NovelToon NovelToon
Sah! Hutang Dibayar Menikah

Sah! Hutang Dibayar Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cherryblessem

(Update setiap hari selama ongoing!)

Clara merasa kepalanya pusing tiba-tiba saat ia melihat kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya. Mereka berdua tampak terkejut seperti melihat hantu setelah menyadari Clara muncul dari balik pintu kamar dengan cake bertuliskan 'Happy 6th anniversary' yang telah jatuh berantakan di bawah.

"Sa–sayang ...." Kris wang, kekasihnya tampak panik sambil berusaha memakai kembali dalaman miliknya.

Leah Ivanova juga tak kalah terkejut. Ia tampak berantakan dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain yang kini Tanpa busana.

"Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Clara!" Kris berusaha mengambil alih Clara.

Gadis itu tersenyum kecut. Berani sekali ia bicara begitu padahal segalanya telah keliatan jelas?

*

Baca kelanjutannya hanya di noveltoon! Gratis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherryblessem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH| 31

"kau gila?" Clara menatap Julian tidak percaya.

"Apakah kamu punya ide lain selain keguguran?" Julian memandang Clara, tidak yakin gadis itu memiliki jawaban yang bagus. "Ataukah kamu mau punya anak betulan?" lanjutnya sengaja menggoda gadis itu.

Wajah Clara memerah. Ia kesal mendengar Julian selalu punya cara membalikkan kata-kata.

"Dasar gila!" kesal Clara.

Julian menarik bibirnya sedikit, menahan senyumannya lalu memandang Dr. Hans.

"Apakah bisa?" Julian kembali bertanya.

Dr. Hans tampak masih kaget namun kemudian menguasai dirinya sendiri. "Tentu saja, bisa. Namun, anda harus berhati-hati. Itu lebih baik daripada mempertahankan kehamilan yang palsu."

Diluar dugaan, Dr. Hans setuju dengan saran Julian.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan mengaturnya."

Setelahnya, Dr. Hans pamit pulang dan berjanji akan melakukan yang terbaik untuk Julian. Setelah Dr. Hans pergi, Clara memandang Julian sangsi.

"Kenapa kamu membicarakan soal ini secara blak-blakan pada beliau? Tidak takut kah dirimu soal kebohongan ini?" Clara memandang Julian dengan tatapan kesal.

Julian tak berekspresi banyak. "Aku sudah mempertimbangkan segala hal. Kau tak perlu meragukan Dr. Hans. Dia orang yang paling loyal di sisiku. Kita tak akan dikecewakan olehnya. Dia adalah orang kepercayaanku dan sangat mustahil baginya untuk berkhianat." Jelas Julian sambil memandang Clara.

"Ya, sudahlah kalau begitu." Clara beranjak pergi menuju kamarnya lagi, meninggalkan Julian sendirian.

*

Clara merasakan detak jantungnya semakin parah ketika ia melihat pintu masuk ke ruang VIP sebuah hotel yang telah di booking khusus untuk makan malam keluarga Julian. Hari ini adalah hari ulang tahun ayah Julian.

Selain agenda makan malam, Clara tahu bahwa ini bukan hanya sekedar ulang tahun namun pembahasan mengenai banyak hal yang terjadi dalam keluarga ini beberapa hari terakhir.

Clara mengambil duduk disebelah Julian ketika tiba didalam. Sudah lengkap keluarga inti Julian dan mereka semua tampak sangat serius. Sebuah ekspresi yang jarang dilihat saat acara ulang tahun.

"Kita disini bukan hanya untuk ulang tahun Ayah. Tapi, Ayah ingin kita membicarakan hal yang penting. Terutama tentang kamu, Julian." Robert membuka suara.

Clara merasa gugup sekaligus lega. Apa yang diucapkan Ayah Julian merupakan apa yang ia pikirkan. Ia melirik Julian yang tampak tenang. Sepertinya, Julian juga sudah tahu situasinya.

"Bagaimana kabarmu, Adik ipar?" Donnie menyapa Clara. Ini pertama kalinya Clara bertemu keluarga inti Julian dengan lebih dekat.

"Aku baik. Bagaimana kabarmu, Kak?" Clara tersenyum, balas menyapa.

