Apa jadinya jika ustadzah cantik nan sholihah sekelas Jasmine Qurattul Ain dijodohkan dengan CEO tampan yang memiliki karakter dingin sedingin kutub Utara? Dialah Keenandra Nareswara Kalandra, pengusaha sukses diusianya yang baru menginjak dua puluh tujuh tahun.
Apalagi Keduanya memiliki adab dan akhlak yang saling bertolak belakang. Jasmine dengan kelembutan dan ketegasannya. Sedangkan Keenandra dengan sikap arogan dan keangkuhannya yang sangat di luar batas wajar.
"Kamu bukanlah tipe wanita idamanku. Jadi, jangan berharap aku akan menyentuhmu selayaknya pasangan suami-istri! " ~ Keenandra Nareswara Kalandra
"Aku pun tidak sudi disentuh oleh lelaki yang tak beradab dan berakhlak sepertimu! aku bukanlah wanita bodoh dan lemah seperti yang kamu pikirkan!" ~ Jasmine Qurattul Ain
Bagaimana kelanjutan kisah Jasmine dan Keenandra? Akankah pernikahan keduanya bertahan lama saat orang ketiga turut andil mewarnai biduk pernikahan mereka? Yuk, simak ceritanya only di noveltoon. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alinatasya21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Pesona Di Balik Cadar Jasmine
Jasmine berusaha melepaskan diri saat Keenandra membungkam bibirnya dengan penuh g4irah. Pesona di balik cadar Jasmine membuat sang suami tak dapat menahan diri.
Keenandra benar-benar terhipnotis dengan kecantikan alami sang istri. Sehingga lupalah dia akan perjanjian kontrak yang pernah ia ucapkan tidak ada sentuhan fisik atau nafkah batin untuk sang istri.
Baru saja menikah pun nyatanya Keenandra tak mampu menahan diri dan merealisasikan ucapannya. Dia terus menyes4p bibir Jasmine dengan biduk hawa n4fsu, yang tak terbendung.
"Mulai hari ini kamu adalah milikku, Jasmine Qurattul Ain!" bisik Keenandra disela-sela aktivitas bibir mereka.
Jasmine yang tak mampu melawan kekuatan sang suami terpaksa melayani keinginan Keenandra yang di luar kendalinya.
"Shhhh." Des4han dari bibir ranum Jasmine membuat Keenandra semakin menggila. Dia terus memainkan lidahnya di rongga mulut Jasmine, sehingga membuat gadis cantik itu merasakan degup jantungnya semakin tak beraturan.
"Debaran apa ini!" gumam Jasmine setelah merasakan aliran darahnya semakin berdesir hebat. Ia yang semula ragu untuk melayani sang suami mau tidak mau larut dalam civman yang semakin menggil4.
"Balas civmanku!" Desak Keenandra dengan penuh g4irah yang membuncah.
"A-aku, mhhh." Jasmine tidak bisa berucap kata saat Keenandra membawa tubuhnya ke kasur.
Keenandra mulai bermain gil4, dia hendak bergerilya di tubuh Jasmine. Namun gadis cantik itu masih bisa menahan diri. Dia tidak ingin kehilangan mahkota berharganya di saat sang suami masih mendambakan wanita idaman lain.
"Jangan melakukan hal di luar batas, Keenandra Nareswara Kalandra! bukankah kau sendiri yang mengatakan tidak akan ada sentuhan fisik diantara kita. Aku bukan bud4k n4fsumu!" sentak Jasmine sembari mendorong keras dada bidang suaminya.
Keenandra pun sontak mengehentikan aksi tak senonohnya. Wajahnya terlihat merah padam menahan bir4hi yang kian memuncak.
"Persetan dengan ucapan itu, kau adalah milikku!" Keenandra mengusap sisa saliva di bibir sang istri. Kalau bukan karena bentakan Jasmine, dia tidak akan berhenti untuk melakukan hal yang begitu menggoda hatinya.
"Seharusnya kau malu mengatakan hal itu. Artinya kau telah menjilati ludahmu sendiri. Hanya sebatas inikah benteng pertahanan dirimu setelah melihat kecantikan dibalik cadarku? Maaf dengan sangat, keangkuhan Anda terpatahkan oleh hal tak senonoh yang baru saja anda lakukan terhadap saya."
Jasmine menatap penuh amarah. Dia pun segera mengenakan niqabnya. Ia merasa jika Keenandra hanya menginginkan keindahan tubuhnya.
Jasmine merasa harga dirinya hancur oleh sikap Keenandra. Dia merasa kotor karena tak mampu menjaga diri dari serangan brutal sang suami.
Walau pada kenyataannya Keenandra memang berhak penuh atas diri Jasmine. Tetapi, karena hinaan dan cercaan sang suami yang berulang kali membuat Jasmine tidak ridho jika Keenandra menyentuh seujung kuku dari dirinya.
"Aku berhak merubah segala keputusan yang ada. Sebelum perjanjian kontrak itu berakhir kau harus tetap melayaniku. Anggap saja jika hari ini aku khilaf."
Keenandra tetap berkilah demi menjaga harga diri. Walau pada kenyataannya ia merasa sangat malu karena kebablasan menyentuh Jasmine tanpa sadar.
