Perempuan yang sangat menyukai anak kecil yang dibesarkan di panti asuhan lalu mendapat pekerjaan sebagai pengasuh dan guru les untuk anak laki-laki berumur 5 tahun. Namun tidak disangka, ia menemukan jodohnya yang tidak lain om dari anak tersebut. Berawal dari rasa jengkel lalu menjadi cinta .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fega Meilyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syifa bertemu Raka
Di minggu pagi, seperti biasa Hanna meminta izin kepada Bu Ratna untuk pulang. Bu Ratna juga mengizinkan. Beliau meminta Adit untuk mengantar Hanna pulang. Bukan tanpa alasan, Bu Ratna ingin mereka melakukan pendekatan.
Di dalam mobil mereka saling diam tidak membicarakan apapun, tanpa disadari akhirnya mereka sampai.
"Terimakasih pak, maaf merepotkan"
"Tunggu Hanna! Saya ingin bicara. Apa kamu sudah yakin dengan keputusan kamu? Maaf bukannya saya mau menyakiti kamu tapi kamu masih muda tidak selayaknya kamu mendapatkan saya yang sudah pernah menikah dan memiliki anak. Dan saya juga belum memiliki rasa lebih ke kamu".
"Tidak usah khawatir, saya juga melakukannya hanya karna Raka kok pak. Saya memang mengagumi Pak Adit, kalau Pak Adit tidak punya perasaan apa-apa terhadap saya juga tidak masalah, saya mengerti dan menerimanya".
"Aneh, kenapa kamu malah menerimanya? Bukannya itu malah menyiksa kamu?"
"Maaf Pak Adit, saya tidak bisa kasih tau alasannya, saya permisi".
Syifa yang sedang berada di balkon melihat Hanna diantar pakai mobil dan ia langsung turun ke bawah untuk menyambut sepupunya itu.
"Ciieee yang abis diantar sama om galak eh ayang atau apa nih"
"Diem deh ka, aku baru pulang tau! Sudah dituduh yang tidak-tidak"
"Yaa abis gak mungkin dong kalau tidak ada hubungan apa-apa dianterin pulang gitu". Syifa mencolek dagu Hanna sambil tertawa.
"Itu bukan om galak! Tapi itu Pak Adit, papanya Raka"
"Wah ternyata kakak adik saling rebutan nih untuk dapatin kamu".
"Haduh kaka ini kalau tidak tau apa-apa tuh diam dulu"
"Yasudah cepat cerita biar aku tau"
Hanna langsung menceritakan semuanya. Tentunya Syifa kaget, terlebih dengan alasan mengapa Hanna bisa menerima perjodohan tersebut.
"Menikah itu bukan main-main loh Han, kenapa kamu mengorbankan itu semua hanya karena wanita itu M? Dia juga tidak meminta kamu untuk melakukan semuanya kan"
"Kak aku tau, tapi alasan aku juga karna papa kan. Kaka tau sendiri gimana perlakuan papa ke mama dulu. Jujur aku trauma bahkan tidak kepikiran untuk menikah tapi aku rasa ini keputusan terbaik.
Syifa memeluk Hanna untuk menguatkannya. Syifa tau betul masa lalu Hanna seperti apa. Ia menanggung beban yang berat, Hanna benar benar trauma.
Di kamar Hanna hanya termenung menatap figura sang mama.
"Ma, apakah keputusan aku sudah benar untuk menikah tanpa cinta? Jujur aku trauma akan pernikahan".
- Flashback -
"Ma, kenapa papa begitu jahat dengan kita". Mata Hanna sudah berkaca-kaca.
"Papa tidak jahat nak, papa hanya salah paham, kita berdoa saja ya semoga papa bisa berkumpul lagi dengan kita"
"Kakek juga tidak ada mencari kita, apa kakek juga membenci kita seperti papa?"
"Hanna sayang, semua keluarga sayang kok sama Hanna. Jangan berbicara seperti itu lagi ya. Kamu ingat baik-baik ya nak pesan mama, kamu jangan membenci mereka sekalipun, mama tidak ingin kamu menjadi pembenci, anak mama harus menjadi anak yang baik dan selalu bahagia".
"Iya mah, aku akan ingat terus pesan mama"
"Lihat mama lukis apa ini? Bagus gak?
"Wah kupu-kupu, cantik sekali mah!". Matanya berbinar-binar memandang lukisan mamanya.
"Kamu tau apa artinya ini?"
"Tidak mah, emang apa?"
"Kupu-kupu yang indah itu, memang tidak terlahir dengan sayap. Ia adalah makhluk yang pernah diam dalam gelap, menggeliat dalam sempit, ia tidak bisa lari dari ketidaknyamanan.
