1721

1721

Toko buku

Krriiiinggggggg....

Pukul 06:00

Suara alarm itu membangunkan seorang wanita yang tengah tertidur pulas di sebuah kost. Aldhea memulai paginya dengan menyeruput susu ultra fullcream dari kulkasnya. Hari ini, dhea memiliki 2 kelas yang akan di masuki pada pukul 7:30 dan 10:30 yang membuat dhea harus bersiap-siap sebelum telah ke kampus. Ia mengenakan baju bercorak putih dipadukan dengan rok pink yang membuat dirinya sangat manis. Setelah bersiap-siap, akhirnya ia segera berangkat ke kampus dengan mengendarai bus umum. Karena masih pagi, semua bangku dalam bus sudah full jadi ia memilih berdiri. Hingga tiba akhirnya ada seorang lelaki yang menghampirinya lalu menariknya untuk menduduki bangku dimana lelaki itu sebelumnya duduk. Mereka cuma bertukar pandang tanpa mengatakan apa-apa. Bahkan dhea tidak mengucapkan kalimat terimakasih karena dirinya di buat bingung oleh anak laki-laki itu yang tiba-tiba saja menariknya untuk duduk. Selang 10 menit bus berjalan, anak laki-laki itu akhirnya turun tepat di halte sekolah SMA. Sebelum anak laki-laki itu turun, ia sempat melihat dhea sambil mengucapkan "sampai jumpa kembali" sembari tersenyum. Lagi-lagi dhea di buat bingung dengan tingkah bocah SMA itu. Fikirnya ya ada-ada saja yang dikatakannya seolah-olah mereka akan bertemu kembali di ketidaksengajaan yang lain.

***

Kelas telah selesai pada pukul 12:10. Dhea segera bergegas mengemasi barangnya untuk segera keluar dari kelas. Ya, dia tidak memiliki teman. Selama dia menduduki bangku kuliah, ia hanya memiliki seorang teman. Hanya saja, konsentrasi yang mereka pilih berbeda yang menyebabkan mereka harus berpisah kelas sampai kelulusan. Sepanjang kelas, dhea sama skali tidak mengeluarkan suara karena tidak punya teman mengobrol. Terlebih lagi, ia punya prinsip. Kalau tidak ada yang mengajaknya mengobrol terlebih dahulu, ya lebih baik diam. Prinsip yang aneh, bukan? Tapi sepertinya anak introvert juga memiliki prinsip yang sama seperti dhea wkwk. Sepanjang koridor dhea hanya melirik sekitar menyaksikan begitu banyak manusia yang saling berbincang namun tidak ada satu orang pun yang mengajaknya berbincang. Berhubung sudah masuk waktu makan siang, akhirnya ia singgah ke kantin kampus.

"Bi, nasi padangnya 1 dengan menu yang sama dan juga es teh nya yaa" ucap dhea yang sudah begitu lapar.

"Siapp nengg" balas bi narti. Oh iya, bi narti juga termasuk salah satu manusia yang sering dhea ajak ngobrol.

Sambil menunggu makanannya datang, dhea mulai melihat story instagram orang yang ia ikuti. Seketika lewat story yang begitu mengejutkan dirinya. Iya, ia sedang mengincar salah satu novel best seller dan dalam story itu menginformasikan bahwa telah terbit buku itu dan sudah tersebar di seluruh toko buku indonesia hari ini. Setelah makan siang, ia berencana langsung pergi ke toko buku sebelum novel itu sudah sold out.

"Ini nengg makanannya sudah datengg. Di habisin yaa jangann sampe tersisaa" ucap bi narti dengan penuh kelembutan.

"Makasii bii" balas dhea dengan penuh senyuman. Bagi dhea, bi narti seperti ibunya yang selalu siap menyediakan makanan enak ketika ia lapar.

Setelah ia menghabiskan seluruh makanannya, dhea bergegas untuk pamit kepada bi narti.

"Bi, makanannya udah abiss. Makasih yaa. Dhea pamitt pulangg bii" kata dhea dengan penuh senyum diwajahnya.

"Iyaa nengg, hati-hatii dijalan yaaa" balas bi narti.

Dhea berjalan dengan santai ditepi jalan sembari mendengarkan lagu in the stars dalam headphonenya itu. Sesampainya ditoko buku, ia langsung segera bergegas mencari novel yang ia inginkan dalam rak buku best seller itu. Ya, novel itu berjudul Cantik itu luka yang ditulis oleh Eka Kurniawan. Dan ketika menemukan buku itu, terlihat novel dalam rak buku itu tersisa 1. Ketika ia sudah menyentuhnya, tiba-tiba ada seorang wanita yang kebetulan juga menyentuh buku itu. Ya, sepertinya bakal terjadi adu mulut tentang siapa yang lebih dahulu menyentuh novelnya dan tentang siapa yang akan memiliki novel itu seutuhnya.

