NovelToon NovelToon
Celeste & Para Dewa

Celeste & Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:729
Nilai: 5
Nama Author: kirlsahoshii

Di dunia yang diatur oleh kekuatan enam Dewa elemen: air, angin, api, tanah, es, dan petir, manusia terpilih tertentu yang dikenal sebagai Host dipercaya berfungsi sebagai wadah bagi para Dewa untuk menjaga keseimbangan antara kekuatan ilahi dan kesejahteraan Bumi. Dengan ajaran baru dan lebih tercerahkan telah muncul: para Dewa sekarang meminjamkan kekuatan mereka melalui kristal, artefak suci yang jatuh dari langit.

Caela, seorang perempuan muda yang tak pernah ingat akan asal-usulnya, memilih untuk menjadi Host setelah merasakan adanya panggilan ilahi. Namun semakin dalam ia menyelami peran sebagai Host, ia mulai mempertanyakan ajaran ‘tercerahkan’ ini. Terjebak antara keyakinan dan keraguan, Caela harus menghadapi kebenaran identitasnya dan beban kekuatan yang tidak pernah ia minta.

Ini cerita tentang petualangan, kekuatan ilahi, sihir, pengetahuan, kepercayaan, juga cinta.

**

Halo, ini karya pertamaku, mohon dukungannya ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirlsahoshii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saksi Mata

Caela kembali ke Riverbend dengan hati kosong dan banyak pertanyaan di benaknya. Kini, dia menjadi wadah dua para Dewa dan dia masih tidak mengerti mengapa hal ini bisa terjadi. Lalu, dia kini tahu keberadaan Dewa Petir yang selama ini ternyata bersemayam dalam diri Fae, fakta yang sekaligus memperlihatkan bahwa ternyata dia juga seorang Host asli sama seperti Caela.

Namun kondisinya saat ini membuat Caela tidak ingin melakukan apa pun, seharusnya banyak yang bisa dia lakukan. Dia kembali hanya menghela napasnya. Caela memeluk kakinya duduk di atas kasurnya, termenung, memikirkan kata-kata terakhir Rieva padanya,

“Sampaikan maafku pada Fae,” katanya.

Caela memeluk kakinya lebih erat lalu mencengkeramnya, dia tahu betul, apa yang harus dia lakukan saat ini. Dia pun tiba-tiba mengingat masa perjalannya bersama Fae, tapi dia jadi sedikit ketakutan membayangkan apa reaksi Fae jika dia tahu apa yang Caela dengar dari para Dewa dan juga tentang Rieva.

**

Hari sudah berganti kembali, di Moriad, Fae mulai sadarkan diri, dia membuka matanya lalu melihat di sebelahnya ada tabib yang menemaninya. Fae duduk dengan santai melihat tabib dan bertanya.

“Sejak kapan aku di sini?” tanyanya.

“Lord Fae, syukurlah, sudah sejak semalam kau tertidur di sini, Lady Alana yang menyuruhku menjagamu beliau sedang ada pertemuan. Sebaiknya kau istirahat dulu,” kata tabib tersebut.

Fae mengernyitkan dahi, dia berusaha mengingat-ngingat kejadian sebelumnya, namun hanya sakit kepala yang dia dapat. Dia tak ingat kejadian apa pun sejak terakhir dia bertemu Caela di Riverbend dan menyampaikan kabar bahwa Tevira dalam bahaya.

Di saat yang sama Alana dan Shala sedang berada di balkon hall kembali. Mereka berbagi kesunyian setelah perbincangan mereka tentang Fae yang diduga telah ikut aliran sesat. Tak lama dari situ, salah seorang penjaga bersama seorang pria asing berkulit cokelat dari kota Sunfall datang menyampaikan pesan kepada mereka.

“Yang Mulia, Lady Alana, kami sudah mendapat saksi dari kejadian di Tevira, ” kata penjaga Moriad itu.

Shala mengangguk pada penjaga tersebut, Alana hanga diam menyimak, “Bagus, lanjutkan,” kata Shala.

Pria dari kota Sunfall itu memberi hormat kepada Shala dan juga Alana, lalu mulai berkata, “Saya Raffi, Guardian Lord Valia dari Kota Sunfall, izinkan saya melaporkan kejadian yang saya lihat, Yang Mulia dan Lady Alana…” ucapnya wajahnya menunjukkan jelas rasa khawatir.

