NovelToon NovelToon
Perjalanan Hidup Anin

Perjalanan Hidup Anin

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Dosen / Tamat
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: ummunafi

Anin adalah seorang gadis yang diusianya baru menginjak umur 17 tahun ia sudah harus melewati berbagai rintangan dan cobaan hidup. Masalah demi masalah datang silih berganti tapi ia mencoba sabar melewatinya. Hingga suatu hari Anin harus melewati ujian yang sangat berat sepanjang hidupnya. Mamanya meninggalkan ia diusianya yang masih muda dan ia harus memulai kehidupannya setelah kepergian mamanya. Akankah Anin mampu menjalani kehidupannya tanpa sang mama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummunafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Anin menggeliatkan badannya, ia merasa lebih enak setelah tidur yang cukup lama. Ia langsung beranjak dari kasurnya dan menuju kamar mandi. Setelah bebersih dan berganti pakaiannya, Anin melangkah ke dapur. Sejak ia keluar dari kamar, ia tak menemukan mamanya.

"Apa mama belum pulang ya?" gumam Anin

Akhirnya Anin kembali ke kamarnya mengambil ponselnya yang sejak tadi ia abaikan karena lelah dan kantuk yang datang.

Setibanya dikamar, ia melangkah menuju nakas disamping tempat tidurnya. Saat ponsel itu menyala, terdapat beberapa panggilan tak terjawab dan beberapa pesan juga.

"Mama dan Mas Gilang nelpon dan kirim pesan? Sebanyak ini?"

Mama

"Anin, mama kayaknya telat pulang ya sayang. Mama masih ada kerjaan. Mama ada simpan uang buat kamu beli makan malam, mama simpan di tempat biasa ya sayang."

"Mama ini selalu begitu. Padahal kan nggak dikasih, Anin juga masih ada simpen." gumam Anin lagi.

Setelah membalas pesan mamanya dan memberitahu alasam tidak menjawab telpon sang mama, kini Anin beralih ke room chatnya dengan Gilang.

"Sekhawatir itu kah kamu mas?" ucap Anin tak lupa rona wajahnya yang memerah karena tersipu malu.

Akhirnya Anin mencoba menghubungi Gilang...

"Halo mas.."

"Halo ya ampun Anin. Kamu bikin mas khawatir."

"Maaf mas, soalnya Anin udah nggak tahan. Capek dan ngantuk parah."

"Ya sudah yang penting kamu baik-baik saja. Kamu sudah makan?"

"Hehehe belum mas. Soalnya mama nggak dirumah. Baru baca pesan mama juga tadi nyuruh Anin beli makan diluar."

"Ya udah kamu siap-siap gih. Mas jemput kita makan diluar. Yang deket-deket situ aja."

"Beneran mas?"

"Iya yaudah tunggu mas ya."

Setelah panggilan berakhir, Anin segera bersiap tak lupa ia meminta izin pada sang mama jika akan keluar cari makan bareng Gilang. Setelah mendapst izin, Anin menunggu Gilang di ruang tamu.

Hampir 30 menit akhirnya Gilang datang juga. Keduanya langsung melaju membelah jalanan di malam hari.

Suasana malam ini lumayan agak dingin, untungnya Anin sudah memakai switter jadi tidak ada deh adegan romantis ala-ala. Ya padahal ditunggu momen romantis sama readers nih hihihi...

Lanjutt...

Kini Anin dan Gilang berhenti di sebuah pedagang nasi goreng. Keduanya langsung memesan dan tak lama pesanan mereka datang dan mereka menikmati nasi goreng di hadapan mereka sambil menatap ke arah jalanan yang dimana kendaraan lalu lalang.

******

Pov Anin

Karena tak ingin pulang terlalu malam, Gilang mengantarkan ku pulang kerumah. Namun saat di teras rumahku, ada sesuatu terjadi disana membuat Gilang dan aku kaget.

Aku dan Gilang menyusul ke arah mama. Dan di hadapan mama ada sosok pria yang selama ini begitu jahat padaku dan mamanya.

Ya, papa tiba-tiba malam begini datang di hadapanku dan juga mama.. Dan sesuatu tak terduga terjadi. Tiba-tiba....

"Ma, Anin, maafkan papa yang sudah meninggalkan kalian. Papa akui papa sudah sangat keterlaluan sama kalian. Papa minta maaf." ucapnya tak lupa air matanya ikut menetes.

Apa iya nangis beneran?

Aku dan Gilang saling berpandangan, seakan kita berdua berkomunikasi lewat tatapan mata.

"Hah... Apa aku tidak salah dengar mas? Aku tidak bisa semudah itu kamu tipu mas. Aku sudah muak. Lebih baik kamu pergi dari sini sebelum aku membangunkan tetangga." ucap Mama.

