NovelToon NovelToon
Bitter Sweet

Bitter Sweet

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara
Popularitas:282.5k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Sekejap manis, sekejap pahit. begitulah urusan hati seorang Dinata Mahika Jennar, patah hati yang berulang membuat sikap egoisnya memaksa untuk selalu berpindah kampus tempatnya belajar dan trauma untuk menjalin rasa itu kembali terhadap seseorang.

"Gue mau jadi biksu aja, seumur hidup ngga akan pernah mau lagi ngerasain jatuh cinta sama manusia."

Namun kepulangannya ke tanah air justru mempertemukannya dengan seorang penggombal receh dimana nasib justru menghadapkan keduanya di situasi pernikahan yang terpaksa.

Adalah Prasasti Dirgantara, prajurit militer bersenjata negri yang lahir dari keluarga sederhana dan harus turut menerima derita menikahi Dina secara paksa, sepaket sifat menjengkelkan gadis kaya raya itu.

"Jangan lupa uang panainya! Pendidikan gue itu sarjana, om. Minimal 150 juta..." sengak Dina congkak. Prasasti menjedotkan kepalanya ke dinding beton markas militer, "mesti minjem kemana?!"

Sanggupkah keduanya menjalani pahit manisnya kehidupan sebuah pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 32 ~ Bittersweet 1

Cap tersangka akhirnya disematkan pada nama papi Rendra. Kini seluruh bukti dan laporan para tersangka sudah dikumpulkan menjadi satu yang membuat pihak berwajib dan kpk menetapkan dirinya sebagai tersangka berikutnya.

Suara mesin print'an di ruang admin sebuah kampus swasta ternama nyaring terdengar diantara sunyinya suasana jam kerja.

"Atas nama Dinata Mahika Jennar, fakultas ekonomi bisnis, satu semester lunas..." ia menyerahkan print out kwitansi pembayaran kuliah Dina selama satu semester. Dina memasukan kembali atm miliknya ke dalam dompet. Ia resmi terdaftar sebagai mahasiswi di salah satu kampus ibukota.

"Done. Semoga setelah ini, gue ngga pindah-pindah lagi..." jujurly, cape ngurusinnya!

Siang ini ia akan ke rumah papi, setelah sebelumnya mampir sejenak membeli minuman favoritnya, sebelum ke kampus ia sempat melihat gerai minuman warna ungu, siapa tau nanti jadi langganan tetap tempatnya jajan.

Mobil itu berbelok dan parkir, beberapa pengunjung disana salah satunya mungkin para mahasiswa di kampusnya tadi.

"Mas, Dina mau thai tea with boba..." pintanya.

"Large atau regular?"

"Large," jawabnya meskipun matanya masih memandang papan menu.

"Totalnya 37 ribu, kak."

"Pake debit bisa?"

"Boleh..." Dina menyerahkan kartunya.

Si kasir sedikit mengernyit, "maaf kak, kartunya di blokir?"

"Ya?" beonya, "masa sih? Tadi perasaan----" gumamnya aneh bin ajaib, baru saja ia memakai debitnya untuk membayar uang semester, lancar saja....tak mau malu, Dina kemudian mengeluarkan kartu merah putih Pras dan kembali ia teraneh-aneh karena uang sedikit Pras justru diterima bumi ketimbang atm miliknya yang jumlahnya tak terhingga itu.

"Pinnya, kak..." ia menyerahkan mesin atm kecil itu untuk ia isi pinnya. Dan srutttt-----struk pembelian keluar bersama saldo pembayaran.

"Aneh, rusak kali ya...." ia kembali memasukan atmnya dan menyeruput barang sejenak minuman miliknya di atas kursi bar disana, hingga suara ponselnya bergetar, "papi?" dahinya berkerut.

****

Pras berdecak beberapa kali saat panggilannya tak jua dijawab oleh sang istri, maaf nomor yang anda tuju sedang berada dalam panggilan lain. Mesin penjawab dari costumer service yang justru menjawabnya.

"Ck." ia menggeleng dan bergegas menyusul Dina, dengan melirik jam di tangannya Pras yakin jika urusan kampus Dina sudah selesai, ia membuang nafas kasar, "semoga masih sempat."

Ia menyambar kunci motor lalu menarik gas dan menggebernya menuju rumah kediaman papi Rendra. Ia tak peduli jika ayah mertuanya itu menghina dan menembaknya sekalipun, yang jelas ia akan menjemput istrinya. Pikiran Pras hanya satu, gadis milk bun miliknya.

Dina hanya tinggal berbelok satu belokan lagi, lalu sampailah ia di rumah.

