Juara 1 event anak Genius S4 🥇
________
Keadaan memisahkan mereka berdua, maka takdir jua yang mempertemukan mereka kembali. Aisyah dan Lucas bertemu kembali setelah enam tahun lamanya. Tetapi, dengan kondisi yang berbeda. Lucas tak mengenali Aisyah, karena dia hilang ingatan pasca kecelakaan pada enam tahun yang lalu. Dia melupakan semua momen manisnya bersama dengan Aisyah. Dia malah mengingat jika dirinya belum pernah menikah.
Akan tetapi, Aisyah sangat mengenal sosok pria yang bernama Lucas itu, yang menjadi pria asing yang datang ke Indonesia untuk membuka cabang perusahaannya. Aisyah, yakin jika sang CEO adalah ayah dari anak-anaknya.
Bagaimana cara Aisyah membuktikan jika pria itu adalah suami dan Ayah dari anak-anaknya? Yuk, simak kisah mereka di Kembar Genius Milik Mantan Mafia!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembar Genius 23
Tiba di rumah sakit. Lucas telah diperiksa oleh Dokter Rico. Dokter baru yang menangani Lucas setelah dokter yang kemarin ikut penelitian bersama dengan Dokter Kevin.
"Dok, apa yang menyebabkan Tuan Lucas sering merasakan sakit di kepalanya?"Elliot bertanya kepada dokter yang sedang memeriksa CT scan milik Lucas pada beberapa hari yang lalu.
"Hasil dari CT scan ini memang mengatakan jika Tuan Lucas mengalami geger otak dan itu bersifat tinggi. Geger otak pada sifat tinggi ini bisa menyebabkan pada kematian,"ujar sang dokter. Pernyataan Dokter Rico mengejutkan Elliot dan juga Lucas. Selama ini dokter tak pernah mengatakan hal buruk pada kondisi Lucas.Pria ini sering mengalami sakit kepala hingga kadang menyebabkannya jatuh pingsan.
"Dok, apa masih bisa disembuhkan?"Elliot bertanya dengan suara yang pelan.
"Untuk kemungkinan sembuh 100% saya belum bisa memastikannya. Tetapi, Anda masih bisa berobat sesuai dengan prosedur rumah sakit hingga sakit pada bagian kepala Anda menjadi lebih baik,"lanjut sang dokter.
"Tapi, masih ada harapan 'kan Dok?"
"Masih,"jawab dokter tersebut. Lucas terlihat masih diam memikirkan ucapan sang dokter. Lalu, berdiri dari tempat duduk yang membuat Elliot mendongakkan kepalanya menatap Lucas yang sudah lebih dulu pergi.
"Dok, lakukan yang terbaik untuk pengobatan Tuan Lucas. Berapapun biayanya akan kami bayar,"ucap Elliot dengan penuh harapan kepada sang dokter.
"Kami selaku dokter hanya bisa berusaha. Semuanya ada di tangan Tuhan,"ujar sang dokter. Elliot mengerti dengan ucapan dokter tersebut.Lalu, berpamitan pergi meninggalkan ruangan Dokter Rico. Di luar ruangan terlihat Lucas yang berdiri dengan raut wajah yang cemas lalu menoleh ke arah Elliot yang baru saja keluar dari ruangan Dokter Rico.
"Kita pulang!"ajak Lucas. Elliot hanya mengangguk pelan dan mengikuti langkah kaki pria itu menuju tempat parkiran mobil.
Di dalam mobil Lucas menyenderkan kepalanya di jok mobil sembari memejamkan kedua matanya. Elliot menatap khawatir Lucas dari arah spion depan.
"Tuan, apa Anda baik-baik saja?"
Lucas membuka matanya lalu menghela napas pelan sembari melihat ke arah Elliot.
"Aku ingin bertemu dengan Reza,"ucap Lucas pelan. Elliot menaikan satu alisnya yang sedikit bingung dengan permintaan Lucas.
"Kenapa kau diam? Apa ada yang salah dengan ucapanku?"
"Tidak, tetapi Anda yakin ingin bertemu dengan Reza? Anda tahu sendiri bagaimana tadi pagi dia bersikap terhadap Anda, Tuan. Saya tak ingin...."
