"... selama aku masih berada didunia ini aku akan terus berusaha menjaga Luciana."
Perkataannya mengejutkanku. Selama dia masih berada didunia ini? Dia adalah seorang vampire yang hidup abadi, apakah itu berarti dia akan menjagaku selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon prel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31: Luciana
Kami segera menyerbu ruangan pasienku. William mendudukkanku di salah satu kursi, dia masih memandangiku dengan panik, sedangkan aku hanya bisa memandangi nya dengan tatapan kosong. Kepalaku pusing, rasanya sangat berat.
"Hugo, bisa kau jelaskan apa yang terjadi pada Luciana", William membuka suara.
Sebenarnya aku juga merasakan tatapan cemas Stefan sejak tadi, tapi aku hanya bisa terdiam.
"Bukankah sebaiknya kalian yang menjelaskan terlebih dahulu", Hugo menjawab "apa hubungan kalian dengan seorang manusia yang menjadi nenek Luciana?"
Semua terdiam memandangi Hugo. Aku menahan nafas, baiklah ini saatnya menguak tentang perbuatan nenek.
"Eve", Hugo memberikan isyarat kepada Eve agar segera menjelaskan.
"Apa maksudmu?", Eve menjawab.
"Apa maksudku? Bagaimana dengan apa maksudmu membantu wanita tua itu mendapat bunga Azul?", Hugo berkata dingin.
"Dia adalah dalangnya, dan aku telah membunuhnya"
Eve terkejut mendengar perkataan Hugo, begitu pula Stefan dan William. Aku yakin, mereka merasakan keterkejutan yang sama sepertiku atau bahkan lebih. Nenek yang seperti tidak pernah membeda-bedakan antara manusia dan vampire ternyata bisa melakukan hal semacam ini.
"Eve", Hugo masih menunggu.
Eve memandang kami satu persatu, menghela nafasnya sesaat kemudian mulai bercerita,
"Rosemari, dia adalah manusia yang telah menyelamatkanku lebih dari sepuluh tahun yang lalu"
"Dia menyelamatkanku yang sedang menyusup ke wilayah manusia. Kami bertemu di salah satu rumah seorang bangsawan penting. Rosemari sudah memulai karir nya menjadi seorang penyembuh waktu itu"
Kami semua terdiam mendengarkan cerita tentang bagaimana Eve dan nenek bisa bertemu. Matanya kosong melihat lantai dibawah kakinya.
"Dia membantuku kabur dari pengejaran para prajurit manusia, aku sempat bersembunyi dan tinggal beberapa hari dirumahnya"
"Karena kejadian itulah kami menjadi akrab, dia bercerita betapa tergila-gila nya dia dengan ilmu sihir, berkeinginan kuat mempelajari sihir untuk menyempurnakan ilmu pengobatannya. Tetapi karena sihir adalah perbuatan terlarang di wilayah manusia, dia harus membuang jauh-jauh apa yang dia inginkan"
"Kemudian aku menawarkan bantuan untuknya sebagai balas budiku"
Eve memberi jeda disetiap kalimatnya, dia sedang berusaha menenangkan dirinya.
"Aku mengajaknya memasuki wilayah vampire, membiarkan dia tinggal beberapa tahun disini. Membaca dan mempelajari semua ilmu sihir, begitulah cara Rosemari mengetahui tentang bunga Azul". Ucapnya hati-hati
Terlihat dengan jelas kekecewaan dari nada suara Eve. Dia terlihat sangat terluka dengan apa yang telah nenek perbuat.
"Percayalah Hugo, aku tidak tau bahwa kelemahan para vampire adalah bunga yang itu", ucap Eve bersungguh-sungguh
"Mungkinkah ada yang memaksanya melakukan ini?" William bertanya tidak kepada siapapun.
"Tidak", aku membuka suara. "Dia tidak mendapat paksaan dari siapapun. Dia melakukan atas kehendaknya sendiri".
Ruangan ini diselimuti udara yang sangat tidak nyaman. Kami semua terdiam. Kulihat Eve melamun,sesuatu yang jarang Eve lakukan.
"Jika tau akan seperti ini, aku tidak akan pernah membantunya dulu", aku merasakan nada emosi dalam setiap ucapan William.
"Eve apa ayahmu mengetahui tentang Rosemari?"