"Mba, aku duluan yang memegang bukunya" ucap sopan dhea kepada wanita berambut pendek itu.

"Loh, gue duluan yang nyentuh juga. Dari jauh gue udah pantau ni buku, mba. Jadi tolong ya ikhlasin buku ini buat gue" balasnya dengan tatapan melotot.

Ya, dan karena dhea adalah anak yang tidak suka debat, akhirnya dia memilih mengalah dan merelakan novel yang ia incar itu untuk dimiliki oleh orang lain. Ia terlihar sedih karena novel itu ternyata benar tersisa 1 dalam toko buku itu. Kalau mau pergi ke toko buku lain, itu terlalu jauh dan bisa menambah biaya buat ongkos perjalanannya. Ketika wanita itu sudah menuju kasir untuk membayar novel itu, tiba-tiba ada seorang anak lelaki yang menghentikannya dengan menggenggam tangannya untuk ikut bersamanya. Sontak wanita itu di buat kaget karena tiba-tiba ditarik oleh seorang lelaki yang tidak dikenal dengan memakai sweeter berwarna hitam membuat lelaki itu terlihat sangat menawan.

"Mas, boleh cek cctv ga? Ini tadi terjadi cekcok antara wanita yang memperebutkan satu-satunya buku best seller. Kita harus sama-sama tau siapa yang lebih dahulu menyentuh bukunya biar kita tau keadilan, boleh ga mas?" Ucap anak lelaki itu dengan tegas sambil memegang tangan wanita berambut pendek itu agar wanita itu tidak pergi begitu saja.

Dhea yang baru saja mendengar suara itu tiba-tiba menghentikan langkahnya yang sudah menuju pintu keluar dari toko buku lalu menoleh ke arah sumber suara.

"Mau ikut masuk liat monitor cctv ga?" Tanya anak lelaki itu kepada dhea.

Dhea kaget. Menatap mata anak lelaki itu sepertinya tidak asing. Ya, dia adalah anak laki-laki yang ia temui di bus pagi ini bahkan sekarang ia masih memakai seragam SMA yang ditutupi sweeter hitam pekat. Mereka kembali bertemu seperti kalimat terakhir yang anak laki-laki itu ucapkan.

"Ayo sini ikut gausah bengong" ucap anak lelaki itu sembari menarik tangan dhea.

Ya, ia menarik kedua tangan wanita yang telah memperebutkan novel untuk bersama-sama menyaksikan monitor cctv. Lalu setelah melihatnya, terbukti bahwa dhea lah yang terlebih dahulu menyentuh buku itu. Seketika wanita berambut pendek terlihat kesal dan marah sehingga membuang buku itu lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa.

Lelaki itu akhirnya mengambil novel yang jatuh ke lantai lalu diberikan kepada dhea. Ya, tatapan mata mereka bertemu tapi mulut sama-sama bisu.

"Ini bukunya" ucap lelaki itu sembari menyodorkan novel kepada dhea dengan senyuman tipisnya.

"Tuhan, kenapa rencanamu berjalan sesuai apa yang ia ucapkan tadi pagi?" lontar kalimat yang pertama kali ia sebutkan dalam hati dhea.

"Terimakasih" ucap dhea sembari mengambil buku yang telah disodorkan dari tadi ke hadapan dhea. Dhea langsung bergegas menuju kasir meninggalkan anak laki-laki itu. Tanpa sadar, anak laki-laki itu mengikutinya sampai pada kasir. Dhea sedikit kepedean tapi ternyata anak laki-laki itu juga bertujuan untuk membayar buku yang dia ambil. Sekilas dilihat tampak seperti komik.

"Totalnya Rp167.000" ucap sang kasir kepada dhea.

"Ini" sambil menyodorkan card debit miliknya.

"Mohon maaf sebelumnya mba, kebetulan mesin EDC nya sedang bermasalah jadi untuk saat ini hanya bisa dilakukan pembayaran via cash" ucap sang kasir dengan permohonan maafnya karena untuk saat ini memang tidak bisa digunakan pembayaran melalui card debit.

"Lah, trus ini gimana? Saya tidak punya uang cash sebanyak itu dan mesin atm disini tidak ada yang terdekat" ucap dhea yang sudah kebingungan dengan permasalahan ini.