Kupu-kupu tidak langsung terlahir terbang begitu saja. Ia melewati proses, bahkan sakit. Tapi di luar semua itu, yang tidak banyak orang tau... bahwa keindahan kupu -kupu bukan sekedar soal bentuknya, tapi karena ia pernah bertahan dalam diam paling tak terlihat.
"Aku tidak mengerti mah"
"Sekarang Hanna boleh merasa dunia ini tidak adil atas sakit yang kamu rasa, tapi ketika kamu sudah melewati semua proses itu kamu akan terbang bebas nak"
"Tapi aku kan bukan kupu-kupu mah".
"Memang kamu bukan kupu-kupu. Tapi bukankah kamu juga sedang melalui gelapmu sendiri? Merasakan perih yang tidak orang lain tau? Bukankah kamu juga merasakan luka? Justru karena kamu bukan kupu-kupu, kamu bisa memilih bukan hanya terbang, tapi juga membawa makna ketika kamu sampai ke atas.
Bukan seberapa cepat kamu terbang tetapi seberapa sabar kamu bertahan untuk menjadi. Dan ingat ini "yang indah tidak terlahir dari jalan yang mudah, tapi dari luka yang tak dibicarakan dan kesabaran hanya Allah yang tau". Kamu bukan kupu-kupu, kamu lebih dari itu. Karena kamu punya kesadaran untuk meresapi prosesnya sendiri dan itu adalah bentuk keindahan yang tidak bisa dibandingkan.
Kelak ketika kamu dewasa, kamu akan mengerti semua ini nak".
"Iya mah".
***
Di tempat lain, Syifa sedang berbelanja di salah satu mall untuk membeli kebutuhan toko rotinya.
Di waktu yang sama, Raka dan Adit juga sedang menghabiskan waktu bersama.
Namun ketika Adit sedang menerima panggilan telepon, Raka yang saat itu tepat berada di toko mainan ia langsung masuk saja tanpa memberi tau dulu kepada papanya.
Adit yang tersadar bahwa Raka sudah tidak ada dalam genggamannya pun mencari-cari Raka. Adit sungguh panik, ia mencari Raka kemana-mana namun Raka tak jugs terlihat.
Ketika Syifa yang hendak melewati toko tersebut tidak sengaja melihat anak laki-laki yang sedang menangis. Ia merasa kasian lalu menghampiri anak itu.
"Hei, kenapa kamu menangis?"
"Hiks hiks aku kehilangan papa aku, aku gak tau papa dimana tante".
"Oke baiklah jangan menangis ya, nanti tante bantu carikan papa kamu, kamu jangan takut ya, ayo ikut kita pergi tanya security"
Baru mereka ingin hendak pergi tapi sudah diberhentikan oleh pegawai disana bahwa Raka belum membayar mainan yang ia bawa.
"Yaudah biar saya yang bayar, ayo ke kasir dulu"
Setelah membayar mainan, Syifa langsung mengajak Raka ke tempat security di dalam mall tersebut. Meminta bantuan kepada staff informasi.
"Pak anak ini kehilangan papanya, bisa bantu infokan?"
"Ibu ini siapa?"
"Saya kasian tadi lihat dia menangis, saya hanya lewat dan ingin membantu"
"Baikah bu, nama kamu siapa dan nama papa kamu siapa"
"Papa saya Adit dan saya Raka pak".
Syifa merasa tidak asing dengan nama itu tapi ia pikir di dunia ini banyak yang namanya sama. Syifa tidak merasa aneh sekalipun. Ia juga sedang terburu-buru karena barang dan bahan yang ia beli akan segera dipakai.
Setelah security menginformasikan, akhirnya Adit datang. Karena Syifa sudah sangat terlambat, ia pun langsung pergi pamit kepada Raka tanpa melihat dan bertemu dengan papanya.
"Tante itu papaaaa!!". teriak Raka.
"Raka, maaf ya tante pergi dulu, kamu disini tunggu sebentar ya, itu kan papa kamu sudah datang"
"Iya gapapa tante, sekali lagi terimakasih.
Adit pun langsung menghampiri Raka, ia begitu panik namun sekarang lega.
"Terimakasih ya pak sudah membantu"
"Bukan saya pak, tadi ada seorang wanita yang membawa anak bapak kesini, ia langsung pergi karna sedang buru-buru"
"Iya pah benar, tante itu baik sekali, aku dibelikan ini". Raka menunjukkan makanannya
"Raka lain kali tidak boleh ya seperti tadi. Untung kamu ditemukan orang baik, kalau orang jahat bagaimana?"
"Iya pah maafin Raka ya"
"Yasudah tidak apa nak"
"Aku lupa bertanya siapa nama tante itu pa, baik sekali, cantik lagi hehe"
