Rosa Angela adalah putri dari seorang wanita bernama Talia Marisa, ia tidak pernah menyangka jika dirinya akan mencintai seorang pria yang ternyata cinta pertama dan cinta sejati ibunya, serta memiliki hubungan asmara. Kemana cintanya akan berlabuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aini Enhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belajar move on
Akhirnya Rosa mampu menggagalkan tamparan yang akan di layangkan itu dengan tangannya dengan cepat karena Rosa merasa tak mau jika Rosa saat ini di hadapkan dengan wanita ular yang berbuat semena mena pada dirinya.
Hingga Doni pun melihat kejadian di luar dugaannya saat ini, yaitu Rosa dan Monik yang sedang terlihat bertengkar di meja makan seperti adu mulut.
"Apa yang kalian lakukan" kata Doni saat itu.
"Aku hanya memberi tahu bagaimana anak mu belajar bersikap di keluarga ini. Aku pikir anak perempuan mu cukup baik untuk menjadi wanita ternyata sangat brutal" kata Monik.
"Rosa apa yang kamu lakukan?"
"Sekarang jika papa masih mau membela perempuan laknat ini aku yang akan memilih pergi dari rumah ini, aku tak pernah minta untuk datang ke tempat ini. Tidak pernah!" Kata Rosa yang pergi dari hadapan Monik dengan kesal.
Doni pun menatap wajah sang istri yang saat itu telah membuat Rosa kesal.
Rosa pun masuk ke dalam kamarnya dengan perasan emosi.
"Monik tolong hargai anak ku untuk tinggal di sini, bagaimana pun dia adalah anak ku. Bagian dari hidup ku, aku tak mau dia pergi coba kamu bicara dan minta maaf padanya" pinta doni.
"Kamu marah pada ku, untuk apa harus aku yang meminta maaf padanya" kata Monik tak terima.
"Karena anak ku, adalah satu-satunya milik ku. Semenjak rahim mu di angkat apa kamu bisa menjamin jika kamu hamil lagi, tolong jaga anak ku satu-satunya itu jika kamu masih ingin bersama ku. Karena hanya Rosa darah daging ku saat ini" kata Doni meminta.
"Oh baik, baiklah jika itu mau mu. Aku akan minta maaf, tapi aku tak mau minta maaf secara langsung padanya. Katakan saja bahwa aku minta maaf padanya, Doni!!! aku memang mencintai mu tapi dalam hati kecilku aku tidak mau jika kehadiran anak itu menjadi pemicu diri mu mengingat sang mantan istri mu yang mungkin saja saat ini kamu rindukan. Aku tidak mau jika kamu kembali bersama dengan mantan istri mu itu hanya karena kehadiran buah hati mu yang sudah kamu tinggalkan belasan tahun itu" jelas Monik.
"Monik, buang rasa cemburu mu di dalam dada sekali pun rosa datang dan hadir di rumah ini aku tak akan mungkin kembali bersama dengan mantan istri ku" kata Doni saat itu.
Kecuali dia yang memintanya, batin Doni secara diam diam.
"Sekarang jika aku bisa terima kehadiran anak perempuan sialan itu aku bisa terima walau terpaksa, tapi kalau untuk suka jangan harap karena bagaimana pun dia adalah anak mu dan Talia, bukan anakku jadi jangan paksa aku untuk terima, camkan itu Doni" kata Monik kesal karena takut kehadiran Rosa malah akan membuat Doni kembali mencintai istrinya.
Memang dalam hal ini Doni sebenernya masihlah mencintai Talia, hanya saja dia merasa hidup bersama Monik semua keinginan materinya dapat terpenuhi..
dari awal yang membuat enggan untuk membina rumah tangga bersama Talia karena yang saat ini menanggung kehidupan mewah yang pernah di jalani Doni adalah Monik yang memiliki segalanya. Pekerjaan yang bagus sebagai wakil direktur di sebuah perusahaan pun itu karena Monik.
Hingga saat itu...
Rosa pun merasa kesal karena di anggap anak yang di buang oleh ibu kandungnya itu merasa tak bisa terima, karena Rosa merasa jika ibu kandungnya tak mungkin melakukan hal itu.
Dan Doni pun menghampiri Rosa untuk menenangkan Rosa agar dirinya tetap tinggal di rumah yang saat ini ia tempati.
"Maafkan atas kesalahan mama Monik pada mu, diri nya sebenernya baik hanya saja memang dia orangnya suka bicara sembarangan. Kamu jangan marah dan masih mau memberi maaf ya sayang" kata Doni agar Rosa masih mau memaafkan ibu tirinya.
"Ya aku akan usahakan" kata Rosa yang saat ini berusaha terima walau sebenernya dia merasa kesal.
"Baiklah, setiap orang punya masa lalu kehidupan kenapa papa bisa berpisah dan kenapa pula kamu terpisah. Papa harap kamu bisa menerima kehadiran ibu tiri mu, dan papa juga akan bicara begitu agar bisa menerima mu sebagai anak" kata Doni bicara pelan.
"Tapi apa benar apa yang di katakan oleh ibu Monik bahwa aku di buang oleh ibu kandung ku"
"Oh tidak, tidak ada ibu yang tidak sayang pada anaknya. Ibu kamu pasti sayang pada mu, hanya saja mungkin dia ada alasan lain yang membuat dia harus meninggalkan mu" kata Doni menjelaskan.
