NovelToon NovelToon
The Unstella : Antagonist Talent

The Unstella : Antagonist Talent

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Masuk ke dalam novel
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Estellaafseena

Hal yang membuatmu ragu dalam melangkah, adalah dirimu sendiri.

***
Aku mengalami kecelakaan disaat-saat terbaik. Menjadi seorang chef terkenal dan menghasilkan banyak uang dengan sampingan menjadi seorang penulis handal adalah impianku.

Namun, semua hilang saat jiwaku bereinkarnasi ke dunia lain, di tubuh yang berbeda sebagai seorang antagonis dalam novel romantis kerajaan.

Petualangan ku dimulai, di Akademi Evergreen menjadi seorang antagonis.

***
"Aku tidak melakukannya karena keinginanku, melainkan ikatan yang melakukannya." - Aristella Julius de Vermilion

[COPYRIGHT FYNIXSTAR ]

[INSPIRATION FROM ANIME]
1. RAKUDAI KISHI NO CAVALRY
2. GAKUSEN TOSHI ASTERISK
3. CLASSROOM OF THE ELITE

[ENJOY]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Estellaafseena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER XXIX

Mata Mexis yang membulat sempurna tak bisa beralih. Pikirannya tidak bisa mencerna setiap kata.

Layla tiba-tiba berdiri, Mexis tersadar, hendak meraih tangannya namun terdapat rasa ragu. Jujur dia benar-benar tidak menyangka—sangat tidak menyangka selama ini Layla memiliki perasaan padanya.

"La ..."

Layla mengambil napas dalam-dalam, mengepalkan tangannya, "Kenapa aku menyukai orang yang tidak peka sepertinya?! Dasar Mexis sialan, brengsek, bodoh!"

Mexis tercengang, Layla berteriak sekeras mungkin dengan emosinya yang sudah meluap. Dia mengusap kasar matanya dengan lengan, berdiri di hadapan Mexis seraya menunjuknya, menatap sebal dengan mata yang sembab.

"Hey bodoh, apa hanya kau manusia yang hidup di dunia ini? Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku? Riana, Riana saja terus. Hatimu itu sudah tertutup dan hanya Riana saja yang boleh memasukinya ..." Layla menggantungkan ucapannya, matanya kembali berkaca-kaca, perlahan tangannya lemas, menyingkir dari wajah Mexis.

"... Setidaknya, biarkan aku masuk brengsek ..." Suara Layla terdengar gemetar, "Aku lelah menunggu di luar."

Mexis seakan tak bisa berkata apapun, suaranya tersendat, pikirannya kalut. Beberapa saat mereka terdiam, Layla menangis sesenggukan, ia berusaha untuk berhenti, hanya bisa mengusap air matanya berkali-kali.

"Buka saja pintu untuk tamu pertama di masa tersulit mu."

Kata-kata itu terus terngiang di kepala Mexis, beberapa kali ia berpikir, selalu saja hanya itu yang muncul di benaknya. Beberapa saat, ia menghela napas tipis, menenangkan seluruh pikirannya saat ini, lalu berdiri menghadap pada Layla, menggenggam kedua pundaknya.

Mereka saling bertukar pandang, seakan semua rasa menyakitkan itu bercampur dari sorot mata mereka masing-masing.

"Maaf."

Satu kata yang keluar dari mulut Mexis, membuat mata Layla membulat sempurna, 'Apa aku baru saja ditolak?'

Tidak. Masih belum.

"Bisakah ... kau menunggu sebentar lagi? Saat itu tiba, akan ku pastikan kau tidak akan tersakiti karena ku."

Masih ada harapan.

"Akan ku berikan kebahagiaan saat itu juga, Layla."

Cahaya harapan. Begitulah kira-kira apa yang ada di pikiran Layla saat ini. Mexis menatap dengan sungguh-sungguh, seolah dia memberikan sebuah kesempatan untuk Layla masuk dalam hatinya yang terkunci rapat.

"Aku bersumpah."

...***...

Di sebuah ruangan pengendali, gelap dengan lampu yang mati, namun terang dengan cahaya dari layar-layar besar di sana. Tiga orang laki-laki dengan seragam Academy Evergreen bersiap di depan layar penuh dengan kode-kode rahasia. Salah satu dari mereka mengotak-atik tombol yang memberikan arahan pada layar di depannya.

