak maunya kemana atau nggak kita makan aja habis itu pulang " jawab bunda milla,

"ets.. jangan dong, masak iya dari kemaren keluar cuman makan, saya akan ajak kamu ke mall beli kebutuhan mu terserah mau beli apa " kata pak arif dengan santai.

"kamu yang traktir ya haha! " seru bunda mila, hingga mereka tertawa oleh jawaban yang keluar dari mulut bunda milla.

Suasana yang canggung kini sudah mereda dan sudah mulai akrab satu sama lain.

"ya jelas saya yang bayar semuanya lah, nanti ambil aja apa yang kamu mau biar saya yang bayar jangan sungkan ini kemauan saya juga! " kata pak arif,

"beneran gapapa nih, kalo semisal saya maunya pak arif gimana? " goda bunda milla Yang sebenarnya ia sendiri sudah tau kalo pak arif selalu mencuri pandangan pada dirinya.

"hahaha yaudah ayok nikah yukk" goda pak arif balik yang tak mau kalah sama bunda milla, sedangkan ia sendiri sudah tau bunda milla bakal menjawab itu karena dia sudah melihat kegugupannya sehingga membuat bunda milla selalu mengumpatkan mukanya saat pak arif sedang bicara, kayak seperti menahan tawa.

"ups.. sorry saya bercanda pak " jawab bunda milla, ia sendiri sebenarnya juga kaget dengan jawaban yang keluar dari mulut pak arif hingga ia kini menjadi diam dan malu sendiri.

'nah mampuskan kamu milla, dapat skak dari atasan kamu' batin bunda milla,

"iya saya tau kok milla, em.. jangan panggil saya pak ya kalo bisa panggil aja saya pakai nama biasa" ucap pak arif

"ngak sopan nanti sama atasan manggil nama, biar saya panggil anda mas! " seru bunda milla dengan kepala yang menunduk.

"bagus milla, saya sebentar lagi akan mendapatkan mu dan kamu akan menjadi milikku selamanya" kata pak arif, ia tak sadar dengan suara yang keluar dari mulutnya hingga terdengar oleh bunda milla dan berhasil membuatnya syok karena perkataannya.

"ngomong apa tadi? " tanya bunda milla,

"eh... enggak, bentar habis ini sampai ke mallnya kok" jawab pak arif yang sedang berusaha mengalihkan pembicaraan dan menyembunyikan rasa malunya dari bunda milla.

Beberapa menit setelah mereka sampai di tempat yang mereka tuju, awalnya bunda milla engan masuk ke mall tersebut karena ia bingung apa yang akan ia beli sedangkan bahan² untuk masak sudah lengkap karena setiap mau pulang kerja ia meluangkan waktunya sebentar untuk berhenti di sebuah minimarket dan membeli bahan² buat masak, sehingga ia tak pernah kehabisan stok bahan makanan tersebut.

1
Mepica_Elano
Suka alur ceritanya.
gvstna: 🥰😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
Raquel Leal Sánchez
Bikin penasaran!
gvstna: ikuti part selanjutnya ya kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!