"Terserah kamu hendak berucap apa? pria sombong memang sukar sekali mengakui kesalahan. Pergi dari kamarku sekarang juga!" Jasmine mengusir sang suami dengan emosi yang tak tertahan. Dia merasa kesal saat mengingat civman panas suaminya beberapa saat lalu.
"Jangan munafik jadi perempuan. Kau pun pasti menikmati sentuhan h4ngatku!" ucap Keenandra dengan menyeringai tipis.
"Wallahi, aku sama sekali tidak menikmati sentuhan dari orang yang tidak pernah menganggap aku ada. Kenikmatan apa yang harus aku dapatkan sedangkan pria yang menjadi suamiku masih mencintai wanita lain." Jasmine memalingkan wajah. Air matanya menetes tak terbendung. Ia merasa harga dirinya diinjak-injak oleh sang suami.
"Aku bukan wanita simpananmu, aku pun bukan seperti kekasihmu yang mungkin bebas disentuh-sentuh oleh pria asing sepertimu. Aku memiliki harga diri, kau tak pantas menyematkan hal hina padaku." Jasmine semakin kesal melihat Keenandra yang sama sekali tak merasa bersalah dengan apa yang barusan dilakukan.
"Kau harus bersyukur dari sekian banyak wanita yang mengagumiku. Hanya kamu yang aku sentuh. Sedangkan kekasihku sendiri tak pernah sekalipun aku menyentuhnya seperti aku menyentuhmu. Aku hanya menyentuh hatinya tidak lebih!" Keenandra berargumen, karena memang kenyataannya dia tidak pernah menyentuh Celline seperti apa yang disangkakan oleh Jasmine.
"Laki-laki memang suka membual. Dia tak cukup dengan satu wanita. Kau pikir aku akan percaya dengan ucapanmu. Tujuh tahun hubunganmu terjalin dengan wanita itu, tidak mungkin kalian tidak melakukan apa-apa." Jasmine merasakan perasaan tak nyaman. Hatinya mendadak mendidih membayangkan suaminya berbagi kasih dengan wanita lain.
"Kamu jangan asal tuduh! aku memang terlalu bodoh mencintai kekasihku. Tapi, tak pernah sekalipun aku menyentuhnya lebih. Aku sangat menjaganya. Aku tidak mungkin menyentuh wanita yang belum menjadi istriku."
Keenandra berkata sejujurnya. Namun Jasmine tak percaya. Ia pun gagal meyakinkan wanita yang sudah halal untuk ia sentuh.
"Aku tidak percaya denganmu. Jangan coba-coba untuk meyakinkanku setelah apa yang kau lakukan padaku. Kau katakan tadi adalah sesuatu khilafan. Kau tahu, perbuatanmu itu melukai harga diriku sebagai seorang wanita. Istri yang sama sekali tidak dianggap oleh suaminya. Namun, hanya menjadi pemu4s n4fsu semata." Jasmine terisak. Dia pun tak mampu menahan air matanya yang kian menetes.
"A-aku tidak bermaksud menyakitimu. A-aku minta maaf," ungkap Keenandra.
Pada akhirnya ia pun menurunkan rasa egonya. Tetapi Jasmine terlanjur sakit hati mengingat semua yang telah dilakukan oleh Keenandra terlalu menyakitkan untuknya.
"Maafmu tidak akan pernah menyembuhkan rasa sakit hatiku atas apa yang telah kau lakukan. Aku ingin mulai detik ini kita saling menjaga jarak. Aku mohon jangan sentuh aku lagi!" isak Jasmine dengan hati yang begitu perih.
"Aku tidak bisa berjanji apakah bisa menjaga jarak denganmu? Tetapi, aku tidak mungkin mengabaikanmu begitu saja setelah apa yang barusan aku lakukan."
Keenandra mulai takut kehilangan Jasmine. Bisa dibilang dia mulai merasa nyaman saat sentuhan di atas bibir itu mereka kecapi bersama. Walaupun sang istri merasa terpaksa, tetapi Keenandra merasa sangat puas atas apa yang ia ambil dari Jasmine.
Apalagi setelah melihat pesona dibalik cadar Jasmine, membuat Keenandra tak rela kecantikan di balik cadar itu dinikmati oleh pria lain. Bahkan, ia berniat untuk mempertahankan biduk pernikahan mereka. Tak peduli dengan perjanjian kontrak yang telah tertulis di atas kertas. Sumpah demi apapun Keenandra tak rela melepaskan sang istri begitu saja dari kehidupannya.
"Kau egois!" Jasmine hendak keluar dari kamar, dia merasa kesal jika berhadapan dengan Keenandra.
"Mau kemana? Aku masih belum selesai bicara!" tekan Keenandra sembari menarik lengan Jasmine. Sehingga wanita bercadar itu jatuh dalam pelukannya.
Brugh.
Cuppp.
dan orang tua keenan dan Jasmine tau perlakuan kenann terhadap Jasmine sangat menyakiti Jasmine... seharusnya sebagai orang tua menanyakan keinginan anaknya bukan memaksa kan kehendak nya.. dan orang tua kenaan tidak berterus terang kepada abba dan umma tentang kenaann dan sekarang Jasmine yg harus menanggung kebencian dan kekesalan akibat kekecewaan dari perjodohan ini.