"Kuharap, kamu tak terlalu tertekan, ya." Donnie tersenyum.

Clara kemudian menyapa Ratih, istri Donnie dan ibu mertuanya dengan baik. Mereka tampak menyambutnya dengan lembut namun hati Clara masih saja berdebar kencang.

"Apa yang akan kau lakukan jika kau diberikan kesempatan oleh kakek untuk memimpin?" Robert langsung bertanya ketika makanan selesai dihidangkan.

Julian tak banyak bereaksi. "Entahlah."

"Jawaban apa itu? Tidak tahukah kamu bahwa keluarga kita menjadi kacau berapa hari ini?" Robert takjub mendengar jawaban santai putra bungsunya. "Apakah kau tidak takut akan apa yang mungkin terjadi?"

Julian memandang Ayahnya dengan tenang. "Kakek hanya memberikan satu kepercayaan kecil dan kita sudah berani mengira dia ingin suksesi padaku? Kupikir, itu sangat memalukan." tegur Julian.

Robert menghela nafas berat. "Kau tahu, kita mungkin berpikir seperti itu tetapi keluarga yang lain tidak. Kita adalah keluarga terakhir yang membicarakan soal ini setelah yang lain!" Robert terdengar khawatir.

Julian menghela nafasnya lelah. Sepertinya, ayahnya takut mereka akan ada dalam masalah lagi ketika suksesi yang kemarin.

"Tenanglah, Ayah. Aku bisa mengatasinya. Kakek melakukan itu hanya karena perusahaan ku sedang naik. Dan lagi, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi keluargaku. Ayah tak perlu khawatir."

Mendengar kata-kata putranya, Robert menghela nafasnya berat. Apakah Julian mampu menangani ini? Ia berharap, semoga yang dikatakan oleh Julian benar. Semoga, ayahnya tak membuat keluarganya saling membenci dan berakhir kacau.

"Ayah percaya padamu, Julian. Kau tak harus menjadi pewaris utama. Kau cukup menjaga dirimu dan istrimu. Ayah tak mau kau terkena masalah."

Kata-kata Robert rupanya membuat hati Clara tersentuh. Ia memandang Julian sambil tersenyum bangga. Sepertinya, Robert menyayangi putranya meskipun ia terlihat cuek. Robert dan Julian tampak sangat mirip di beberapa hal.

"Berhati-hatilah pada Revan dan Sophie, Dik. Aku tak tertarik dengan perebutan kekuasaan karena aku cukup trauma dipaksa menikah. Ratih pun, demikian," ia mengambil jeda untuk memandang istrinya, mencari validasi. "aku tak akan ikut suksesi. Tapi, ingatlah bahwa keluarga kita yang lain adalah para serigala dingin." lanjutnya terdengar serius.

"Aku sudah tahu." singkat Julian.

"Dan, kau, adik ipar," Donnie membuat perhatian Clara teralih padanya. "Berhati-hatilah dengan mereka juga. Aku sering lihat kau terjebak dengan Sophie. Namun, selain Sophie, ada banyak orang yang harus Kamu hindari. Berhati-hatilah." lanjut Donnie memperingati.

Clara menelan ludahnya kasar. Ia tahu dengan sangat jelas betapa keluarga ini seperti ular. Namun syukurlah, keluarga inti Julian tidak sejahat itu.

Clara yang merasa gugup mengarahkan tangannya untuk mengambil wine yang tertuang di gelasnya. Saat ingin meminumnya, mendadak, ruangan itu terlihat panik.

"Jangan minum itu! Bahaya!" Yanny memandang menantunya dengan mata terbelalak.

Clara tampak terkejut dengan larangan Yanny yang tiba-tiba. Segera, Julian mengambil alih dan meraih gelas wine Clara dengan paksa. Clara memandang heran ke sekelilingnya. Ada apa ini? Apakah ini racun? Mengapa ada racun di ruang makan keluarga? Dan terlebih lagi, mengapa itu ada dalam minumannya?

1
sjulerjn29
semangat up nya thor😊
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak!!! /Kiss//Kiss//Kiss//Rose//Wilt/
total 1 replies
partini
menarik
Cherryblessem: terima kasih sudah mampir kakakk/Rose/
total 1 replies
Y. Kasanova
Semangat
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!