Tiba-tiba anak laki-laki itu menyodorkan uang cash dengan total Rp300.000 untuk membayar buku dhea dan juga komik yang ia ambil dalam toko buku itu.

Alhasil, sang kasir menerima uang tunai itu lalu berjalan dengan baik proses tranksaksi antara penjual dan pelanggan.

Sontak anak laki-laki itu berjalan keluar dari toko. Dhea akhirnya mengikuti anak laki-laki itu dengan tujuan bertanya kenapa ia membayarkan buku dhea.

"Eh, tunggu. Uang lo gimana? Mau di tf aja atau mau nunggu gue ke atm dulu buat narik cash?" Tanya dhea kepada anak laki-laki itu.

"Gue belum punya atm masih anak sekolah usia 16 tahun bahkan ktp juga belum punya"bales anak laki-laki itu dengan menatap mata dhea.

"Yaudah lu ikut gue nyari atm dulu buat ganti uangmu. Paling gabisa punya utang ke orang lain" tegas dhea sambil menarik tangan anak laki-laki itu.

dengan sopan, anak laki-laki itu melepaskan genggaman dhea. sembari mengatakan "bayarnya nanti aja kalo bukunya kelar dibaca. gue cabut dulu yaa ada urusan mendadak. ohiya pulangnya hati-hati. sampai bertemu kembali nona" ucap anak laki-laki itu dengan suara lembutnya dan bergegas pergi meninggalkan dhea, tetapi dhea menahannya lagi.

"Eh tunggu dulu. Gue mana tau kita bakal ketemu lagi secara kebetulan seperti ini. So, please jangan buat gue punya utang ke orang lain. gue gasuka" tegas dhea dengan menahan anak laki-laki itu.

"Gue pernah baca disalah satu novel tapi lupa novelnya apa. Isi kalimatnya gini, Tidak ada yang namanya kebetulan. Aku lebih percaya rencana yang dirahasiakan atau rahasia yang direncanakan. Jadi, kita tunggu saja jawaban tuhan tentang pertemuan kita selanjutnya. cabut dulu ya nona. see u next time" anak laki-laki itu segera bergegas pergi meninggalkan dhea yang kini seperti terlihat patung.

Shitt. Ini gue cara bayarnya gimana? jangankan alamat rumah atau nomor telfonnya, bahkan namanya aja gue gatau ya tuhannn. but makasih sudah membelaku dan membayar novelnya untukku, tuan. ucap dhea dalam hati dengan raut wajah cemas tetapi juga senang.

Akhirnya dhea bergegas pulang menuju kostnya dengan berjalan kaki. sebelum pulang, ia singgah membeli ayam geprek untuk dimakan malam nanti karena hari ini dirinya begitu malas untuk memasak. Fikirnya, ia hanya ingin bersantai sambal membaca novel yang baru ia dapatkan itu.

Sesampainya di kost, terlihat pintunya tidak terkunci. Khawatir karena takutnya ada pencuri, tetapi ketika memasuki kostnya itu, dhea mendapatkan temannya yang tengah memainkan alunan gitar sembari menunggu dhea pulang. namanya Ockta. Satu-satunya temen dhea dikampus yang dikenal banyak orang karena mengikuti banyak organisasi kampus termasuk BEM. karakter Ockta dan Dhea sangat jauh berbeda. Ockta anaknya senang bersosialisasi, senang dengan hal-hal baru yang membuat ia sangat ambis untuk masuk organisasi dikampus. berbeda dengan Dhea yang sama sekali tidak tertarik mengikuti organisasi satupun dikampus. ia juga tidak suka keramaian dan tidak pandai bergaul dengan orang baru. walaupun kepribadian mereka berdua berbeda, mereka berhasil mengikat tali persahabatan hingga 3 tahun masa kuliah.

"sejak kapan lu ada disini, ta?" tanya dhea yang membuat ockta menghentikan jarinya memainkan gitar tersebut.

"sejak tadi siang. Lu dari mana aja? kata ketua tingkatmu kelas kalian selesai pas jam 12 tadi. kok lu baliknya mau magrib. dari mana aja lu? ngedate ya? ledek ockta kepada dhea.

"yeuhh sotoy amat. Gue abis ke toko buku beli novel nih. tadi juga ada beberapa masalah yang buat gue lama disana" jelas dhea.

"masalah apa? tumben lu punya masalah. biasanya juga tetep santai anaknya bahkan mungkin kalau ada gempa, lu tetap santai. kok tiba-tiba dapat masalah. coba ceritainn masalah apa yang lu hadapin ditoko buku" tanya ockta yang sangat tidak sabar ingin mendengarkan cerita dhea.