Tiitt...tiit....

Gerbang besar itu terbuka dan mobil Dina memasuki rumahnya.

Baru saja ia turun, Dina mendadak mengernyit aneh melihat mobil papanya sudah mengangkut beberapa koper, "loh..loh...kirain ngga sekarang..." gumamnya melihat supir meletakan koper-koper besar di bagasi.

"Pi, mi..." ia masuk dan langsung disambut oleh papi yang menariknya untuk segera bersiap.

"Sayang, papi sama mami berangkat sekarang. Kamu baiknya siap-siap..."

"Tapi pi, Dina mau ngomong kalo---" belum ia selesai bicara papi kembali memotongnya, "terserah kamu, mau pilih papi--mami atau suami kamu. Tapi sekali kamu pilih dia, maka kamu tak usah ketemu mami papi lagi."

"Loh...loh...kok?!"

Dina tak bisa lebih terkejut dan kebingungan lagi melihat maminya keluar dengan mantel bulu dan wajah yang sembab seperti habis menangis lama.

"Mamiii? Kenapa?"

Bukannya menjawab mami justru memeluk Dina dan meledakan kembali tangisannya.

"Mas ngga boleh masuk! Perintah bapak!" belum selesai, para penghuni rumah dikejutkan oleh keributan di luar rumah.

"Apa lagi ini?!" geram papi Rendra, baru saja kakinya ingin melangkah, tubuhnya ditahan papi, "kamu sama mami jangan ada yang keluar! Apapun yang terjadi jangan KELUAR!" ucap papi tajam.

"Ini ada apa sih?!" tanya Dina. Ia menurut dengan membawa duduk mami di sofa dan membiarkan urusan diluar papinya yang mengurus.

Papi Rendra sudah mengeluarkan pistolnya dari saku sabuk celananya di balik kemeja putih yang ia pakai dan menodongkan itu pada sosok yang mendobrak masuk ke kediamannya, "lepaskan dia!" perintahnya.

"Mau apa kamu kesini?!" tajamnya menusuk.

"Pi, saya mau jemput Dina. Dina ada di dalam kan? Itu mobil Dina..." ujarnya memohon.

"Istrimu tak ada disini, yang ada di dalam adalah putri saya. Istrimu mati setelah kamu memilih untuk menghianati saya!" jawabnya belum mau menurunkan todongannya dari arah mata Pras. Namun lelaki itu gentar barang seinci pun.

"Dina!!!" teriak Pras terdengar oleh Dina yang ada di dalam, "om Pras?" ia hendak beranjak namun mami menahannya dan memberikan isyarat menggeleng dengan prihatin, sebutlah keduanya adalah orangtua egois yang mengorbankan kebahagiaan dan rumah tangga putrinya sendiri.

"Maafin mami sama papi, Dina." Mami sesenggukan, "mami, mami kenapa nangis? Mami ngga salah apa-apa sama Dina, kenapa sih? Ada apa ini?" ia terlupa dengan ucapan Pras pagi tadi.

"Heyyy tentara!" bentak Papi Rendra menahan Pras untuk masuk ke dalam, "kamu tidak berhak memasuki rumah saya ! Kamu bukan siapa-siapa lagi sejak memilih menangkap saya."

"Bagaimana pun papi, saya tetap menganggap papi adalah mertua saya. Menyerahlah pi, laporan bukti dan kesaksian sudah terkumpul, pihak berwajib dan kpk sudah siap memberikan surat panggilan dan menangkap papi. Bertanggung jawablah atas semua yang papi lakukan pada negara. Dina sudah menjadi tanggung jawab saya, Dina istri sah saya di mata agama dan hukum."

"Kurang ajar!" murkanya meletuskan tembakan.

Dorrr!

Semua terhenyak mendengarnya termasuk Dina, "astaghfirullah!" ia segera melepas pelukan mami dan menyerbu pintu, namun para pesuruh papinya menahan Dina untuk keluar.

"Minggir! Gue mau keluar!" sengit Dina. Tak jua dibuka, ia memukul-mukul dan mendorong menyingkirkan mereka, Dina berlari keluar rumah dan betapa terhenyaknya ia.

"Ndi..." lirih Pras bahagia melihat Dina, namun celakalah ia....

"Sayang, papi---"

"Papi, ya Allah!"

"Dia, menantu si alan..." ucapnya terbata menahan sakit di kakinya.

Dilihatnya pistol yang tergeletak diantara papi Rendra dan Pras. Pras menggeleng, "bukan abang, ndi."

