NovelToon NovelToon
Mr. Ibram

Mr. Ibram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Hidup sebatang kara, dikhianati oleh keluarganya, bahkan diusir dari rumah peninggalan orang tua oleh sang tante, membuat Ayuna Ramadhani terpaksa harus bekerja keras untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah sebanyak mungkin di tengah kesibukkannya kuliah. Ditambah pengkhianatan sang pacar, membuat Ayuna semakin terpuruk.
Namun titik rendahnya inilah yang membuat ia bertemu dengan seorang pengusaha muda, Mr. Ibram, yang baik hati namun memiliki trauma terhadap kisah cinta. Bagaimana kelanjutan kisah Ayuna dan Mr. Ibram, mungkinkah kebahagiaan singgah dalam kehidupan Ayuna?
Selamat membaca
like like yang banyak ya teman-teman
terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EMAIL MISTERIUS

Ternyata overthinking itu bisa dikalahkan. Pikiran kacau maupun prasangka buruk merupakan permainan pikiran saja. Kalau diri kita terus menuruti pikiran buruk, maka hasilnya juga pasti bikin stres atau bahkan membuat depresi. Tapi kalau kita mau mengalihkan pikiran buruk tersebut dengan hal lain yang lebih positif, maka kembali ke diri kita juga baik.

Ayuna sangat bersyukur karena dikelilingi orang-orang yang sangat menyayangi serta mendukungnya, sehingga ia tak sampai depresi ditinggal Rajendra. Setiap hari ia akan bekerja dengan suasana bahagia di kantor, bekerja sama dengan orang pintar itu sangat menyenangkan memang. Benar sekali apa kata pepatah, temanmu mencerminkan kepribadianmu.

Pak Ibram juga sangat baik, beliau benar-benar memberikan kesempatan kepada mereka berlima untuk belajar dalam menangani sebuah proyek. Bagaimana membuat proposal yang masuk akal, memulai kerja sama dengan klien, mencari investor dan beliau juga memberikan mindset untuk maju.

"Kalau kalian ingin maju dan sukses, menjadi pegawai itu cukup satu tahun atau dua tahun saja. Tahun ketiga resign, mulai bangun usaha sehingga kamu menjadi bos." Begitu pesan bos muda yang tak takut akan persaingan atau bahkan usahanya diadaptasi anak buahnya. Justru dengan menjadi pegawai Ibram, para pegawai dibebaskan untuk mengambil ide bisnis yang telah dikembangkan Ibram. "Jadilah orang yang bermanfaat, sehingga kebaikanmu selalu menyertaimu."

Ayuna melirik ke Akmal, kebetulan pria ganteng itu memilih duduk di samping Ayuna. "Pak, Bapak udah lebih dari tiga tahun kerja sama Pak Ibram, gak mau resign gitu?" sebuah pertanyaan konyol dibisikkan Ayuna, hingga membuat Akmal menjentikkan jarinya pada Ayuna.

"Sakit," bisik Ayuna dengan memicingkan mata. Akmal pun mengelus kening Ayuna, sambil tersenyum.

"Makanya jangan usil," lanjutnya gemas. Gerak gerik keduanya pun menarik perhatian Ibram. Tak menyangka Akmal sudah mulai berani menjalin kedekatan di kantor.

"Udah sejauh apa kalian?" tanya Ibram penasaran. Saat di dalam mobil, Ibram pura-pura bermain ponsel sembari mengintrogasi kedekatan Akmal dan Ayuna.

"Kalian siapa nih?" tanya Akmal balik.

"Lo sama Ayuna!"

Akmal tertawa dengan pertanyaan itu, sejak kapan Ibram penasaran dan ingin tahu urusan percintaan Akmal. "Lo tanya gitu gak cemburu kan?"

"Ditanya apa, jawabnya apa. Gak nyambung banget lo," Ibram pun kesal kenapa gak langsung to the point aja sih. Khawatir dirinya keceplosan dan bilang kalau dia mulai tertarik pada Ayuna.

Melihat video Ayuna menangis tempo hari, Ibram serasa melihat dirinya sewaktu putus dengan Fania. Betapa sakit dan sesaknya waktu itu. Ibram bahkan tak keluar kamar hampir seminggu, tak mau makan hingga diinfus karena dehidrasi. Sejak saat itu, Ibram sering mengamati Ayuna. Mendadak hatinya ingin melindungi dan membantu Ayuna untuk segera move on.

Ibram pun menandai setiap senin mata Ayuna terlihat sembap, dan yakin sekali, sabtu minggu Ayuna masih sering menangis sendiri. Tak bisa dipungkiri, orang yang sakit hati karena putus cinta diharapkan ada yang menemani. Kita tidak akan tahu kapan pikiran buruk dan kangen sama mantan itu muncul harus ada pengalihnya.

"Jujur sama gue, lo naksir Ayuna kan?" todong Akmal bahkan sampai menoleh pada Ibram.

"Naksir itu bisnis apa sih, Mal!" jawab Ibram santai.

