NovelToon NovelToon
Bulan & Angkasanya

Bulan & Angkasanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Persahabatan / Cinta Murni / Light Novel
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Keirina

Bulan akhirnya bertemu dengan seseorang yang bisa membuatnya tidak malu mengakui segala perasaan yang ada di hatinya. Kenneth, siswa baru di sekolahnya yang belum lama Bulan kenal, tapi berhasil menaklukan hati Bulan.

Tapi rahasia Kenneth yang baru Bulan ketahui berhasil membuat Bulan takut. Takut kalau Kenneth tiba-tiba pergi meninggalkannya.

Apa Bulan masih bisa tersenyum secerah sekarang kalau Kenneth tidak ada?

Kenneth yang sebelum bertemu Bulan tidak takut kalaupun besok dia pergi, kini tidak lagi.
Bulan berhasil membuat Kenneth takut jika saja besok dia pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keirina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEJADIAN TIDAK TERDUGA

"Ken, kenneth!" Fahri memberi intruksi pada kenneth agar mengoper bola kepadanya.

Kenneth yang sedang mendribble bola basket ke arah ring lawan melihat posisi Fahri yang berusaha menghadang lawan mereka yang ada di belakangnya. Kenneth lalu melempar bolanya pada Fahri dan berlari ke arah ring lawan.

Fahri berlari mendribble bola menuju ring lawan sambil menghindar dari tim lawan yang ingin merebut bolanya dan begitu berada dekat dengan ring Fahri pun menshoot bola masuk ke dalam ring lawan.

"WOOOO..." Teriakan orang-orang yang menyaksikan final turnamen basket hari ini terdengar begitu Fahri mencetak poin untuk timnya. Fahri berlari ke arah teman setimnya bertos ria dan kembali ke formasi mereka lagi.

***

"Kemana nih?makan?jalan-jalan?" Tanya Sari antusias pada Gino, Bulan, Fahri, Kenneth, Niko dan Yuda.

Pertandingan final turnamen basket berakhir beberapa menit yang lalu dan seperti yang dikatakan oleh Fahri tim basket SMA PELITA pulang sebagai juara pertama tahun ini. Mereka semua sudah berkumpul di parkiran setelah Fahri, Kenneth, Niko, Gino dan Yuda selesai berganti pakaian.

"Makanlah lapar gue habis buang energi banyak buat bawa pulang piala" Sombong Gino sambil meregangkan tubuhnya.

"Perasaan yang nyetak point banyak tadi gue perhatiin Fahri sama Kenneth" Bulan menatap Gino.

"Lo pikir kalau lawannya gak gue hadang mereka bisa nyetak point??"

Bulan menatap Gino dengan wajah mengejek. Gino menghela nafas malas meladeni Bulan.

"Ya udah cafe biasa kalau gitu"

"Gue langsung balik ya" Kenneth melihat Fahri.

"Gak ikut lo?"

"Next time aja gue ikut mau langsung pulang"

"Yah sad..Kenneth gak ikut" Sari menatap kecewa. Niko yang di sampingnya langsung menatapnya cemburu. "Ih lucu deh kamu lama-lama" Sari menatap Niko gemas. Kenneth tertawa yang lainnya menatap dengan raut wajah geli mereka.

"Ya udah kalau gitu gue juga, capek mau tidur" Kata Bulan yang datang bersama Kenneth.

"Capek ngapain lo?perasaan tadi cuma duduk doang teriak juga enggak. Gue sama Sari yang teriak-teriak sepanjang pertandingan aja nggak capek"

"Biasa Jon dia bukan capek, memang mau balik sama Kenneth aja" Sari tersenyum menggoda Bulan.

"Terserah lo deh Sar!" Bulan malas meladeni

"Ya udah kalau gitu kita duluan ya, ketemu besok di sekolah" Fahri bertosan dengan Kenneth dan Bulan, diikuti dengan yang lain.

***

Sari menyeruput jus strawberrynya. Mengambil sepotong kentang goreng dan memakannya. Niko yang duduk di sampingnya juga memakan kentang gorengnya.

Gino, Fahri, Niko, Yuda, Jono dan Sari sudah berkumpul di cafe sejak beberapa menit yang lalu.

"Lo semua ngerasa ada yang aneh gak sih sama Kenneth, Bulan" Sari membuka obrolan mereka

Jono yang sedang makan menatap Sari, "Iya, makin dekat gak sih"

Sari mengangguk, tangannya sambil bergerak menunjuk Jono yang duduk di sudut mengiyakan ucapannya.

"Terus anehnya dimana?bukannya kita semua juga dekat?" Gino ikut berkomentar tidak mengerti dengan maksud perkataan Sari dan Jono

"Iiss beda Gin!" Sari menyangkal

"Mereka juga sering pulang barengkan karna rumahnya dekat" Fahri ikut menimpali

Yuda yang mendengarkan sambil menyereput minumnya juga setuju dengan Sari dan Jono, "Menurut gue juga beda"

"Bener kan Yud!memang cowok-cowok ini aja pada gak peka!" Sari melihat Yuda dan Gino bergantian. "Tapi, menurut gue Bulan sama Kenneth juga gak sadar"

"Menurut gue juga gitu memang dasar dua-duanya gak peka aja kayanya" Sari mengangguk mengiyakan perkataan Jono. Obrolan mereka terus berlanjut.