Aku bisa melihat jelas ada sesuatu yang ditahan mama. Aku tahu mama ingin sekali menangis tapi ia tidak ingin pria dihadapannya ini tahu kalau mama lemah jika posisi seperti ini.

Memang dulu aku pernah ngobrol bareng mama. Aku bertanya bagaimana sikap mama jika suatu saat papa berbuat salah atau meninggalkan kita. Tapi mama dengan santainya menjawab Mama tidak akan berpisah dari papa kamu sampai maut yang benar-benar memisahkan kita.

Entah terbuat dari apa hati mama. Meski berulang kali disakiti namun ia tak pernah benci pada pria yang bergelae suami itu.

"Ma, maafkan mas, Mas ingin memperbaiki semuanya. Mas ingin hidup bahagia dan harmonis bersama kalian. Mas merasa kehilangan kalian."

Kira-kira seperti itu ucapan papa. Tapi entah kenapa aku merasa muak mendengarnya. Terdengar seperti dibuat-buat. Drama sekali..

Aku hanya bisa mendengarkan pembicaraan antara mama dan papa. Sedangkan aku dan kak gilang hanya saling terdiam.

Karena mendengar papa terus memohon, tapi mama sepertinya sulit menerima papa lagi. Aku tahu bagaimana perasaan mama saat ini.

"Pa, Anin minta papa pergi dari sini. Kami ingin hidup tenang pa. Jangan sakiti mama lagi."Akhirnya aku mencoba bicara. Kalau menunggu mama yang bicara rasanya sulit.

Tapi papa ya tetap papa. Dia papa yang keras kepala. Dia tetap berusaha membujuk mama. Papa meminta kesempatan pada mama agar papa bisa memperbaiki pernikahan mereka lagi.

"Apa iya papa benar-benar berubah?" Tapi apa iya bisa sesingkat itu?" gumam Anin lagi.

Kuliat lagi wajah mama, tampak raut kekecewaan di sana. Pasti seluruh wanita di dunia ini tak akan sanggup jika harus mengalami penderitaan seperti yang terjadi pada mama.

"Maaf mas, kamu yang lebih dulu meninggalkan aku dan juga putrimu." ucap mama akhirnya.

aku sedikit lega sekarang, mama tidak semudah itu terperdaya. Aku tidak ingin mama di buat menangis lagi. Sudah cukup semua yang terjadi.

"Baiklah Hilda, jika maaf itu sulit kamu beri, tapi setidaknya beri aku maaf. Aku benar-benar minta maaf.

Karena tak ingin hati mama luluh, aku menyuruh mas Gilang membawa mama masuk kerumah. Jika mama lama-lama berhadapan dengan papa bisa-bisa mama luluh dan menerima papa lagi.

Kini diluar hanya ada aku dan papa, Mas Gilang dan mama sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah.

"Anin, maafkan papa nak. papa tau papa salah. Tapi papa benar-benar merindukan kalian." ucapanya dengan raut sedih.

Aku tak menjawab. Entah apa yang terjadi. jika ditanya apakah aku masih menginginkan sosok papa lagi datang di hidupku. Aku juga ingin seperti dulu. Mendapatkan kasih sayang dari papa dan mama. Ahh jika mengingat waktu dulu, aku iri. Karena sekarang momen itu tak bisa kudapat lagi.

Aku diam, aku bingung, aku tidak tahu harus menjawab apa. Aku tahu mama masih mencintai papa, meski apa yang telah terjadi diantara keduanya. Tapi itu tidak membuat rasa cinta mama pudar. Seperti yang kuucapkan tadi, biar maut yang memisahkan.

Sementara papa, sejak tadi ia seperti benar-benar tulus meminta maaf atas kesalahannya.

"Aku tidak tahu pa. Lebih baik papa pulang dulu. Biar nanti Anin coba bicara sama mama." ucapku pada papa

"Baiklah Anin. Pala harap ada setitik kebahagiaan buat keluarga kita." ucap papa sambil mengelus kepalaku.

Papa menuruti perintahku, setelah tak kulihat lagi papa, aku melangkah masuk, menyusul mama dan Mas.

Kudapat keduanya duduk di ruang keluarga. Mama ia tampak melamun, aku yakin mama memikirkan kejadian ini. Sementara mas Gilang entah apa yang dipikirkan olehnya.

Saat langkahku semakin dekat dengan mama dan Mas Gilang, keduanya langsung menatap ke arahku.

1
Yulia Aziz
semangat kak author ceritanya bagus loh....
ummunafi: Makasih sudah mampir di cerita aku kak😊
total 1 replies
awita_llu
Nah, ini baru kualitas cerita yang oke!
Rowan
Baca cerita ini kayak masuk ke dalam dunia lain, seru deh!
TheNihilist
Pokoknya 10 of 10 banget deh, mantap author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!