"Sudah belum? Lama sekali. Bagaimana jika ada profesor yang berpatroli di sini?" Dua orang bertugas mengawasi sekitar, satu diantara dua orang itu terlihat sedikit cemas.

"Tenang saja, ini akan segera selesai. Kita harus membuat 'dia' gagal."

Meski satu rekannya mengatakan hal yang membuat tekad mereka bulat untuk melakukan kecurangan, namun saat orang yang bertugas mengotak-atik tombol pengendali, layar menampilkan cahaya merah dengan kata 'error' seraya sirine peringatan terdengar di ruangan itu.

Mereka panik.

"Cepat pergi sebelum ada yang datang!" Salah satu berseru, mengajak dua rekannya pergi dari ruangan itu, namun di satu sisi, orang yang baru saja mengotak-atik tombol itu menyeringai puas.

...***...

...[NOTICE]...

...SESI V STARLIGHT...

...Aristella Julius kelas E, melawan Neo kelas C...

Ini adalah pertandingan terakhir hari ini. Besok, akan mulai babak kedua. Babak yang akan menentukan siapa nomor satu yang sesungguhnya. Itupun, mereka harus berpasangan untuk mencapai Tujuh Bintang dan peringkat pertama.

"Rin, untukmu."

Mexis datang membawa botol minuman untuk Riana. Riana menerimanya, sejenak menatap botol minuman itu. Seketika wajahnya kembali ceria, tersenyum pada Mexis, "Terimakasih, Mex."

Mexis tersenyum, mengangguk pelan. Leon dan Envy menatap kebingungan, namun segera mengubah ekspresinya menjadi lebih keheranan lagi saat Mexis, mendekat padaku.

Aku menatap datar, saat tangannya terulur padaku dengan botol minuman yang sama. Wajahnya masih menampakkan dinding es, namun kali ini lebih lunak.

"Untukmu. Terimakasih untuk waktu itu, aku sadar jika tetap egois, akan ada orang yang terluka."

'Hm. Jadi begitu. Tapi kapan aku pernah bicara dengannya?' aku berpikir sejenak, menerima pemberiannya.

"A ... hey! Kau tidak memberi kami minuman juga? Kami juga haus!" Envy berseru sebal dengan wajah masam, Leon diam-diam menatap Mexis tak senang.

"Kau juga, kenapa menerima pemberiannya?! Dia musuh saat ini, musuh!" Envy berteriak di depan wajahku.

Alisku berkedut dengan perempatan silang di pelipis, menatap Envy datar, melemparinya dengan botol minuman itu sampai ia memekik, "Akh! Sakit!"

Satu kepalan tangan ku hantam kan pelan di telapak tangan satunya, membuat Envy bergidik dengan sedikit sentakan ringan di kedua pundaknya.

"Sekali lagi kau mendekat, akan habis wajah tampan mu. Laki-laki 3D, sebaiknya menyingkir." Aku marah bukan karena Envy yang seenak jidat mendekat, aku marah karena hanya husbu ku saja yang boleh sedekat itu.

Wajah Envy memerah padam, dengan kobaran api disekelilingnya dia berseru, wajahnya kembali mendekat, "Kau masih saja membandingkan ku dengan laki-laki tidak nyata itu? Bangunlah dari mimpimu, mereka.tidak.nyata!"

Kretek

"A ... Sakit! Lepas ... lepaskan sialan! Gadis gila! Kepalaku bisa pecah! Sialan kau lepaskan aku."

Emosiku sudah tidak tertahan lagi, dengan keras kepala Envy ku himpit dengan lipatan lengan. Orang-orang menjauh dengan keringat dingin bercucuran—termasuk Riana, Leon, dan Mexis yang menyaksikannya.

"Sekali lagi. Kepalamu akan benar-benar remuk. Mengerti?"

"Untuk peserta Aristella Julius, segera masuk ke lapangan studion."

Suara yang berasal dari speaker ruangan membuatku berhenti memberi pelajaran pada biang kerok ini. Envy memegang kepalanya seraya tubuhnya yang berjongkok, bergumam tak jelas.

"Yang Mulia, semangat!" Riana berseru memberikan semangat.

"Walau lawanmu kelas C, aku yakin dengan mudah kau akan mengalahkannya." Tambah Mexis diikuti anggukan Leon.

Samar ku dengar suara decakan di belakang. Ya. Itu Envy, dia menatapku kesal, "Awas saja jika kalah, akan ku bakar semua koleksi mu ..."

