Kisah ini ku angkat 50:50 kisah nyata dan fiksi, so aku berharap kalian mendukungku🙏
Aldhea kini menjalani hidupnya dengan penuh rasa jenuh karena sudah menjadi mahasiswa semester 6. Ya, semua orang tau banyak mahasiswa yang sudah mulai depresi jika sudah mendekati semester akhir. Kehidupan sehari-harinya sangatlah membosankan.
Hingga tiba di suatu waktu mereka bertemu. Bertemu salah satu bocah laki-laki yang masih duduk di bangku SMA, tetapi membuat hidup Aldhea berubah. Mereka berdua kian menjalin ikatan pertemanan tapi terkadang juga seperti layaknya sepasang pasangan. Mereka tidak bisa disebut teman tetapi mereka juga tidak lebih dari teman. Hubungan tanpa status itu, membingungkan ya?
Akankah dhea menjalani kisah itu tanpa adanya status yang jelas?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon suarapraja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari kedua
Keesokan harinya, dhea berencana untuk menjenguk alva dirumah sakit lagi. Tapi, seperti yang alvin katakan sebelumnya bahwa ia akan kesana ketika sudah dikabari olehnya. Takut ketika dhea berpapasan dengan orang tuanya alvin.
Hari ini dhea bangun pagi guna beberes kost. Berbeda dengan ockta yang bangun pagi hari karena ada kelas pagi dan setelah kelas juga ia akan lanjut organisasi. Ia adalah anak yang aktif tidak seperti dhea yang jadi mahasiswa kupu-kupu sampai semester akhir.
"Dhea, lo mau lanjut nyari miko?" Tanya ockta sembari bersiap-siap untuk menuju kampus.
"Lah iya miko belum ketemu" ucap dhea yang baru mengingat miko hilang kemarin malam.
"Tar gue cari kalau masih ada waktu luang" lanjutnya.
"Yaudah gue berangkat ke kampus dulu ya. Lo mau jengukin alva kan?" Tanyanya.
"Iya. Nunggu kabar abangnya dulu baru gue kesana" balas dhea sembari memperbaiki tempat tidurnya.
"Yaudah kabarin gue kalau dia udah sadar ya. Gue cabut. Tiati lo kalau berangkat" ucapnya lalu keluar dan menutup pintu.
Dhea melanjutkan aktivitasnya untuk beberes setelah itu ia akan mencoba memasak untuk dibawa ke rumah sakit.
Setelah beberes, ia memeriksa bahan-bahan makanan yang ada dikulkas untuk dimasak. Betapa kecewanya ketika yang ia temukan cuma setengah daging saja.
"Masa iya cuma bawa ini ke rumah sakit" keluhnya.
Karena ia tidak memiliki apa-apa lagi untuk di masak, jadi ia berencana untuk pergi ke pasar membeli beberapa sayuran dan bahan-bahan lain.
Sesampainya di pasar, ia membeli beberapa sayur kangkung dan juga tempe serta tahu. Tak lupa juga ia membeli udang serta nuget. Belanjaannya seperti ingin nyetok masakan 3 hari. Tapi, ini semua mau dibawa ke rumah sakit nanti.
Dhea pulang dari pasar dengan naik bus. Seturunnya di bus, ia mendengar suara kucing. Ya, ia tiba-tiba teringat pada miko yang hilang. Ia akhirnya mencari sumber suara kucing tersebut. Betapa terkejutnya dhea ketika melihat bahwa itu miko. Ya, miko kecebur di got.
"Mikoooo kamu ngapain jatoh disituu" teriak dhea yang menemukannya dan menyimpan barang belanjannya disampingnya terlebih dahulu lalu mengeluarkan miko dari saluran got tersebut.
"Mikoo ihh jorok bangett huekkkhh mana bau bangett lagiiii" keluhnya.
"Ayoo pulangg. Gausah aneh-aneh lagi kau main keluar rumah" tegas dhea memarahi miko.
"Miaw"
"Ayoo nurut sinii pulanggg" ajak dhea.
Untung saja miko pintar karena mengikuti dhea tanpa dhea menyentuhnya. Miko sangatt kotor dan bau. Dhea bahkan tidak sanggup untuk menyentuhnya lagi. Terlebih lagi, barang belanjaannya yang banyak.