"Tentu saja tidak" Eve segera menoleh memandang Hugo.
"Kalian semua akan sangat terancam jika Raja sampai mengetahui hal ini, bahkan ayahmu juga akan mendapatkan hukuman atas apa yang telah kau perbuat,Eve".
Hugo benar, keselamatan kami bisa terancam jika ada yang mengetahui kami berhubungan dengan manusia.
"Jika memang hanya kalian di rumah ini yang mengetahui tentang manusia itu, sebaiknya kalian merahasiakannya. Kalian harus pastikan para pelayan tidak ada yang membocorkan tentang ini".
"Aku juga akan memastikan bahwa fakta ini tidak sampai ke telinga Raja ataupun para petinggi lainya".
Hugo berkata dengan tegas sedangkan Eve hanya terdiam. Awalnya aku mengira kedudukan Hugo jauh dibawah Eve, tapi sepertinya aku salah. Hugo adalah tangan kanan Raja, karena itulah dia juga memiliki wewenang yang cukup tinggi.
"Sejak kapan kau peduli dengan keselamatan kami?" William bertanya dengan nada datar.
"Aku tidak peduli", Hugo menjawab dengan nada tak kalah datarnya, "aku hanya memperdulikan diriku yang pastinya akan kerepotan dengan semua ini nantinya"
"Sebaik apapun manusia, mereka tetaplah manusia. Makhluk Mortal yang merupakan musuh bebuyutan para vampire" Hugo melanjutkan.
Aku yakin, semua yang berada di ruangan ini merasa tidak nyaman dengan gelagat Hugo yang seolah mengintimidasi kami.
"Kau berkata seolah dulu kau bukanlah seorang manusia"
"Memang bukan",
Hugo tersenyum miring menjawab perkataan William, dia berjalan santai meninggal kami semua.
Aku yang sebenarnya tidak terlalu memperhatikan mereka sejak tadi, Seketika menoleh pada Hugo. Jadi Hugo adalah seorang vampire murni?
masuk akal saja mengingat aura seperti apa yang dia miliki.
Setelah kepergian Hugo, hening menyelimuti kami semua. Tidak ada pembicaraan sama sekali diantara kami, masih sangat sulit menerima kenyataan yang baru saja muncul kepermukaan.
"Tidak ada gunanya menyalahkan diri sendiri, angkat wajahmu Evangelin", Stefan membuka suara setelah sekian lama hanya terdiam.
Eve menghela nafas, dia bersandar pada kursi yang ia duduki sembari memijat pangkal hidungnya.
"Aku tidak mengira akan menjadi seperti ini", lirihnya
"Tidak akan ada yang mengira semua ini Eve, jika memang akan terjadi sesuatu, kita akan menghadapinya bersama" , William menanggapi perkataan Eve.
"Maafkan aku, seharusnya aku .."
"Kau tidak salah" , Stefan segera memotong kalimat Eve.
"Kau hanya membalas budimu, itu bukan perbuatan yang salah"
Diam-diam aku memandangi mereka satu per satu. Tidak ada hubungan darah diantara kami semua tapi aku bisa merasakan ikatan persaudaraan yang sangat kuat di keluarga ini.
Kini giliran mereka yang melihat ke arahku. Aku hanya bisa memaksakan senyuman diwajahku.
"Luciana, apa kau baik-baik saja?", Eve bertanya.
"Ya, aku baik. Memang sedikit sulit tapi memang beginilah kenyataannya", aku menjawab.
"Baiklah, hari ini adalah hari yang berat untuk kita semua. Sebaiknya kita beristirahat lalu kita bahas lagi besok", William memutuskan.
Kami semua setuju lalu mulai berjalan meninggalkan ruangan ini menuju kamar kami masing-masing. Aku berjalan mendahului Stefan dan William.
Setelah sampai di dalam kamar, aku terduduk di atas tempat tidur melihat ke luar jendela.
Ingatan tentang pengalamanku tinggal bersama nenek menyerbu kepalaku begitu saja.
Dia yang mengajariku cara merawat pasien, mengizinkanku memakai bajunya,tidur dirumahnya. Dia yang berlari kesini mencariku saat aku hilang.
Dia sendiri yang berkata bahwa tidak semua vampire itu jahat. Tapi kenapa dia melakukan semua ini?
...~~...