NovelToon NovelToon
Rahasia Hati

Rahasia Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Yunsa

Sebuah Cinta mampu merubah segalanya.Begitulah kiranya yang akan dirasakan Mars dalam memperjuangkan cinta sejatinya.
gaya hidup Hura Hura dan foya foya berlahan mulai ia tinggalkan, begitu juga dengan persahabatan yang ia jalin sejak lama harus mulai ia korbankan.
lalu bisakah Mars memperjuangkan cinta yang berbeda kasta, sedangkan orang tuanya tidak merestuinya.
Halangan dan hambatan menjadi sebuah tongkat membuatnya berdiri tegak dalam memperjuangkan sebuah cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 32

Mars melepaskan genggaman tangannya perlahan, dan ia hanya mematung membiarkan Amara pergi meninggalkan dirinya dengan berlari.

Amara sendiri hanya bisa menutup mulutnya, karena ia merasa menyesal dengan apa yang ia ucapkan baru saja. Dan kini, ia hanya bisa menangis sendirian di dalam kamar, hatinya terasa sakit, karena pada akhirnya jalan inilah yang ia tempuh.

Mars berjalan gontai menuju lift, ia masuk kedalam apartemen dan menjatuhkan tubuhnya di sofa, ia merosotkan tubuhnya dan menyandarkan kepala di tepi sofa.

Mars tidak habis pikir, ia yang sudah memberikan semua cinta, perhatian, waktu dan bahkan ia sampai berpindah apartemen hanya untuk bersama dengan Amara, tapi dengan semudah itu Amara memutuskan cinta. Tidak ada hal yang bisa membuatnya tenang kecuali minuman alkohol saat ini, hingga larut malam Mars tidak berpindah tempat, hanya melamun di sofa, karena minuman alkohol itu tidak bisa menghilangkan ingatannya tentang Amara sampai saat ini.

Pagi harinya amara bersiap berangkat untuk kekampus, ia berharap jika mendapat pesan dari Mars, dan memberitahukan untuk bicara, tapi itu semua hanya khayalan Amara, karena tidak ada satu pesan atau pun panggilan dari Mars.

Sampai di kampus ia berjalan masuk, ia melihat Mars, Clara dan Bara sedang duduk menikmati kopi. Amara berjalan lurus melewati ketiganya, membuat Clara bertanya dalam hati. Clara pun segera bangkit dari kursinya dan menghampiri Amara.

"Selamat pagi Amara. Selamat datang kembali. Bagaimanapun aku mengaku bersalah, aku minta maaf atas kejadian ini." kata Clara sambil melirik ke arah Mars, berharap Mars mau melihat kearah dirinya, tapi nyatanya Mars sudah tidak memperhatikan mereka, ia melihat kaca pintu masuk yang tembus keluar.

"Jangan kecewakan aku Amara. Menjauh dari lingkaran mereka itu lebih baik."

Kata kata dari Arga kembali terngiang di telinga Amara, membuat Amara menarik nafas panjang dan memejamkan mata sejenak.

"Its ok." jawab Amara singkat dengan tersenyum kaku. Amara melirik Mars yang sama sekali tidak menyapa atau pun melirik kearahnya, membuat Amara merasakan sakit di dada.

"Apa kamu tidak ingin duduk minum kopi dulu, Mars akan mengambilkan." pancing Clara memastikan jika hubungan mereka sedang tidak baik baik saja.

"Dia punya tangan dan kaki sendiri." jawab Mars tanpa menolehkan wajah, dan masih tetap memandang kaca melihat luar. Sakit yang Amara rasakan saat ini, namun ia mencoba tersenyum kearah Clara, Mars juga Bara.

"Tidak, aku ada kelas. Terima kasih." jawab Amara kemudian melanjutkan jalan.

"Selamat belajar Amara." sapa Bara, seolah mengisyaratkan jika dirinya tidak membenci Amara seperti Mars. Dan hanya di balas dengan senyuman oleh Amara.

Sampai di kelas Amara duduk dan menaruh tasnya di paha, ia melamun dan menyakinkan jika ini adalah yang terbaik untuk mereka.

"Semangat Amara, sakitmu hanya di permulaan, lambat laun kamu akan terbiasa tanpa dia." batin Amara, memastikan jika semua akan baik baik saja.

Selesai kelas Amara memilih untuk pergi ke perpustakaan, ia ingin menyelesaikan tugas tugasnya yang tertinggal kemarin. Namun sayang, perpustakaan penuh, membuatnya mengerjakan tugas di bangku kosong di bawah tangga, dekat kursi biasa Mars duduk.