Dhea dan miko berjalan barengan dan dhea tidak akan mengalihkan pandangannya dari miko karena takut miko akan kabur lagi.
Sesampainya depan kost, miko dilarang masuk.
"Kamu tunggu disini dulu ya. Jangan kemana-mana okeyy" ucap dhea lalu memasukkan barang belanjaannya ke dapur.
"Sumpah miko bau bangettt ga tahann gue" keluhnya memandikan miko dikamar mandi.
"Mikoo tenangg duluu. Kamu harus mandi suruh siapa main kotor-kotor gitu. Bulumu udah cantik gini malah jadi kotor dan bau kan"
"Miaw" miko memberontak tidak ingin mandi.
"Mikoooo, aww sakitt" dhea kena cakaran dari miko.
Cakarannya cukup panjang membuat lengan dhea tergores.
"Yaudah kelar mandinya udah. Damai ya miko sayangg"
"Perih bangett, arghh"
Setelah mandi, miko segera keluar dari kamar mandi dan mengguyurkan bulunya. Membuat area lantai basah.
Sementara dhea mengikuti miko yang telah keluar dari kamar mandi. Tangannya perih karena cakaran dari miko.
"Yang penting udah wangi kamu. Gausah main keluar lagi ya" tegas dhea memarahi miko.
Jam sudah menunjukkn pukul 11:00 WIB dan dhea belum memasak apapun untuk dibawa kerumah sakit.
Ketika ia hendak ingin memasak, tiba-tiba terdengar notif di ponselnya. Nomor tidak dikenal berkata, "kamu kalau mau kesini jam 1 siang ya. Hari ini orang tuaku ga jengukin alva soalnya mereka ada meeting diluar kota. Jadi kalau mau datang jam berapapun, boleh" ucapnya.
Ya, tentu saja itu pasti dari alvin, kakak alva.
"Baik, kak. Sebentar lagi saya akan kesana" balas dhea.
Lalu akhirnya ia kembali fokus dengan pekerjaan memasaknya. Ia begitu senang ketika sudah mendapat kabar bahwa ia bisa datang jengukin alva lagi.
Ia membuat cah kangkung serta tempe dan tahu goreng. Ditambah nuget juga dan udang goreng. Tentunya dhea juga membuat sambal sebagai pelengkap.
Setelah ia memasak itu semua, ia masukkan ke dalam rantang dan dibawa kerumah sakit untuk alvin memakannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang dan dhea bergegas untuk bersiap-siap kerumah sakit sebelum alvin makan siang.
Setibanya dirumah sakit, ia segera mengetuk pintu kamar alva. Didalam terdapat alvin yang tengah duduk di sofa dan juga alva yang masih terbaring dikasur dengan posisi tenangnya.
"Kamu udah makan siang? Aku bawa makan siang nih" ucap dhea menyerahkan rantang makanan itu ke alvin.
"Eh kamu jadi repot-repot gini. Makasih ya, dhea" ucap alvin sembari menerima rantang makanan itu.
"Padahal baru aja aku mau ngajak kamu keluar makan, tapi ternyata kamu bawa makanan dari rumah ya" lanjutnya.
"Lebih sehat kalau masakan sendiri" ucap dhea terkekeh.
"Iya sih. Menunya enak nih masakan rumahan bangett" ucap alvin membuka satu persatu rantang tersebut.
"Ayo makan bareng-bareng" ajaknya.
Lalu akhirnya mereka makan bersama didalam kamar tersebut. Selang ia makan, tiba-tiba ponsel milik alvin bunyi. Ia mengisyaratkan untuk mengangkat telfonnya terlebih dahulu.
Sementara dhea melanjutkan makannya sembari sesekali melihat alva yang masih tengah tertidur diranjangnya itu.
"Duh dheaa maaf banget ini mah. Aku tiba-tiba ada urusan dikantor sekarang. Boleh ga kamu nemenin alva disini sampai aku kembali lagi? Bentaran kok sekitar 2 jam an aja gapapa kamu disini sendirian?" Ucap alvin dengan ekspresi memohon.
"Ohiya gapapa kak. Aku aja yang jagain alva. Nanti kalau ada apa-apa ku hubungin kok" jawab dhea.