***

Kenneth dan Bulan menyusuri jalan raya dalam diam. Kenneth yang mengendarai motornya memperhatikan jalan di depannya dalam diam. Bulan yang duduk di boncengan motor Kenzo juga diam memperhatikan setiap kendaraan dan gedung-gedung yang mereka lewati.

Kenneth yang sedang mengendarai motor tiba-tiba merasakan tidak enak dibagian perut dan dadanya juga terasa sesak. Dari tadi pagi Kenneth memang sudah merasa tidak enak badan bahkan dari kemarin malam padahal Kenneth tidak lupa meminum obatnya sekalipun. Apa Kenneth terlalu memaksakan tubuhnya?

Kenneth mengatur nafasnya berusaha menahan rasa sakit yang tiba-tiba dirasakannya. Kenneth memegang bagian perutnya dengan tangan kiri. Dia menurunkan kecepatan motornya karena rasa sakitnya semakin tidak bisa ditahannya. Kenapa dirinya harus sakit sekarang.

Bulan yang menyadari kecepatan motor Kenneth yang menurun memperhatikan Kenneth dari belakang merasa ada yang aneh, Bulan melihat Kenneth dari kaca spion, tapi wajahnya tidak kelihatan karena tertutup helm full facenya. "Lo kenapa?" Tanya Bulan menyadari tangan Kenneth yang memegang bagian perutnya.

Kenneth tidak menjawab Bulan. Dia mengendarai motornya melipir ke pinggir jalan yang sepi dan menepikan motornya. Kenneth menstandar samping motornya dan terburu-buru turun dan membungkuk memegangi perutnya kesakitan. Bulan juga turun dari motornya, melepas helm dan menaruhnya di atas motor. Menghampiri Kenneth yang terlihat sedang kesakitan kebingungan.

"Ken lo kenapa?" Bulan ikut jongkok memegang punggung Kenneth ragu yang duduk meringkuk kesakitan sambil memegang perutnya. Raut wajah Bulan berubah panik karena melihat Kenneth yang merintih kesakitan. Bulan celingukan melihat ke sisi kanan dan kirinya yang tidak ada siapa-siapa. Bulan kembali melihat Kenneth dan melepaskan helm Kenneth yang belum dilepasnya dari kepala dan meletakkannya di bawah.

Kenneth memegang bagian perut, dadanya bergantian, mengatur nafas sambil memejamkan matanya menahan rasa sakit yang tidak bisa dideskripsikannya dengan kata-kata.

"Ken lo kenapa?" Bulan kembali mengulang pertannyaannya, dia benar-benar bingung harus melakukan apa. "Perut lo sakit?",

"Kenneth!"

Bulan melihat sekelilingnya tidak ada pejalan kaki yang lewat hanya ada motor dan mobil yang lewat begitu saja. "Ken gue bingung, lo kenapa?" Tanya Bulan lagi, suaranya terdengar sangat khawatir, matanya tidak teralihkan sedikitpun dari Kenneth.

Kenneth mengatur nafasnya, membuka mata melihat Bulan yang saat ini menatapnya dengan raut wajah yang terlihat cemas, panik dan kebingungan. Kenneth diam beberapa detik, "Lan antar gue ke rumah sakit kasih tolong" Ucap Kenneth berusaha menahan rasa sakitnya.

Bulan diam selama beberapa detik butuh waktu untuknya mencerna perkataan Kenneth karena otaknya sedang tidak bisa diajak berpikir jernih. Bulan mengeluarkan handphone dari sakunya dengan tergesa-gesa, "Bentar bentar gue pesanin taxi dulu" Katanya dan langsung memesan taxi online dari sebuah aplikasi. Setelah mendapatkan taxi onlinenya Bulan memperhatikan sekelilingnya dan melihat tukang tambel ban yang ada di seberang jalan tidak jauh dari mereka.

"Lo tunggu bentar ya di sini" Kata Bulan pada Kenneth dan mengambil helm Kenneth kemudian mengendarai motor Kenneth ke tempat tambel ban itu untuk dititipkan, nanti Bulan akan minta tolong pada Fahri atau yang lain untuk mengambilkan motornya. Untung saja Bulan sempat belajar mengendarai motor Fahri yang sejenis dengan motor Kenneth jadi Bulan bisa mengendarainya.

Beberapa menit kemudian Bulan kembali mendatangi Kenneth setelah menitipkan motornya dan tidak lama setelahnya juga taxi online mereka datang dan Bulan langsung membawa Kenneth masuk ke dalam taxi. "Bang ngebutan ya!teman saya sakit ini!" Kata Bulan pada supir taxi onlinenya. Kemudian mereka meninggalkan tempat itu menuju rumah sakit kasih. Bulan memperhatikan Kenneth yang terlihat pucat, keringat dingin dan seperti sedang menahan sakit sambil memejamkan mata di sampingnya.

Bulan menatap dengan khawatir dan tangannya reflek memegang dahi Kenneth yang panas dan juga berkeringat. Kenneth membuka matanya saat merasakan sentuhan Bulan dan menatap mata Bulan yang terlihat mengkhawatirkannya. Tapi, kemudian Kenneth kembali memejamkan matanya, mencoba menahan rasa sakit yang dirasakannya.

1
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Frontier
Blackrose
Daebak!
Ritsu-4
Bravo thor, teruslah berkarya sampai sukses!
Joko Castro
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
foxy_gamer156
Bikin ketagihan deh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!