"Aku hanya ingin bertemu dengan mereka, kenapa kau banyak sekali bertanya,"Lucas mulai geram dengan berbagai macam pertanyaan dari Elliot.
"Baiklah, kita ke sana!"Elliot melirik jam tangan. Saat ini sekitar jam 16.00, sore hari.
"Kenapa kau berhenti?"Lucas bertanya ketika Elliot menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Kenapa kita ke sana? Bukankah malam ini adalah malam parti happy birthday Anda, Tuan?"
Lucas memijit kepalanya yang tak sakit. Benar saja dia melupakan hal itu, lalu Lucas meminta Elliot untuk membawanya kembali ke rumah.
"Aku bisa bertemu dengan mereka nanti malam,"ucap Lucas pelan lalu kembali memejamkan matanya dan menyenderkan kepala di jok mobil.Akhrinya, Elliot melanjutkan perjalanan untuk kembali ke rumah.
Malam ini adalah malam parti birthday untuk Lucas. Aisyah, sedang bingung memilih gaun yang cocok dia kenakan. Sedangkan, dia telah membeli sebuah kado yang spesial menurutnya untuk Lucas. Kado itu sengaja Aisyah beli untuk mengenang hubungan masa lalu antara dirinya dan Lucas.
"Bunda, apa yang Bunda lakukan? Kenapa belum bersiap-siap?"Rezi bertanya ketika melihat Aisyah yang masih sibuk memilih gaun yang ingin dia kenakan.
"Kalian berdua tunggulah di luar. Bunda akan segera turun menemui kalian berdua,"
"Oke,"Rezi langsung turun dari ranjang Aisyah dan segera pergi meninggalkan kamar tersebut.
Tiba di ruang tamu hanya ada Reza yang sedang duduk sembari memainkan iPad di tangannya. Tetapi, Rezi tak melihat adanya Ummi Hanum di sana.
"Di mana nenek?"
"Sudah pamit ke pondok pesantren. Nenek tak jadi ikut,"jawab Reza yang masih fokus pada iPad yang ada di tangannya. Tanpa sepengetahuan Aisyah dan Rezi, Reza diam-diam membuat sketsa untuk keluarganya. Di mana foto Lucas dan Aisyah bersama ada jug foto miliknya dan Rezi di dalam sketsa tersebut. Untuk pertama kali Reza tersenyum melihat sketsa itu.
"Kamu mau ke mana?"
"Aku akan ke kamar sebentar, 10 menit saja. Kamu tunggu Bunda di sini,"Reza berkata sembari berlari ke kamar dan membawa iPad bersama dengannya. Begitu Aisyah turun dengan gaun putihnya serta hijab yang cantik memperindahkan dirinya. Rezi yang melihat itu nampak kagum langsung berjalan ke arah Aisyah sembari berkata. "Bunda cantik setiap harinya. Tetapi, hari ini Bunda seperti bidadari tanpa sayap, sungguh indah."Mulut manis Rezi membuat Aisyah tersipu malu. Wanita ini berterima kasih kepada Rezi atas pujiannya yang membuat Aisyah begitu senang.
Reza mengambil hasil print sketsa itu lalu memasukannya ke dalam amplop coklat. Reza menyembunyikan amplop tersebut di dalam jas yang dia kenakan. Itulah hadiah yang akan Reza berikan untuk Lucas pada cara ulang tahunnya malam ini.
"Apa semua sudah siap?"Reza bertanya sangat dingin. Serta melirik jam di pergelangan tangan sekilas.
"Sudah. Ayo, kita pergi!"Ajak Aisyah lalu memegang tangan Rezi sedangkan Reza sudah lebih dulu berjalan ke arah pintu utama.
Tiba di dalam mobil. Aisyah meminta ke dua anaknya untuk memasang sabuk pengaman, lalu Reza memuji kecantikan Aisyah padaa malam tersebut.
"Malam ini Bunda sangat cantik,"
"Terima kasih,"jawab Aisyah yang sudah siap dengan mobilnya yang akan berangkat menuju hotel di mana acara ulang tahun Lucas berlangsung.