"Bener ya gapapa, ya. Maaf banget ini mah. Nanti kalau misalnya aku terlalu lama terus kamu mau pulang, kabarin aku aja biar aku bawa pelayan kesini untuk gantiin kamu" ucap alvin sembari memakai jas hitamnya.
"Maaf banget ya dhea. Ohiya satu lagi, masakanmu enak. Makasih yaa" lanjutnya lalu akhirnya keluar dari kamar dan pergi.
Dhea cuma mengangguk tersenyum mendengar apa yang kakaknya alva katakan. Lalu ia kembali menghabiskan sisa lauk tersebut, takut mubazzir.
"Alva, aku disini" ucap dhea sembari memegang rambut alva.
"Kamu tidur aja cakep tau" godanya.
"Sampai kapan mau tidur, hm? Ga bosen tidur?"
"Maafin aku udah berprasangka buruk sama kamu sejak kemarin. Aku tau aku salah. Please, kamu bangun" ucapnya lalu meneteskan air mata.
"I miss your voice, my fav human" bisiknya.
Ketika lama ia mengobrol, tiba-tiba terdengar seseorang membuka pintu.
Sontak dhea menoleh. Ya, ditemukannya wanita paruh baya dengan pakaian mewahnya itu.
"Kamu siapa?" Tanya wanita itu melihat kehadiran dhea.
Dhea terkejut. Tidak tau harus melakukan apa. Sepertinya, itu ibunya alva. Gumamnya dalam hati.
"Saya temannya alva, tante. Kebetulan kak alvin lagi keluar ada urusan dan dia meminta saya untuk nemenin alva sampai kak alvin kembali lagi" ucap dhea dengan ekpresi tenang walau dalam hatinya sudah sangat panik berhadapan dengan mamanya alva.
"Alvin yang minta kamu temenin alva?" Ucapnya memastikan.
"Iya, tante"
"Yasudah kalau seperti itu. Terimakasih ya sudah menjaga alva"
"Iya tante"
"Alva sayang, temenmu datang jengukin kamu. Kamu masih gamau bangun, hm?" Ucap mamanya sembari mengelus kening alva.
"Alva anak yang baik tapi kenapa dia harus kesulitan seperti ini" lanjutnya sembari mengeluarkan air mata.
Dhea tidak tau harus melakukan apa melihat mamanya alva menangis. Ya, tentunya ia sangat merasa bersalah atas hal yang menimpa alva. Begitupun, alva mengalami kecelakaan karena janji temu yang mereka buat berdua.
Sudah sekitar 40 menit dhea berada dalam kamar tersebur bersama dengan mamanya alva, dan tiba-tiba alvin datang membuka pintu lalu menyebut nama dhea.
"Maaf ya dhea, aku lama" ucapnya tanpa melihat kehadiran mamanya itu.
"Dhea?" Ucap mamanya terkejut mendengar yang alvin katakan. Lalu menoleh ke arah dhea.
"Kamu, dhea?" Tanya mamanya kepada dhea dengan tatapan tajam yang diberikan.
"Mama, sejak kapan ada disini? Bukannya mama ikut papa meeting diluar kota?" Ucap alvin mengalihkan.
"Jadi kamu yang namanya dhea?" Ucap mamanya dengan nada sedikit berteriak.
"Ma, tenang dulu ma. Jangan berisik ini rumah sakit. Takut alva terganggu"
"Kamu keluar aja dulu, dhea. Maaf ya" ucap alvin kepada dhea.
Tetapi dhea diam mematung. Ia sama sekali tidak tau harus bertindak apa.
"Dhea, kamu pulang dulu. Biar aku yang urusin mama"
"Engga. Ini semua gara-gara kamu yang buat alva kecelakaan. Ini semua gara-gara wanita itu, alvin. Jangan biarkan dia pergi. Dia harus dipenjara. Dia yang menyebabkan adikmu terbaring sampai sekarang. Kamu harus tanggung jawab atas semua ini" ucap mamanya yang mengamuk serta menangis.
Dhea masih diam mematung. Mulutnya bisu. Tapi matanya mengeluarkan air mata. Ia benar-benar merasa bersalah.
"Udah ma, ini bukan salahnya dhea. Ini murni kecelakaan, bukan karena kesalahan dhea. Udah ma jangan gini. Jangan berisik dirumah sakit" ucap alvin menenangkan mamanya.
Selang mereka beradu, tiba-tiba saja alva membuka matanya.
***