Istri Duke Yang Ditinggalkan

Halo readers yang baik baik hati dan gemar membaca.

Makasih udah baca karyaku ini. Hehe...

Bolehkah nambah kebaikannya dengan like, komen dan subscribe. Vote tiap minggu juga boleh banget kok. Peace.

Happy reading ya!

***

Paula punya pulang dengan banyak pikiran. Awalnya dia ingin lari dari pernikahannya. Sikap Delta yang tak terbuka, kejam dan semena mena itu menyakitinya. Apalagi Delta menganggapnya sebagai objek belaka, buka sebagai manusia. Paula adalah boneka cantiknya. Tapi sekarang dia berbadan dua. Hamil anak Delta. Itu membuat Paula ragu untuk pergi dari rumah ini.

'Bagaimana nasibku? Bagaimana nasib anakku nanti?'

Paula yang sudah ada di kamarnya itu tiba tiba saja merasa sangat lelah. Dia berbaring di kasurnya dengan kaki masih menggantung di lantai. Tangan kanannya kemudian mengusap ngusap perutnya dengan lembut.

Paula tak pernah membayangkan akan menjadi Ibu. Apalagi dengan hubungan yang rumit seperti ini. Dia bingung dengan keputusan yang akan Dia ambil.

"Tok...tok...tok..." Ann masuk ke kamarnya.

"Duchess... sudah waktunya makan malam." Ann memberi tahu Paula untuk bersiap makan malam.

"Aku ingin mandi dulu Ann dan... aku ingin makan dikamarku saja."

Paula punya mood yang buruk jika harus makan satu meja dengan Delta dan kekasih barunya. Dia tidak tahu, raut wajah apa yang akan Dia pasang ketika makan bersama dengan mereka. Jadi memutuskan untuk menjauhi mereka saja sementara waktu ini.

Makan malam pun tiba, Delta sudah ada disana dengan Grea. Saat semua hidangan sudah tersaji. Kursi Paula kosong. Grea tersenyum melihatnya. Semakin istri Duke merasa tidak nyaman dengan keberadaannya semakin Grea senang karena merasa Grea lebih dekat dengan tujuannya.

Seorang pelayan memberi tahu Duke bahwa Duchess baru saja tiba sore tadi dan masih mandi sehingga akan makan malam di kamarnya.

Delta hanya melihat sekilas kursi kosong itu, tapi juga tak berkomentar dan melanjutkan makan malamnya bersama Grea.

"Kakak ingat rupanya." Grea berkomentar karena matanya berbinar binar melihat makanan yang datang. "Tiram dengan sauce lemon adalah kesukaanku." Ada rona merah di pipi Grea karena tersipu malu. Meski hanya masakan, Grea merasa itu adalah tindakan yang sangat romantis.

Delta hanya menoleh ke arah Grea dengan tatapan bingung. Kalau dia mau beterimakasih harusnya dengan Tiko sang Koki bukan kepada Delta. Karena bukan dia yang mengatur menu dan memasak makanan. Kesalahan pahaman ini membuat Delta tidak nyaman. Tapi Grea sudah terlanjur suka dan salah paham, jadi Delta hanya akan mengomentarinta saja.

"Kalau kau sangat suka, aku akan menyuruh Tiko sang koki untuk memasaknya lagi besok."

Jawaban Delta menghancurkan imajinasi Grea.

"Tidak... tidak kak. Grea suka semua makanan di mansion ini. Semuanya enak dan grea tidak pilih pilih makanan." Grea akhirnya harus memberikan komentar yang baik tentang dirinya sendiri. Dia sebisa mungkin ingin dinilai dengan sangat baik oleh Saudara jauhnya itu.

"Senang mendengarnya." Delta tersenyum kaku. Meski begitu Grea sangat senang.

'Syukurlah tidak ada penganggu, tapi alangkah baiknya kalau dia tadi melihat adegan ini.' Batin Grea.

Grea membenci Paula dari hatinya yang terdalam. Dia sangat ingin menyingkirkan Paula dari sini karena obsesinya untuk memiliki Delta.

'Aku harus segera bertindak.'

Karena Paula bertindak tidak seperti biasanya, Delta menghampiri Paula yang tengah menikmati makan malamnya di kamar.

Saat mendengar pintu kamarnya terbuka, Paula hanya melihat siapa yang masuk kamarnya tanpa mengetuk pintu. Tentu saja pelakunya hanya satu orang, orang tersebutlah yang selalu membuatnya terluka.

"Lucu sekali, bisa menikmati makananmu disini."

Paula kadang tak habis pikir dengan pola pikir Delta. Apakah menyakitinya selalu membuatnya puas.

"Kenapa tidak bisa?" Paula sekarang berpikir bahwa dia adalah istri Delta. Dalam klausal yang mereka tulis, Paula bisa memperoleh halnya sebagai Duchess dalam hal materi. Makanan juga dikategorika hak yang bisa dia dapat.

"Jangan pikir sekarang kau adalah Duchess yang sesungguhnya."

Tidak usah di ingatkan juga Paula tahu kalau dia adalah istri di atas kertasnya. Perannya akan segera verskhur dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun lagi.

Tapi Paula malas menjawabnya. Makanannya menjadi sangat tidak enak dinikmati.

Paula meletakkan sendok dan garpunya lalu meminum air putih.

Delta akan pergi meninggalkannya kalau wajah Paula terlihat sakit hati dan dia berhasil melakukannya.