NovelToon NovelToon
Semalam Bersama Mantan

Semalam Bersama Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Aliansi Pernikahan / Cinta Lansia
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

Dua puluh tahun setelah melarikan diri dari masa lalunya, Ayla hidup damai sebagai penyintas dan penggerak di pusat perlindungan perempuan. Hingga sebuah seminar mempertemukannya kembali dengan Bayu—mantan yang terjebak dalam pernikahan tanpa cinta.

Satu malam, satu kesalahan, dan Ayla pergi tanpa jejak. Tapi kepergiannya membawa benih kehidupan. Dilema mengungkungnya: mempertahankan bayi itu atau tidak, apalagi dengan keyakinan bahwa ia mengidap penyakit genetik langka.

Namun kenyataan berkata lain—Ayla sehat. Dan ia memilih jadi ibu tunggal.

Sementara itu, Bayu terus mencari. Di sisi lain, sang istri merahasiakan siapa sebenarnya yang pernah menyelamatkan nyawa ayah Bayu—seseorang yang mungkin bisa mengguncang semua yang telah ia perjuangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Playing Victim

Namun sebelum Rendra bisa bergerak lebih jauh, ponsel Bayu bergetar.

Sebuah pesan masuk.

Pengirimnya: Ellen.

Bayu menatap layar beberapa detik, sebelum akhirnya menyentuhnya dengan jari yang menegang. Isi pesannya tak panjang, tapi cukup untuk membuat rahangnya mengeras.

“Aku menerima pesan gambar dari anonim. Foto-fotomu bersama mantanmu. Kau tahu apa yang akan terjadi jika orang itu menyebarkannya ke media, bukan? Nama Ayla akan hancur. Batalkanlah perceraian kita. Kembalilah. Jangan biarkan apa yang dibangun Ayla selama dua dekade hancur. Kau tak ingin jadi penyebab kehancurannya, kan?”

Bayu membeku.

Pikirannya langsung tertuju pada Ayla. Pada semua kerja keras perempuan itu. Reputasinya. Namanya. Kariernya.

Tangannya mengepal. Ponsel di genggamannya nyaris retak.

“Jadi ini permainanmu…” gumamnya lirih, penuh kemarahan yang menekan.

Bagi orang lain, Ellen mungkin terdengar seperti istri yang penuh empati. Tapi Bayu mengenal Ellen lebih dari siapa pun. Nada lembut itu adalah racun yang dibungkus madu.

Ia tahu persis, hanya ada satu orang yang cukup gila, cukup licik, dan cukup nekat untuk menyelidikinya, memata-matainya, lalu menyebarkan foto-foto pribadi: Ellen sendiri.

“Kau yang menyebarkan, lalu kau yang datang pura-pura menyelamatkan,” desisnya.

Bayu berdiri. Pandangannya menusuk ke luar jendela. London diselimuti mendung, dan begitu pula pikirannya. Tapi di dalam dirinya, badai sudah meletus.

“Kau ingin perang, Ellen? Baik. Tapi jangan pernah berpikir kau akan menang.”

Beberapa menit kemudian

Bayu menatap langit senja dari balik jendela mobilnya. Kepalanya masih dipenuhi bayang wajah Ayla—teguh, kuat, dan selalu memilih diam ketika dunia menuduhnya.

Ponselnya berdering. Nama Rendra muncul.

"Di mana istriku sekarang?" tanyanya tanpa basa-basi. Suara Bayu terdengar dalam dan penuh tekanan emosional.

Rendra tak langsung menjawab. Ia menghela napas pelan sebelum berkata, "Di sebuah desa kecil di pinggiran kota, Tuan. Namanya Valleflora. Tenang, jauh dari keramaian. Nyonya punya rumah kecil di sana… dan kebun bunga yang selama ini jadi sumber penghasilannya."

Bayu terdiam sejenak. Nama desa itu asing di telinganya, tapi begitu ia dengar kata kebun bunga, jantungnya mencelos. Ia bisa membayangkan Ayla duduk di antara bunga lavender dan anyelir, memetik dengan kedua tangan yang dulu menggenggam tangannya di hari-hari penuh cahaya. Mencoba melupakan dunia yang menghukumnya karena cinta.

“Aku akan ke sana. Tapi sebelum itu…” Bayu menggertakkan gigi, matanya menggelap. “Aku akan pulang.”

“Ke rumah, Tuan?”

“Tidak. Ke neraka itu. Rumah yang dihuni dendam dan kebohongan.”

Bayu menutup ponsel. Napasnya berat. Langkahnya mantap.

Ia tahu apa yang harus ia lakukan.

Bukan sekadar menyelamatkan Ayla. Tapi memutus semua tali racun yang selama ini mengikat mereka dalam pernikahan pura-pura yang penuh luka.

 

Bayu melangkah masuk ke rumah itu—rumah yang tak pernah benar-benar ia anggap sebagai miliknya. Setiap dinding, setiap lantai, menyimpan kenangan tentang tuntutan, harapan, dan belenggu. Ini bukan rumah. Ini panggung. Dan seperti panggung lainnya, para pemain sedang memainkan perannya.

