Alur : Luar Negeri
Apa jadinya jika terpaksa menikahi kakak ipar di mana wanita tersebut adalah cinta pertamanya yang sudah ia upayakan semaksimal mungkin untuk lupakan?
Takdir seakan mempermainkan perasaannya kembali saat dirinya akan menikahi wanita lain sebagai calon istrinya.
Liam Conrad Putra Abraham terpaksa menikahi Nola Claudia Abraham yang berstatus sebagai kakak iparnya. Cinta pertamanya sejak kecil yang bertepuk sebelah tangan karena Nola mencintai Lio Bintang Putra Abraham, kakak kandung Liam. Pernikahan penuh keterpaksaan yang tak mudah bagi keduanya demi anak semata.
Saat Nola mulai membuka hati untuk Liam yang berstatus sebagai suaminya, mendadak kabar mengejutkan datang bahwa Lio ternyata masih hidup dan dalam kondisi koma.
Ke mana kah takdir cinta Nola akan bermuara? Lantas bagaimana pula kelanjutan hubungan Liam dan Julia Baldwin, calon istrinya?
Update chapter : Setiap hari
Bagian dari novel Darah dan Air Mata Suamiku🍁Terpaksa Menikahi Kakakku🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 - Jalan-Jalan Perdana Bersama
Menjelang waktu siang, Liam tengah asyik jalan-jalan bersama Nola dan si kembar triplet L. Tak lupa Ima, Wati dan Mbok Iyem pun diajaknya. Ini merupakan perdana mereka semua jalan-jalan bersama dalam status yang berbeda dengan dahulu di masa lalu. Kini mereka adalah sebuah keluarga kecil yang terdiri dari suami, istri dan ketiga buah hati.
Liam sengaja mengajak Nola serta anak-anak pergi ke salah satu pusat perbelanjaan ternama di London. Sebab beberapa hari lagi Nola akan merayakan ulang tahunnya yang ke-31 tahun. Ia ingin membelikan kado spesial untuk Nola.
Entah mengapa ketika bersama Nola saat ini, hatinya sama sekali tak memikirkan Julia serta bayi yang ada di dalam kandungan mantan tunangannya tersebut. Hanya ada nama Nola yang berkibar dan menghiasi hatinya saat ini.
Kini mereka semua tengah berada di restoran untuk makan siang. Setelah selesai makan, Liam sebelumnya telah memberi kode lewat sorot matanya yang sudah terbaca oleh ketiga art nya. Mbok Iyem, Ima dan Wati pun mohon izin untuk membawa si kembar triplet L ke area playground yang berada di dalam restoran tersebut. Nola pun mengizinkan mereka membawa ketiga buah hatinya untuk bermain.
Di meja hanya tinggal Nola dan Liam saja. Sesekali Nola meneguk jus jeruk miliknya sambil melihat ke arah playground, tempat ketiga anaknya berada. Sedangkan Liam tengah menikmati segelas coklat hangat.
"Kenapa di dunia ini enggak ada yang bisa bikin coklat hangat seenak buatan Mama ya?"
"Bahkan Mama sudah ngajarin Mommy sama Lea juga tapi masih belum ada yang bisa ngalahin cita rasa coklat hangat buatan Mama yang paling enak dan pas di lidah Papa. Pokoknya paling the best lah," ucap Liam seraya tersenyum memandang gelas yang berisi minuman coklat hangat miliknya sekaligus melirik Nola yang duduk di sebelahnya.
Nola hanya bisa tersenyum dan tersipu malu mendengar untaian pujian indah yang terdengar syahdu di telinganya dari sang suami. Wanita mana yang tak bahagia mendengar pujian dari suaminya sekaligus terpesona dengan ketampanan yang dimiliki Liam. Terlebih jika lelaki ini bersikap lembut nan hangat seperti sekarang ini.
"Ah, Pa_pa bisa saja. Coklat hangat buatan Mommy juga enak," ucap Nola yang masih terasa kikuk dan terlihat malu. Sangat tampak merona di wajahnya sekarang ini.
"Beneran, Ma."
"Oh ya sebentar lagi Mama kan ulang tahun. Mau kado apa dari Papa?" tanya Liam.