"apasi lu dateng-dateng berisik banget. tadi cuma ada masalah sama cewe lain karena memperebutkan ni novel. best seller si makanya cepet laku. tapi untung gue yang dapet ni novel ditolongin bocah SMA tadi" cerita dhea dengan jelas.

"hah? bocah SMA gimana? cowo? dia ngebantuin lu untuk dapetin ni novel? ceritain lebih jelas woii asal usulnya gimanaaa" jawab ockta dengan sangat penasaran ingin mengetahui cerita dhea sedetail mungkin.

"apaansi kepo bangett"

"cerita si gimana kejadiannya. tuh bocah SMA cakep pasti kan ya" ledek ockta kepada dhea.

Dhea cuma bisa tersenyum mendengar ockta mengatakan hal itu. kalau dibilang cakep ya sebenarnya emang cakep. bola matanya yang hitam pekat, bulu mata yang lentik, alis tebal dan juga disertai hidung mancung. dia juga cukup tinggi sekiranya dhea cuma nyampe sebahu anak SMA itu.

"jadi, dia adalah anak laki-laki yang ku temui di bus pagi ini, tapi secara kebetulan kami bertemu lagi ditoko buku tadi. dia membela gue karena dia liat kejadian jelasnya bahwa gue yang pertama kali nyentuh ni buku. so, ya gitu deh ceritanya" jelas dhea agar ockta tidak bertanya lagi.

"hah gimana-gimana? tadi pagi kalian ketemu di bus? trus pas siang ketemu di toko buku? rencana tuhan memang tidak terduga yaa" kata ockta sembari tertawa terbahak-bahak.

"teruss gimana? kalian ga ngobrol gitu? apa kek basa basi. Masa iya udah 2x ketemu secara ga sengaja tapi gada komunikasi. Tukeran WhatsApp ga? atau id Instagram? seleramu sekarang bocah SMA ya" ledek ockta kepada dhea.

"ga ya gila kali lu. gue aja gatau namanya siapa yakali baru ketemu udah tukeran social media. Itu juga gue punya utang ke dia tapi gatau cara balikinnya gimana? tadi gue ga bawa uang cash waktu ke toko buku trus disana mesin card debitnya lagi bermasalah dan ga ada atm terdekat disitu jadi dia yang bayarin novel gue. Pas gue nyuruh dia nunggu untuk gantiin uangnya dia malah bilang nanti aja karena dia yakin kalo gue sama dia bakal ketemu lagi. Tapi ya emang masuk akal kalo ada orang yang bertemu untuk ketiga kalinya dengan kebetulan gitu? please gue gatau siapa dia, gue gatau alamatnya dimana dan beneran gue gatau apa-apa tentang dia. terus gue balikin duitnya gimanaa, taa?" keluh dhea yang masih pusing memikirkan cara ia membayar utangnya kepada orang asing.

ockta cuma tertawa mendengar keluh kesah sahabatnya itu sembari mengatakan "udah si percayain aja kepada rencana tuhan. kali aja beneran kalian bakal ketemu lagi" ucap ockta menenangkan dhea yang terlihat memasang ekspresi cemas karena ockta tau bahwa dhea adalah orang yang gasuka punya utang ke orang lain karena itu benar-benar kepikiran terus sampai ia membayarnya.

"udahlah gue mau cabut ada rapat kesenian ntar di cafee. mau ikut ga? sekalian nongkrong sama anak-anak" ajak ockta kepada dhea.

"ga, gue lagi males kemana-kemana. mau dikost aja baca novel" jawab dhea dengan tegas menolak ajakan ockta.

"ayo si. ga bosen lu sendirian terus. kali aja ketemu tuh bocah lagi kan hahhahhah" ledek ockta kepada dhea.

"yakali. gue sama skali ga percaya yang namanya kebetulan" jawab dhea dengan judes kepada ockta.

"yaudah gue cabut dulu ya. malem ni gue nginap di sekret keknya, jadi kost langsung kunci aja jangan sampe ada orang yang macem-macem masuk" peringatan ockta kepada dhea.

"iyaa sono pergi. tiatii yaa" jawab dhea sambil menutup perlahan pintu kostnya.

teman sekamarnya itu akhirnya pergi dan kembali sunyi dalam kost. hanya ada dhea dan barang-barang yang bereserakan akibat tadi pagi tidak sempat dibereskan. akhirnya ia mulai membenahi kamarnya itu dengan bersih sebelum ia mulai membaca novel yang baru ia beli tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!