Di ruang tengah, Ellen bersimpuh di karpet, tubuhnya terguncang oleh tangis. Air matanya mengalir deras, namun tetap dalam irama. Terlatih. Ia menggenggam tangan Shailendra, seolah memohon belas kasih.

“Aku sudah mencoba menjadi istri yang baik, Pa,” suaranya serak namun terdengar jelas. “Dua puluh tahun aku bersamanya. Dua puluh tahun aku setia. Bahkan saat aku tahu aku tak pernah jadi satu-satunya di hatinya, aku tetap tinggal. Aku diam.”

Ia menarik napas dalam, memaksakan isaknya terdengar lebih menyayat.

“Aku sudah rela diperlakukan seperti bayangan. Rela berkorban, hanya untuk menjaga nama baik keluarga ini. Tapi sekarang?” Matanya menatap Shailendra dengan luka yang diperhitungkan. “Dia mempermalukanku. Di hadapan publik. Dia memeluk perempuan itu di ruang terbuka. Bahkan… menghamilinya.”

Suasana menjadi hening. Shailendra hanya menghela napas panjang, lelah. Ada bayangan keraguan di matanya. Makin hari, ia makin melihat wajah lain dari Ellen—bukan wajah seorang istri yang terluka, tapi wanita yang cerdas memainkan posisi.

Dan sebelum siapa pun bisa menjawab, suara Bayu memecah ruangan.

“Cukup!”

Langkahnya mantap, matanya gelap oleh amarah yang ditekan terlalu lama.

“Berhenti menjual air mata, Ellen. Ini bukan pertama kali kau mengubah kebenaran jadi drama agar semua mata memandangmu sebagai korban.”

Ruangan itu mencekam. Udara terasa berat, seakan semua oksigen dihisap keluar oleh ketegangan yang menggantung. Shailendra berdiri di antara Bayu dan Ellen.

"Dulu kupikir mereka akan jadi pasangan ideal. Putraku yang tampan. Menantuku yang cantik. Kupikir mereka akan melahirkan generasi penerus keluarga ini… pewaris dari Bayu dan Ellen. Tapi nyatanya?"

"Bayu terlalu keras kepala, dan Ellen... terlalu lihai bersandiwara. Pernikahan mereka bukan jalan damai, tapi ladang perang yang tenang di permukaan."

"Kupikir waktu akan membuat Bayu melupakan Ayla. Tapi ternyata, hanya aku yang terus berharap. Ellen tak bisa mengikat hatinya. Dan aku... aku hanya lelaki tua yang salah membaca masa depan."

Shailendra menghela napas pelan.

“Bayu,” suaranya terdengar berat, namun masih berusaha tenang. “Kamu tak seharusnya berbuat seperti itu. Tak sepantasnya mempermalukan istrimu—”

“Aku bukan boneka tali, Pa.”

Bayu memotong, matanya menatap tajam. “Bukan lagi. Aku tak akan bergerak hanya karena Papa menarik benangnya.”

Shailendra terdiam.

“Sudah cukup. Hidupku lebih dari sekadar mempertahankan nama baik atau perusahaan ini.”

“Bayu, kau akan menghancurkan segalanya kalau bertindak gegabah begitu—”

“Nama baik?” Bayu tertawa pahit. “Aku sudah katakan pada Papa… aku tak peduli lagi. Dua puluh tahun lebih hidup demi nama baik keluarga ini, demi perusahaan yang tak pernah peduli pada kebahagiaanku. Apa hasilnya?”

Ia menoleh tajam ke Ellen yang masih menangis perlahan, tapi air matanya tak lagi menyentuh Bayu. Atau lebih tepatnya tak pernah.

“Uang bisa membeli banyak hal. Tapi tak pernah bisa membeli cinta, Pa. Tak bisa membeli ketulusan.” Ia mendekat ke arah Ellen, suaranya berubah menjadi ancaman dingin. “Yang bisa dibeli hanyalah sandiwara. Seperti yang kau berikan selama ini, Ellen.”

Wajah Ellen memucat.

“Dan dengar baik-baik,” lanjut Bayu, suaranya nyaris berbisik namun menghentak. “Jangan sentuh wanita yang aku cintai. Jangan injak harga dirinya dengan trik murahanmu lagi. Atau aku akan buat kau dan keluargamu hidup di jalanan, tanpa status, tanpa nama.”

Ellen menegakkan tubuh, suaranya gemetar. “Kau tega, Bay. Dua dekade aku diam. Aku tetap berusaha menjadi istri yang baik meski hanya status di atas kertas. Aku rela berkorban demi keluarga ini—”

“Berhenti!” Bayu membentak. “Aku tak pernah memintamu berkorban. Dan jangan membungkus ambisimu dengan kata ‘pengorbanan’.”

