NovelToon NovelToon
Pria Dari Belgia

Pria Dari Belgia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Beda Dunia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kelly Hasya

"Aku sudah lama tidak pernah merindukan siapapun. Karena aku tahu, rindu itu cukup berat bagiku. Tapi sekarang, aku sudah mulai merindukan seseorang lagi. Dan itu kamu..!"

Maarten tahu, hidupnya tak pernah diam. Dia bekerja di kapal, dan dunia selalu berubah setiap kali ia berlabuh. Dia takut mencintai, karena rindu tak bisa dia bawa ke tengah laut.

"Jangan khawatir, kupu-kupumu akan tetap terbang.
Meski angin membawa kami ke arah yang berbeda,
jejak namamu tetap tertulis di sayapnya"

Apakah pria dari Belgia itu akan kembali?
Atau pertemuan kami hanya sebatas perjalanan tanpa tujuan lebih?

(Kisah nyata)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kelly Hasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GAMBAR ITU

Aku masih berdiri di depan Gate A1, mataku menatap layar kedatangan yang terus bergerak. Orang-orang berlalu-lalang, tapi pikiranku hanya terpaku pada satu nama, Maarten. Aku menunggunya dengan sabar. Seperti yang dia katakan. Hanya 20 menit. 

Lalu, tanpa aba-aba, aku merasakan sepasang lengan melingkar dari belakang. Pelukan yang begitu kukenal. Hangat. Lembut. Tidak terburu-buru. Seolah seluruh ketegangan di tubuhku luntur seketika.

“Aku kangen banget,” bisiknya pelan di dekat telingaku, dengan suara yang sedikit serak karena kelelahan.

Aku menutup mata sejenak. Menyerap detik itu dalam-dalam. Bau parfumnya yang khas, detak jantungnya yang terasa di punggungku, genggamannya yang erat seolah tak mau melepas lagi. Dunia ramai, tapi di saat itu, hanya ada kami.

Aku berbalik pelan, menatap wajah yang beberapa hari ini hanya kulihat lewat video call. Matanya menatapku seperti seseorang yang akhirnya pulang. Lelahnya tidak bisa disembunyikan, tapi senyumnya tetap penuh cahaya.

“Kamu beneran datang,” kataku hampir berbisik, nyaris tak percaya.

Dia mengangguk kecil, lalu menyentuh wajahku. “Karena adalah kura-kura. Walaupun terlambat, tapi aku datang....”

Kamipun berpelukan. Seminggu terasa sangat lama bagi kami. Kami saling bertatapan, tidak peduli siapapun yang melihat. Lalu, Maarten menyentuh pipiku. 

"Kamu cantik banget hari ini"

"Kamu juga....... "

"Aku.... Cantik?"

Kami tertawa pelan. 

"Maksudku... Kamu juga tampan hari ini"

"Yayaya, aku tau. Aku memang tampan". Katanya sambil membuka topi dan merapihkan rambutnya. Lalu kamipun tertawa lagi. Aku mencubit pipinya pelan. 

"Oh ya Kelly. Pesawat ke Bali mulai boarding jam enam sore. Kita masih punya waktu dua jam."

Aku mengangguk pelan. Jantungku masih belum tenang. Setelah semua yang terjadi. Kekhawatiran yang sempat menyelinap, akhirnya kami di sini, berdiri bersama lagi.

Maarten melihat ke sekeliling wajahku, lalu menatapku penuh perhatian. "Kamu capek?" tanyanya sambil menyentuh pipiku.

"Capek nunggu kamu," jawabku setengah bercanda, tapi suaraku sedikit bergetar.

Dia tersenyum, lalu mengecup keningku pelan. "Maaf… Tapi sekarang aku di sini. Bersamamu."

Aku tersenyum hangat. Seperti mimpi, tapi bukan mimpi. Lalu kamipun duduk sebentar. 

"Oke Kelly, sebelum kita bisa istirahat dengan tenang, kita harus ke check-in counter dulu. Kita titipin koper ke bagasi, biar nanti pas boarding nggak ribet."