"Heleh, gak usah malu kali buat jujur sama gue. Lagian nih, Bram. Saat gue mendekati Ayuna, kok gak ada deg-deg an sama sekali. Layaknya mau deketin cewek gitu!"

Ibram tertawa, playboy cap kuda kata Uci bisa juga pakai hati saat PDKT dengan cewek. Aneh. "Gue kira kena syndrom cinta pada pandangan pertama, tapi ternyata saat dekat dengannya kok gue ngerasa nih cewek gak pantes buat gue."

"Itu hati lo? Gak yakin gue, jiwa playboy loh besar, Bambang. Kalau bisa cewek cantik buat lo semua."

"Ck," Akmal berdecak sebal, kok gak ada yang percaya sih. "Gak percaya ya sudah, emang kenyataannya gitu."

"Awal-awal gue emang menggebu, gue deketin dia dengan totalitas. Tapi respon dia bikin gue mikir gak usah dilanjut deh, kayaknya dia gak tertarik sama gue."

"Tau dari mana?"

"Setiap gue kirim kalimat romantis, gak pernah dibales cuy. Tapi kalau urusan gue beli jualannya fast respon banget, kurang ajar gak tuh si bocil."

Ibram makin tertawa saja, ternyata ada ya perempuan yang menolak pesona Akmal. Berkelas sih.

"Jadi kalau lo mau naksir sama dia, gak perlu sungkan sama gue. Silahkan!"

"Gue belum memikirkan hal itu, Mal."

"Gak usah ngurusin trauma lo kenapa sih, Bram. Lo tuh terlalu memanjakan pikiran buruk lo soal cinta. Lagian nih ya dengerin gue. Kalau dipikir-pikir lo dan Ayuna tuh cocok."

"Iya, sama-sama korban pengkhianatan."

"Nah, tuh tahu. Harusnya kalau kalian jadian nih atau bahkan nikah, gue yakin kalian gak bakal selingkuh, karena kalian sudah pernah merasakan dikhianati itu seperti apa."

"Dia masih bocil, Mal!"

"Ya elah, Bram. Dia, lo ajak main juga bisa bunting kali," bibir Akmal langsung ditabok Ibram, kok jadi ke sana pikiran nih anak.

Namun, Ibram tetap Ibram. Tak mudah meruntuhkan traumanya terhadap perempuan. Di dunia ini, perempuan yang baik hati hanya dua yaitu mama dan kakak kandungnya saja. Selain itu tidak.

Pagi ini, Ibram kaget mendapat email balasan dari perusahaan X. Isi email itu menyetujui pertemuan untuk membahas penanaman modal akan wisata edukasi yang akan dibangun Ibram, namun yang aneh dalam email tersebut pertemuan nanti juga melibatkan Ayuna Ramadhani.

"Perusahaan X itu milik siapa?" tanya Ibram pada Uci yang sudah siap membacakan jadwal hari ini.

"Kalau gak salah milik Tuan Hadi Winarko!"

"Sudah tua?"

"Hem gak terlalu tua sih, Pak. Mungkin usia beliau sekitar 40 sampai 45 tahun. Kenapa, pak?"

Ibram tak menjawab, lebih baik email ini dihandle sendiri. "Hari apa saya kosong setelah makan siang?"

"Selasa besok, Pak!"

"Baik, jadwalkan saya bertemu dengan Tuan Hadi, beliau sudah membalas email untuk investasi, dan khusus Tuan Hadi biar saya konfirmasi sendiri."

Meski agak bingung, Uci hanya mengangguk saja. Ia pun tidak akan lancang mengakses isi email tersebut.

"Dan beritahu Ayuna untuk menemani saya saat pertemuan itu," tambah Ibram semakin membuat Uci bertanya kenapa harus mengajak Ayuna. Bukankah yang biasa diajak meeting Akmal ya.

Uci pun mengangguk, namun segera menemui Akmal. "Pak Akmal, Pak Ibram kayaknya naksir sama Ayuna deh," pancing Uci, siapa tahu Akmal akan menceritakan keadaan sebenarnya.

"Gak mungkin, gue udah tanya dia to the point."

"Tapi kok?"

"Tapi apa?"

" Tadi Pak Ibram meminta saya untuk menjadwalkan meeting dengan Perusahaan X untuk investasi, dan beliau meminta Ayuna yang menemani."

Akmal spontan tertawa. "Ci, lo lupa omongan Ibram kemarin."

"Omongan yang mana?"

"Pak Ibram akan mengajak salah satu dari mereka untuk meeting dengan klien. Ya wajar saja mengajak Ayuna, dia yang punya ide dasar. Gak aneh lah, ngaco kamu!"Uci pun hanya membulatkan bibirnya, soal itu sepertinya terskip dalam otak Uci.

1
Lestari Setiasih
bagus ceritanya
Rian Moontero
qu mampir kak authoor,,semangat up yach💪💪🤩🤸🤸
Lel: terimakasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!