"Om apain papi aku?" tatapnya menyiratkan tuduhan dan kekecewaan. Meski hati percaya kalau Pras tak akan melakulan itu, tapi logikanya bermain lebih mendominasi, siapa lagi disini yang akan memegang senjata api selain seorang tentara. Ia juga begitu tau kiprah Pras yang seorang unit satuan khusus, pastilah mahir menggunakan senjata.

"Om apain papi akuuu?!" kini tatapan itu berubah jadi mata yang berlinang air mata.

"Papiiiii!" jerit mami menyerbu sang suami yang sudah terkapar dengan kaki bersimbah da rah.

"Abang ngga-----"

"Om yang nembak papi?! Kenapa om, papi aku salah apa!!!" jerit Dina meraih kerah baju seragam Pras dengan menangis.

"Papi----buronan korupsi dan pertambangan ilegal, ndi." jelasnya yang justru semakin membuat tangis Dina pilu.

"Apa begini cara om nangkep buronan negara, papi ngga mungkin kaya gitu om....aku kenal papi..." ia sesenggukan pilu, hati Pras merasa teriris melihatnya.

"Kalaupun memang papi aku tersbukti, apa ngga ada cara yang lebih manusiawi untuk menangkapnya?!!! Hah!!!" jerit Dina sambil menangis dan memukul-mukul Pras.

"Ndi, ini bukan seperti yang kamu liat..."

"Papi itu mertua om, papa akuuuu!" Dina memukul-mukul meskipun kini Pras sudah mendekapnya.

"Lepasin Dina, Dina benci om!" hati Pras hancur saat itu juga saat Dina yang baru saja memberikan kehangatannya kini justru mengucapkan kata yang tak mau ia dengar seumur hidupnya.

"Apa sekasar ini tentara, apa kata keluarga ngga ada artinya di mata prajurit seperti om?!!"

"Ndi dengar dulu," pinta Pras.

.

.

.

.

.

1
🍌 ᷢ ͩᗩGEᑎᑕY🍀🍭ͪ ͩ😜👙ᗩᶦꑄⓨᗩᕼ
wah seru donk drakoran ☺️.
Ney maniez
ohhh sll ad kalian yg bikin semua teralihkan...
bersyukur milk bun,,, suami idaman,, tmn2 yg caree🤗🥰😍😘
Ney maniez
😂😂😂😂😂😂
Syaff
masyaAllah sudah sejauh ini, abi Rayyan mau jadi kakek dong .. wkwkwkwk...
Winda Setiawan
kompos dong ,om🤣🤣
Fitri Awati
ini istri2 somplak para prajurit negri yang kalo udah ngumpul walau pun cuma bertiga pasti ramenya ngalahin orang satu RT
Jenong Nong
ya allah ni bertiga bukannya nonton mlh ngelawak ....🤣🤣❤❤🙏🙏
Zee Zee Zubaydah
udah laaah,emang mereka ibu² Persit somplak
cocok sama om om tentara yg kaku & datar
lanjutin teh
Azzahra Azka Lestari
seru bgt trio sengklek nih.....nikmati alur hidup.aja din....saat kumpul ma temen2 happy ketawa nikmati....tar klo pas waktu panggilan syukuri juga nikmati..msambil berusaha ikhlas....
Tri Winarni
lanjut ttt🙏👍👍👍👍👍💪
Y@ngDyl@n😍🌈💞
Ammmpuunnn... deh km din,,.... 😂😂😂😂
Tysa Nuarista
astaga benar" pembahasan unfaedah ... tp alhmdulillah Dina udah bisa ketawa... semoga mereka berdua bisa melewati....
Lisa aulia
syukur deh Dina udah bisa becanda...walau memang belum baik2 saja tp dengan adanya cle sama zea bikin hari jd berwarna karena keabsurdan mereka...
Tri Tunggal
asal bukan bulu ketekmu aja sih om, ampunlah si cle mah bahasana kelolodan air bibit lalaki 😂😂terlalu mujarab ya cle sampe mabok gtu... ntar si andi jg nyusul pada mabok barenganlah si sohib kepompong nih 😁😊😊
Yayuk Bunda Idza
persahabatan sejati.... meskipun penuh bully tapi selalu melengkapi dan menghibur
Vike Kusumaningrum
Minta update 76😁
Vike Kusumaningrum
Maaaak, kelolodan. bengek aku untung g smpe ngik ngik. 🤣🤣
Vike Kusumaningrum
Dasar Blacky eh black 🤭🤭
Nurhayati Nia
akhirnya nongol juga nih yang di tungu " hemmm dasar emak rempong kalo dah ngumpul ya ramee ginii
yuning
seru lanjut say
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!