Ia menatap Ellen dengan sorot jijik yang dingin. “Kalau kau menyelamatkan Papa hanya demi bisa masuk ke keluarga ini, demi kemewahan dan status—itu bukan pengorbanan. Itu investasi. Dan sekarang kau menagih keuntungannya.”

Wajah Shailendra menegang. Napasnya tertahan.

Bayu melangkah mundur.

“Aku masih lunak karena kau pernah menolong Papa. Tapi jika kau kembali menjatuhkan wanita yang kucintai…”

Ia mencondongkan tubuh, tatapannya menusuk.

“Jangan remehkan aku, Ellen. Aku hanya diam karena aku punya batas.”

Suaranya turun satu oktaf, dingin dan mengancam.

“Dan jika kau berani melewati batas itu…”

Ia tersenyum. Tapi senyum itu dingin, tak sampai ke mata.

“Aku akan jadi mimpi burukmu.”

Tanpa menunggu jawaban, Bayu berbalik. Melangkah keluar ruangan dengan pasti.

Langkahnya tegap, seperti seseorang yang akhirnya memilih bebas—meski tahu ia harus membakar jembatan di belakangnya.

Ellen tetap berdiri di tempatnya. Wajahnya pucat, tapi matanya menyala. Ia tahu ancaman Bayu bukan gertakan semata. Tapi seperti biasa, ia tak menunjukkan kelemahan. Justru kepalanya terangkat sedikit lebih tinggi, seperti menantang, seolah berkata: Lihat, aku masih bisa berdiri di sini.

Shailendra bersandar di kursi. Napasnya berat. Matanya mengikuti punggung Bayu yang telah menghilang di balik pintu.

"Bayu… kau benar-benar berubah. Dulu, kau anak yang penurut. Anak yang selalu kupaksa berjalan di jalur yang aku pilih, demi nama baik keluarga, demi perusahaan. Tapi sekarang… kendali itu tak lagi di tanganku."

Ia melirik Ellen. Wanita itu masih diam di tempat. Dagu terangkat, tapi matanya penuh amarah dan kecemasan.

"Dan kau, Ellen…

Aku pernah mengira kau adalah jawaban dari semua ketakutan. Menantu ideal, perempuan penuh pengabdian. Tapi semua itu hanya topeng, bukan? Perlahan wajah aslimu muncul. Setelah jadi istri Bayu, setelah kau merasa aman di posisi ini… sifatmu mulai menjelma jadi belenggu. Manipulatif. Halus, tapi menusuk dalam diam."

“Pa.” Suara Ellen memotong lamunannya. Pelan, tapi tajam. “Papa dengar sendiri, 'kan? Bayu mengancamku. Apa Papa akan diam saja?”

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
melelahkan sekali hidup kalian
syisya
semoga pak tua menyelidiki semakin dalam agar ketahuan kebusukannya
Meciww _30
ayo segera bongkar aku menunggu bab selanjutnya
Siti Jumiati
geram banget sich dengan Ellen, kenapa kamu gk sadar2, tunggu aja waktu yang tepat untuk kehancuranmu Ellen.
abimasta
sadarlah shailendra bahwa ellen itu hanya bersandiwara
mbok Darmi
perang segera dimulai jgn remehkan bayu kali ini dia ajan melakukan berbagai cara agar laras aman dan bayu bisa lebih kejam dari kamu ellen siap" saja kalau mau ancur itu hanya kamu dan ketemu sedangkan bayu hanya butuh laras tidak butuh perusahaan dan syailendra
abimasta
laras lagi yang jadi korban
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
apa yang akan kamu lakukan untuk melindungi ayla, bayu?
Siti Jumiati
memang terkadang diam lebih baik,sabar Ayla semua akan indah pada waktunya, Tunggu waktu yang tepat Ellen kehancuran akan menyertaimu.
mbok Darmi
ternyata kamu telah menikahi iblis bayu, nikmati lah penyesalan mu semua karena kamu terlambat menjadi tegas beginilah akhirnya berdoa saja semoga laras dan kandungan nya baik" saja sebelum ellen bertindak terlalu jauh tolong selamatkan laras
Selvi Damayanti
cerita yang menyenangkan
Siti Jumiati
semoga Bayu ada mata2 yang mengawasi Ayla, karena ellen berniat jahat pada Ayla,semoga Ayla selamat dari rencana Jahan Ellen, semoga kejahatan ellen segera terbongkar. lanjut kak
syisya
semoga kebusukan ellen terendus lebih dulu jadi biar sama" hancur
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
bayu hanya mencintai ayla. pahamilah itu Ellen. jangan paksakan obsesimu.
abimasta
ellen bukan mencintai bayu tp obsesi
abimasta
terhenti karena cincin pemberiannya dahulu masih ada di jari laras
Yeni Wahyu Widiasih
berhenti karena masih ada cincin perakkah?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semoga semua dilancarkan. sah!
syisya
terhenti karna masih memakai cincin perak pemberiannya dulu atau ada pengganggu 🤔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Aaaaa.... kamu gak akan bahagia jika terus egois, aylaaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!