"Ah, enggak perlu kado Pa. Cukup beri cinta dan perhatian untuk anak-anak. Itu sudah lebih dari cukup," jawab Nola apa adanya. Sebab ia juga bingung ingin mengutarakan isi hati maupun keinginannya pada Liam mulai dari mana.
"Yah, masak cuma anak-anak. Apa Mama enggak perlu cinta dan kasih sayang dari Papa?" tanya Liam dengan nada manja dan setengah merajuk pada Nola.
Desir tak biasa dan rasa gugup semakin menghimpit Nola bercampur rasa baru seakan bunga-bunga cinta tengah bermekaran di hatinya. Ia merasa dejavu. Seakan ia tengah kembali pada masa kecil dan remajanya bersama Liam Conrad Putra Abraham.
Sejak dirinya menikah dengan Lio, ia merasakan sifat Liam yang asli telah menghilang. Liam yang ia kenal dahulu sering jahil, lucu, namun penyayang dan sangat tegas pada siapa pun yang mengganggu keluarganya terutama pada dirinya.
Bahkan dahulu Liam rela harus diskorsing beberapa hari oleh pihak sekolah karena membuat salah satu anak pejabat terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Hal itu terjadi ketika mereka masih sekolah di negeri sendiri.
Liam tak terima saat ada orang lain yang menghina Nola sebagai anak haram. Satu sekolah tahu bahwa Nola bukan anak kandung Daddy Leo dan Mommy Ayu. Semua itu ternyata akibat ulah mulut ember sang kakak. Siapa lagi jika bukan ulah Lio.
Sebab Lio sejak kecil memang tak menyukai Nola. Bahkan cenderung benci. Ketika Liam tahu bahwa pelopor tersebarnya status asli Nola di keluarga Abraham kepada teman-temannya di sekolah karena Lio, Liam pun bertengkar hebat dengan sang kakak di kediaman utama orang tuanya. Liam memang selalu menjadi pahlawan garda terdepan bagi Nola.
☘️☘️
"Kok Mama diam saja. Enggak jawab pertanyaan Papa,"
"Aku bingung mau jawab apa. Maaf," ucap Nola seraya menunduk akibat didera rasa malu, bingung, sekaligus berbunga-bunga.
"Ehm, nanti ulang tahun Mama mau dirayakan di mana? Rumah Daddy dan Mommy, apa di apartemen kita atau mau di luar?" tanya Liam sengaja mengalihkan pembicaraan dengan pertanyaan lain. Ia tak ingin terus-menerus membuat Nola kikuk dan tak nyaman padanya. Sebab sifat jahilnya mulai hidup kembali.
"Sudah tua, Pa. Enggak perlu dirayakan," jawab Nola.
"Siapa bilang Mama tua? Orang masih 21 tahun juga. Mama cantik kok. Sangat cantik malahan,"
"Ngawur deh, Papa. Terus 10 tahun sisanya sembunyi di mana?"
"Di hati Papa dong, Ma. Memangnya sembunyi di mana lagi," ledek Liam.
"Ah, Papa mulai kumat jahilnya."
"Gara-gara Mama sih! Dan yang pasti Mama itu, ehm... ehm... masih_" ucapan Liam seketika terpotong.
"Masih apa?" tanya Nola yang tanpa sengaja memotong kalimat suaminya yang belum selesai terucap. Hatinya didera rasa penasaran.
Liam pun menjadi kikuk ingin menjawabnya. Padahal itu juga terlontar dari bibirnya sendiri. Alhasil ia pun menggaruk-garuk lehernya yang tak gatal.
"Ehm, masih kuat pokoknya."
"Hah, kuat?"
"Maksudnya?" tanya Nola dengan mimik wajah polosnya. Membuat Liam semakin gemas saja.
"Kuat dalam segala hal yang terjadi di rumah tangga kita pokoknya Ma," jawab Liam yang tak ingin memperpanjang. Padahal yang ia maksud bukan itu. Melainkan Nola kuat bercinta di atas ranjang. Walaupun keduanya belum pernah melebur bersama. Namun entah mengapa otaknya justru menjurus ke arah sana jika bersama Nola.