"Lalu kapan aku bisa bertemu dengan nya" kata Rosa yang terlihat sedih terlihat bagaimana mata nya memerah karena air mata yang hampir terjatuh.
"Nanti akan ada saatnya kamu akan bertemu dengan ibu kandung mu tapi tidak untuk saat ini dulu ya karena mama Monik saat ini sangat cemburu jika papa bertemu dengan mama mu. Meski dalam hal ini datang untuk menemui kamu" kata Doni.
"Baiklah tapi jangan lama-lama"
"Ya nak"
Doni menutupi rasa yang ada tentang yang terjadi sebenernya agar Rosa tak membenci ibunya, meski dalam hal ini sebenarnya Talia membuang Rosa secara sengaja. Dalam hal ini Doni masih menggunakan hatinya agar Rosa tak semakin sedih kalau dia tahu tentang sebenernya yang terjadi tentang ibu kandungnya yang sudah membuangnya.
.
.
.
.
.
Tiga bulan kemudian.
Hingga waktu berlalu sesuai keadaan yang paling di harapkan. Rosa yang memiliki sifat baik dan lembut hatinya pun mulai terbiasa dan terbuka pada kehidupan barunya yaitu bersama papanya. Rosa pun juga kali ini ingin mencoba takdir yang ada.
Meski dalam hal ini Monik masih belum bisa terima kehadiran Rosa secara utuh tapi perlahan sedikit demi sedikit meski tak secara keseluruhan Monik mulai bisa terima karena bagaimana pun Monik mencintai Doni sehingga ia terima walau terkesan terpaksa.
Hingga waktu berlalu saat itu Rosa yang tinggal di Bogor pun menjalani hari sebagaimana mestinya yakni menjadi seorang anak dari keluarga besar Doni dan Monik.
.
.
.
.
.
Kriiingg...
Kringg....
Kring....
Di udara pagi yang terasa cerah begitu menyelimuti pagi cukup indah yang di rasa cukup menyenangkan terlihat Rosa yang membuka mata secara perlahan di atas tempat tidur antara sadar dan tak sadar tadi di alam mimpi kini berada dunia nyata yang selalu terbuka lebar sesuai jalan yang ada.
Hari itu Rosa pun terbangun dan segera beranjak dari lalu segera mandi. Hari ini Rosa sedang datang bulan jadi tidak bangun subuh ya sudah biasa baginya bangun agak siang dengan alasan karena sedang tidak solat subuh.
Hingga Rosa yang selesai dari kamar mandi pun bersiap diri untuk berangkat kuliah. Tapi sebelum berangkat kuliah Rosa sarapan pagi dulu bersama di lantai bawah.
Hingga terlihat Monik yang duduk menunggu Rosa sarapan pagi bersama di meja makan.
Rosa pun duduk di hadapan Monik dengan perasaan yang kali ini lebih baik karena saat ini Rosa hanya ingin berdamai dengan diri sendiri dan kenyataan yang ada.
Hingga Rosa pun hanya diam termenung sambil memainkan sendok makan entah mengapa sejauh apapun Rosa melangkah hatinya saat ini masihlah sangat merindukan Fabian.
Rosa yang merindukan pria yang tak cinta padanya seperti pungguk yang merindukan bulan semua terasa semu dan semakin tak nyata.
Hingga suara Monik menyadarkan Rosa yang saat itu sedang melamun sendiri memikirkan cinta yang tertinggal dalam perasaan orang lain.
"Rosa? Rosa? Apa yang sedang kamu pikirkan" tanya Monik yang kali ini suaranya tak meninggi seperti awal bertemu
"Ngak hanya ada beberapa tugas kuliah saja yang aku pikirkan" jawab Rosa.
Hingga suara klakson berbunyi membuat lamunan Rosa semakin tersadar.
"Bryan sudah datang menjemput mu, segera kamu temui" kata Monik.
Rosa pun mengangguk...
Lalu Rosa menghampiri pria yang kini sudah menunggunya di depan.
Yaitu seorang pria dengan paras yang cukup tampan dan baik itu datang menjemput.
Brian Aditya...
Seroang pria berusia 20 tahun yang saat ini sangat baik pada Rosa. Pertemuan Rosa dan Brian pun tanpa disengaja, saat itu Rosa yang tidak mengerti jalanan iseng-iseng untuk mencari makan, tiba-tiba nyasar dan tidak tahu jalan pulang. Saat itu handphonenya tertinggal dirumah, hingga tanpa di sengaja ia dapat bertemu Brian di jalan dan membantu arah jalan pulang. Dan hal yang paling tidak di duganya lagi adalah Brian satu kampus dengan kampus Rosa. Hanya beda angkatan dan jurusan saja membuat Rosa dan Brian jadi semakin intens untuk saling bertemu.
ya saat itu Rosa mengambil Fakultas ekonomi sementara Brian mengambil jurusan komunikasi.
Senyumnya yang manis dan baik membuat siapa saja yang melihat Brian mungkin akan tertarik pada nya tapi tidak untuk Rosa yang saat ini merasa jika hatinya hanya tertarik dengan pria bernama Fabian.
Ya Fabian yang saat ini Rosa sendiri tidak tahu kabarnya seperti apa.