Amara terlalu fokus pada tugasnya, hingga saat ia mendongakkan kepala setelah selesai menulis ia melihat di hadapannya ada Mars yang sedang duduk dengan seorang gadis, tapi itu bukan Clara, juga Bara tidak ada.

Amara menatap tajam gadis yang sedang berbicara dengan Mars, dan Mars menyadari hal itu, ketika ia melirik pada Amara. Amara segera membereskan buku buku diatas meja, kemudian memilih pergi meninggalkan Mars.

"Kenapa kamu cemburu Amara?? Kamu sendirikan yang memutuskan. Memang inikan yang kamu inginkan." gumam Amara memaki dirinya sendiri, yang masih merasa cemburu ketika melihat Mars berdekatan dengan gadis lain.

Mars melihat kepergian Amara, Mars tahu jika Amara sebenarnya cemburu, karena terlihat jelas ia menatap gadis yang bersama dengan Mars dengan tatapan tajam.

"Bagaimana pendapatmu Mars?" tanya gadis yang di hadapannya, membuat Mars membuyarkan lamunannya tentang Amara, karena sebenarnya sejak tadi ia sama sekali tidak mengerti apa yang di bicarakan teman satu kelasnya itu.

"Maaf aku harus pergi. Lain waktu kita bicara lagi." ucap Mars seraya ikut berdiri meninggalkan gadis itu sendiri, yang kecewa dengan jawaban Mars

"Bara..." panggil Clara, membuat Bara memandang gadis cantik di depannya, tanpa menjawab. Mereka sedang duduk berempat, bersama dengan Steve dan Jesica, teman mereka satu kelas, sebenarnya mereka berkawan baik, hanya Mars dan Bara tidak begitu dekat.

"Apa Mars dan Amara sudah putus?" tanya Clara dengan melihat kearah Amara yang datang ke kantin sendiri dan memilih duduk jauh dari mereka, ia menikmati minum kopi dengan melihat mahasiswa lain yang sedang sibuk dengan aktifitasnya masing masing.

"Aku tidak tahu Clara.."

"Ha..hah, itu dia datang, kamu bisa tanyakan sendiri padanya." jawab Bara membuat Clara mengalihkan pandangan kearah Mars yang ikut ke kantin dan menuju ke arah mereka bukan ke arah Amara.

"Mars... Apa kamu tidak melihat Amara, lihat... Dia duduk disana." ucap Clara memancing pembicaraan.

"Dia tidak butuh teman." jawab Mars kemudian meneguk kopi yang ia bawa, dan melihat Amara yang pandangannya lurus di hadapannya, walau jarak jauh.

"Mari kita lihat, apa benar dia tidak butuh teman." jawab Steve dengan berdiri meninggalkan mejanya, membuat Bara agak kesal, karena sebenarnya ia sudah tahu apa yang terjadi sedikit, karena sewaktu di kelas Mars sudah bercerita sedikit.

"Haii Amara, boleh aku duduk di sini?" tanya Steve

"Tentu saja, ini kursi umum." jawab Amara dengan menatap kearah Mars, begitu juga dengan Mars yang juga menatap kearah dirinya. Seakan Mars merasakan apa yang tadi di rasakan oleh Amara, kini Mars menatap tajam kearah Steve.

"Ternyata cepat sekali Amara bisa berteman dengan Steve ya, lihat saja mereka sudah terlihat akrab satu sama lain." ucap Clara seakan memprovokasi, ia seakan memberitahukan jika Amara sama saja dengan gadis gadis lain, mudah berpaling hati. Bara hanya bisa menatap tajam pada Clara, karena ia seakan sengaja menciptakan situasi seperti ini.

Mars beranjak bangun meninggalkan kursi, membuat Bara khawatir akan terjadi perkelahian mengingat sikap Mars yang pemarah dan semaunya sendiri.

"Mars...."

"Tenang saja Bro, aku bisa mengendalikan diri." jawab Mars, menyetop Bara untuk tidak mengikutinya. Sedangkan Clara hendak melihat apa yang akan di perbuat oleh Mars, walau sebenarnya ia juga takut jika Mars akan berkelahi.

"Bara...." ucap Clara takut dan memegang lengan Bara.

"Jangan memanggilku, ini semua keinginanmu bukan." jawab Bara yang hanya bisa duduk melihat Mars berjalan mendekati meja Amara dan Steve yang sedang berbicara.

Bersambung.....

1
Rusi Erviana
Bagus ceritax thor semangat d tunggu Bab selanjutx 😊👍👍💪💪
Yunsa: Terima kasih kak ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!