Aku mengangguk dan menuruti perintahnya. Maarten berdiri dan langsung membawa koperku. 

"Tapi Maarten..... ". Aku menahan tangannya refleks. 

" Why??"

"Aku... Aku lupa lagi bagaimana caranya naik pesawat. Aku takut membuatmu malu"

Maarten tersenyum kecil dan mengusap rambutku. 

"Aku disini... Aku tidak akan membiarkan kupu-kupuku terbang sendirian"

Aku tersenyum haru. Manusia macam apa dia ini? Kenapa sangat baik? 

Lalu kami pun berjalan menuju area check-in counter. Maarten menggenggam gagang koperku, lalu tanpa berkata apa-apa, dia juga mengambil tasku dari pundak. Aku sempat menahan tangannya.

"Maarten, kamu udah capek habis perjalanan jauh… Kamu juga bawa ransel sendiri, kamu gak usah repot-repot bawa barangku". Kataku lirih, merasa tak enak hati. 

"Kamu adalah puteriku, dan seorang puteri harus dilayani dengan baik....!"

Nada suaranya tenang tapi tegas. Wajahnya memang terlihat letih, tapi di matanya masih ada cahaya ketulusan yang membuatku terdiam. Inilah alasan yang membuatku jatuh cinta kepadanya. Dari semua caranya memperlakukanku. 

Aku hanya berjalan di samping Maarten, mengikuti langkahnya yang mantap di tengah riuhnya bandara. Sesekali dia menoleh dan tersenyum ke arahku sambil tersenyum. Kami menyusuri koridor panjang menuju gate A1, di mana lampu-lampu putih menggantung seperti bintang-bintang yang tenang. Saat tiba di depan area check-in, kami disambut dengan hangat oleh petugas yang ramah. Suara mereka lembut. Mereka meminta identitas kami dan juga boarding pass. 

Koperku dan ransel Maarten akhirnya sudah disimpan di area bagasi, melalui proses di check-in counter. Lalu petugas menempelkan stiker kecil di setiap koper sebagai penanda. Setelah semua selesai, aku merasa sedikit lega. Beban terasa berkurang, bukan hanya di tangan kami, tapi juga di dada. Maarten meraih tanganku, tersenyum, lalu berkata bahwa sekarang kami bisa beristirahat sebentar sebelum waktu boarding tiba.

"Kita pergi ke area smoking sekarang. Tempatnya sangat sejuk, banyak pohon juga. Kita bisa duduk santai disana"

Aku mengangguk setuju. Dan kamipun berjalan menuju area smoking. Disana, kami memesan kopi dingin dan duduk bersama, bercerita tentang perjalanan. Lalu aku membuka diary kecilku yang disimpan didalam saku jaket. 

"Apa itu?"

"Buku diaryku"

"Boleh aku lihat?"

"Boleh.. Buka saja"

Lalu Maarten pun membuka buku diaryku. Dia tersenyum kecil. 

"Ini terlihat seperti kamus bahasa inggris, bukan diary"

"Haha, iya! Aku menulis idiom bahasa inggris disini. Kamu tau, bahasa inggrisku cukup buruk"

"Hey... Kamu keren! Bahkan aku saja bisa berbicara denganmu sekarang. Bahasa inggrismu cukup bagus"

Lalu Maarten pun membuka lagi setiap bagian dari diaryku. Lalu dia meminjam pulpenku. 

"Kelly, boleh aku menulis sesuatu disini?"

"Tentu saja.. "

Lalu dia pun mulai menulis sesuatu di buku itu. Aku memperhatikannya dengan seksama. Ternyata dia sedang menggambar seekor kupu-kupu yang sangat indah. Setiap goresan tangannya begitu hati-hati, seperti ingin menyampaikan sesuatu yang tak terucap lewat bentuk dan warna. Ia terlihat sangat fokus. Aku memperhatikan wajahnya dari samping. Ada kekaguman yang tumbuh perlahan. Ada perasaan bangga yang tak bisa kulukiskan, hanya bisa kurasakan dalam dada yang menghangat.