Aku menatap tajam padanya, menunjuk dengan kasar dahinya, membuat sedikit ringisan ngeri dari wajah Envy, "Jika berani menyentuh koleksiku, akan ku pastikan kau cacat saat itu juga."

Envy berhasil membuat emosiku meluap, namun di sisi lain dia juga berhasil membuatku semakin ingin memenangkan pertandingan ini. Besok, saat mencapai final, akan ku tunjukkan padanya, Vermilion tidak pantas untuk dilupakan.

"Inilah peserta yang kita tunggu-tunggu kehadirannya. Aristella Julius, berhasil mengalahkan lawan-lawan sebelumnya hanya dengan waktu tidak lebih dari sepuluh menit!"

Semua orang bersorak semangat menggema di seluruh studion saat aku menampakkan diri. Sejauh ini, aku belum menggunakan 'Mythic' karena ternyata lawan-lawanku lebih mudah dari perkiraan.

Untuk ini, aku bisa yakin kemenangan ada di pihakku, namun tidak juga karena tiba-tiba saja perubahan rencana. Lawanku muncul, yang ku yakini, dia bukan Neo dari kelas C.

"Tunggu ... tunggu, apa yang terjadi? Bukan murid bernama Neo dari kelas E, namun yang muncul adalah Frenzi dari kelas A! Apa ada kesalahan di sini? Tapi, daftarnya ..."

Aku mengernyit tak senang, ada yang salah di sini. RectaPhone tidak mungkin salah, namun jika di daftar, beda lagi dengan itu.

"Kita tunda pertandingan ini sejenak ..."

"Tunda? Hah! Kenapa? Aku tidak masalah dengan kesalahan teknis, lagipula katanya dia murid berbakat tahun pertama kali ini," lawanku berteriak membuat seisi studion mendengarnya.

Dia menatapku dengan seringaian yang menyebalkan.

'Hm. Jadi begitu. Dia sudah mengincar ku.'

"Tapi ..."

"Exclart."

Aku memanggil Exclart yang seketika berubah menjadi pedang di genggamanku, memotong ucapan pembawa acara yang sudah digantikan seseorang. Ini, adalah tanda aku menerima tantangannya.

Frenzi menyeringai puas, tangannya menghentak ke samping dengan petir berwarna hitam keunguan yang menyambar di lengannya, "Lighting."

Petir itu menyatu, memanjang membentuk cahaya dan berubah menjadi sebilah pedang.

"Wow wow wow! Apa ini tandanya pertandingan akan terus dilanjutkan? Ya! Aristella Julius, kelas E akan melawan Frenzi Asca dari kelas A!"

Mereka bersorak seakan sangat menggemparkan pertandingan ini. Begitu semangatnya menanti pertarungan ini. Ya. Aku juga menantikannya.

"Pertandingan, dimulai!"

^^^つづく^^^

...ーARIGATO FOR READINGー...

...THANKS...

1
Eins
kak, gak mau di bukuin aja kah? aku mau beliii beneran dehh, atau e-booknya gitu?
lee ary
ayuh mulakan
syrd_hiyya
Suka dengan alur ceritanya. Adegan pertarungannya di jelaskan secara detail jadi kita bisa membayangkannya.
muti
ini seriusan envy sama stela GK bersatu/Sob//Sob/ pdhl mau liat mereka bucin.
𝚁𝚊𝚢𝚊♡
ehh kirain bakal berlayar
Monifa Shani
Kalau tidak salah, kalian sama-sama bokek, kan? Lebih hemat untuk memasak daripada membeli makanan
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
Ni Ketut Patmiari
semangat thor... ceritanya menarik👍
Darkness Crystal14
kak kok di wp di unpublish
Fyn_Casttle: maaf ya ... ketentuan kontrak NT/Cry/
total 1 replies
Jihan
Asli ini klo bnrn karam, sedih asli asksksk pls, udh trbang sm duo ini dhl..
Jihan
btw kak, klo di spam like, gbkl knp² kn ini?
Fyn_Casttle: amann
total 1 replies
Jihan
Kapal gue, mau merenung dlu sih, klo envy bnrn g sama stella😔
Jihan
maapkeun ktinggalan
Jihan
kak, ini knp jdi Aiden? kapal gue tnggelem kah?
Monifa Shani: Apa Envy akan melakukan hal sinting, lagi?
Jihan: selalu mantau dhl ka, eh bnrn up exchap, tpi mau merenung dlu sih grgr kapal gue..
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!