Terlebih usianya yang hanya berjarak dua tahun dengan Nola. Tentu keduanya saat ini berada di usia yang sangat produktif dan pada umumnya gencar-gencarnya menggebu untuk melakukan hubungan sek*sual. Namun Liam berusaha memukul mundur hasratnya jika tengah bergejolak.
Dan entah mengapa hasrat tersebut selalu naik ke permukaan ketika dirinya berdekatan dengan Nola. Jika ia bersama Julia, tak pernah merasakan berhasrat seperti saat ia bersama Nola. Cenderung biasa saja. Dirinya pun tak tahu.
Nola yang mendengar penjelasan Liam, hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya. Tanda bahwa dirinya mengerti.
☘️☘️
Kini mereka semua tengah berada di sebuah departement store. Liam sibuk mengisi keranjang Nola dengan beberapa baju baru untuk si kembar triplet. Dan saat Liam sedang sibuk mengukur sepatu Laksana, mendadak ia tak melihat Nola.
"Ima, kamu lihat Ibu?" tanya Liam.
"Kayaknya ke counter baju wanita sebelah sana, Pak." Ima menunjukkan ke arah tempat saat dirinya melihat Nola beberapa menit sebelumnya.
"Kalian jaga anak-anak dengan baik. Aku ke tempat Ibu dulu," perintah Liam pada ketiga art nya.
"Baik, Pak."
Liam pun berjalan ke arah yang ditunjuk oleh Ima. Senyum pun mengembang di wajahnya kala melihat Nola tengah sibuk memandang sebuah ling*erie warna hitam polos dengan sedikit renda. Warna yang sangat kontras dengan kulit Nola yang mulus seputih susu. Tentu bila gaun dinas malam itu dipakai oleh sang istri, akan terlihat semakin cantik dan se*xy.
Isi keranjang belanjaan sudah terisi pakaian si kembar triplet L hingga sepatu, kaos untuk dirinya, pakaian baru untuk ketiga art nya. Hanya Nola yang belum berbelanja satu barang pun. Akhirnya ia berjalan menuju tempat Nola berdiri.
Grepp...
Sebuah pelukan hangat dari sang suami seketika mengagetkan Nola.
"Eh, Pa_pa."
"Mama pasti sangat cantik kalau pakai baju itu," bisik Liam mesra di telinga Nola seraya memberi kode agar Nola mengambil dan membeli ling*erie hitam tersebut.
"Pa, malu dilihatin orang-orang."
"Kita kan hanya pelukan saja. Mama lupa ya kalau kita sedang di London bukan di Jakarta. Justru orang lain di sini banyak yang berciuman depan umum juga tak masalah," ucap Liam yang masih memeluk erat Nola dari arah belakang.
Bahkan kini Liam dengan beraninya mencium pipi Nola dengan gemas dan sengaja menjahili sang istri. Ia meniup-niup belakang telinga Nola serta menghembuskan napasnya di area leher istrinya.
"Geli, Pa." Nola pun tertawa sekaligus geli akibat ulah sang suami pada tubuhnya.
Saat keduanya asyik bersenda gurau di counter pakaian dinas malam wanita, mendadak mata Liam melihat Julia tengah berdiri berada tak jauh di belakangnya. Ia melihat dari kaca yang ada di samping tempat dirinya berdiri bersama Nola.
Deg...
"Jul," batin Liam terkejut bukan main.
Terlebih saat ini Julia menatapnya dengan mata yang sudah berembun. Terpancar gurat kekecewaan dan kesedihan yang ia baca dari kejauhan pada wajah mantan tunangannya tersebut yang tengah hamil darah dagingnya. Julia pun menghapus air matanya lalu melangkah pergi dari sana.
Seketika Liam dihinggapi rasa bersalah pada Julia. Namun kondisinya saat ini dirinya tengah jalan-jalan bersama Nola dan anak-anak. Tiba-tiba...
Bersambung...
🍁🍁🍁
memang jalan menuju sukses itu berliku liku
tapi aku yakin author bisa melewatinya dengan baik
tetap semangat