Gambar kupu-kupu itu semakin cantik, sayapnya mengembang sempurna dengan lekuk yang halus dan simetris. Lalu, tanpa berkata apa-apa, dia menyelipkan sebuah nama di bagian kanan dan kiri sayap kupu-kupu itu.

"KELLY – MAARTEN"

Aku terdiam. Sederhana, tapi penuh makna. Nama kami menyatu dalam satu makhluk kecil yang melambangkan kebebasan, harapan, dan keindahan yang rapuh. Aku hampir tak sanggup berkata apa-apa. Tapi dalam hati, aku tahu.. Aku mencintainya.

“Lihat, bagus kan?”. Tanya Maarten sambil menoleh padaku, senyumnya lebar penuh antusias.

Tapi aku tidak langsung menjawab. Mataku masih terpaku padanya, memperhatikan setiap geraknya. Tangannya yang masih memegang pensil, wajahnya yang sedikit tertunduk, dan raut serius yang perlahan berubah menjadi bangga. Aku bahkan belum benar-benar melihat gambar kupu-kupu itu. Yang kulihat hanyalah dia. Diam-diam aku tersenyum, merasa aneh karena perasaan ini datang begitu saja. Mungkin karena kami akhirnya bertemu. Atau mungkin, karena aku mencintainya. 

"Kelly... Hallo..."

Maarten mencoba menarik perhatianku sambil melambaikan tangannya pelan di depan wajahku.

Aku berkedip cepat, lalu tersenyum canggung.

“Eh... iya, iya. Bagus banget,” 

Jawabku akhirnya sambil memandangi gambar kupu-kupu yang sekarang terlihat jelas.

“Bagus banget,” Ulangku, kali ini dengan jujur. Tapi bukan hanya gambar itu yang kupikirkan. Ada sesuatu yang jauh lebih indah di hadapanku, orang yang menggambarnya.

"Are you okay??"

"Yes, yes, i'am okay...... "

Maarten lalu tersenyum kecil dan menunjukan lagi gambarnya. 

"Lihat... KELLY....MAARTEN.. Aku menulis nama kita disayap kupu-kupu ini". Katanya sambil menunjuk bagian kanan dan kiri sayap gambar itu. 

"Kenapa harus seperti itu?"

"Karena menurutku, kita seperti dua sayap itu. Harus beriringan agar bisa terbang"

Aku terdiam. Perasaanku mulai bergejolak. Lalu dia menoleh padaku sejenak, dan berkata lagi, dengan suara yang lebih pelan. 

"Karena kalau hanya satu yang bergerak, kupu-kupunya tidak akan pernah bisa terbang.. "

1
Dewi Ink
syediih ka
Kelly Hasya: sudah baca sampe bab mana nih? hehee
total 1 replies
Kelly Hasya
pengen nangiiissss 😢😢😢
Kelly Hasya
😢😢😢😢😢😔
Kelly Hasya
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Kelly Hasya
😭😭😭😭😭😭
Kelly Hasya
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Kelly Hasya
Maarten pria yang istimewa 🌼🌼🌼
Kelly Hasya
Sedihhh 😭😭😭😭
Kelly Hasya
bikin nangiss 😭😭😭😭😭
Kelly Hasya
oke🌼🌼🌼🌼🌹
Kelly Hasya
mantapp
Kelly Hasya
keren 👍👍
Kelly Hasya
kelasss....
Kelly Hasya
kupu-kupu cantik 🌼🌼🌼
Kelly Hasya
kereeennn 🏆🏆🏆
Kelly Hasya
KEREN 🌼🌼🌼🌼🌼
Kelly Hasya
LUPAKAN MASA LALU 🌹🌹🌹🌹🌹
Kelly Hasya
Maarten dan Kelly cocok bangetttt🏆🍟
Kelly Hasya: 🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
total 1 replies
Kelly Hasya
mantap
Kelly Hasya
gak bosen bacanya❣️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!