Shala mengangguk memberikannya izin, Alana hanya terdiam benaknya saat ini lebih mengkhawatirkan keadaan Fae dan segera ingin pergi melihatnya.

Pria itu kemudian bercerita, bagaimana saat kejadian Tevira sedang kacau, dia sedang beranjak pergi dari Tevira menuju Sunfall. Di tengah perjalanan, dia melihat Dewa Api, Agi menghancurkan desa tersebut, hingga desa tersebut habis dilahap api. Tak lama dari situ Dewa Air, Varuna muncul dan bertarung dengan Dewa Api, Agi.

Mendengar hal itu, Shala dan Alana terkejut. Mereka berdua sama-sama berpikir hal yang sama—Dewa Air Varuna ada di situ? Artinya, Caela ada di sana dan mencoba untuk melawan Valia dan Dewa Api, Agi? Shala pun menyuruh pria itu melanjutkan ceritanya sampai selesai.

“Saya tak lihat jelas, yang pasti tiba-tiba api saat itu padam, kemudian saya melihat cahaya menyilaukan. Ketika desa sudah tampak sunyi, saya kembali ke Tevira melihat Lord Valia tak sadarkan diri dari kejauhan… Di dekatnya ada sosok perempuan yang menghancurkan kristal Dewa milik Lord Valia…” katanya.

Alana dan Shala terkejut mendengarnya, seorang perempuan menghancurkan kristal milik Valia? Mereka berdua yakin bahwa itu Caela.

“Dari situ saya terkejut dan takut Yang Mulia, saya memilih segera kabur dan lari ke Sunfall segera dan meminta bantuan untuk Lord Valia…” lanjut pria itu.

Shala terdiam, Alana masih terkejut dengan situasi tersebut lalu Shala membalas, “Terima kasih, kau boleh pergi…” kata Shala sambil berusaha tenang walaupun kini dia sedikit gelisah dengan laporan itu.

Pria itu kemudian meringis, “Lord Valia, kini dalam keadaan yang tidak baik-baik saja… Dia seperti orang gila, seperti orang kesurupan setiap saat… Yang Mulia! Tolong beri bantuan keimanan padanya dia adalah Host di kota kami!” pria itu bersujud pada Shala dan Alana, frustasi dengan keadaan ini.

Shala hanya menatap mata pria itu dengan kosong, lalu membalas pernyataannya, “Tak ada yang bisa ku lakukan, itu risiko orang lemah, dia sudah bukan salah satu dari Host, aku akan mencari Host baru setelah ini,” kata Shala dengan dingin.

“T-tapi Yang Mulia….” pria tersebut kembali frustasi dengan keadaan dan mulai bersedih.

“Yang sangat ini lebih penting, aku harus menangkap dan mengeksekusi Caela karena sudah terlibat dengan kelompok aliran sesat di Tevira dan menghancurkan kristal,” kata Shala dengan tegas.

Alana terkejut dengan pernyataan Shala, “Yang Mulia? Maksudmu…? Caela bagian dari aliran sesat ini?” tanya Alana sedikit ragu-ragu

Shala melihat ke arah Alana, “Bisa dipastikan, karena dia berasal dari desa itu, dan berusaha melindungi kerabatnya yang juga kelompok laknat itu,” kata Shala.

“T-tapi, dari mana dia tahu….” Alana, “jadi… benar… Fae… Malam itu…” Alana seperti mendapat sebuah benang merah, dia kini tahu alasan malam itu Fae pergi kabur dari sini adalah untuk memberitahu Caela.

Shala terdiam, dia sepikiran dengan Alana, “Sudah pasti dia tahu kabar Tevira dari Fae, mereka berdua sudah perlahan menjadi terkutuk…” ucap Shala perlahan.

Alana melebarkan matanya, hatinya seakan antara sakit dan juga terbakar api amarah. Dia merasa kekacauan yang diterima oleh Fae merupakan akibat dari perbuatan Caela. Rasanya ada perasaan dendam dan juga cemburu yang bercampur.

***

1
Firenia
bukannya harusnya yg rambut putih yg khawatir /Sweat/
menderita karena kmu
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
kirlsahoshii: Makasih ya udah mampir 😊🤍
total 1 replies
0-Lui-0
Ngakak sampai sakit perut 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!