Alika Sarasafi gadis 29 tahun. Ia sangat sukses dalam profesinya sebagai Perawat di Klinik Perusahaan tetapi tidak sesukses perjalanan cinta dan asmaranya.
Harus merasakan Pahit ditinggal selamanya oleh Suami di Malam pengantin dan harus merawat orang lain yaitu anak dari pernikahan Mantan Kekasih nya terdahulu yang pergi tanpa pamit.
Mantan Kekasih yang sudah sukses dalam karirnya kini datang kembali untuk merapihkan cinta mereka yang telah hilang setelah 12 tahun lamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon megadischa putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Maura
"Sudah bangun sayang?" Alika melihat Maura yang baru saja bangun dari tidurnya sambil membawa sebuah nampan berisi bubur ayam, susu dan air putih.
Maura mengangguk dan masih menguap. Alika duduk ditepi ranjang, meletakan telapak tangannya di dahi anak ini.
"Alhamdulillah sudah tidak demam, minum dulu Nak," Alika menyodorkan air putih di gelas princes kepemilikannya.
"Sekarang makan dulu ya sayang," Alika mengaduk bubur itu dan menyuapi Maura dengan hati-hati.
Hari ini adalah hari sabtu dimana hari liburnya bekerja di Klinik. Ia sudah berniat untuk kembali kerumah nanti siang kepada Bilmar, karena melihat Maura sudah mulai membaik.
Sesekali ia terdiam melamun terus memikirkan kejadian semalam. Ia masih malu dan tidak enak hati untuk menatap Bilmar saat ini, mengingat ia selalu menuduh Bilmar yang bersalah dalam masalah ini.
"Ayo lagi sayang," Maura kembali menyodorkan bubur ke mulut Maura.
Maura anak yang baik, ia selalu menurut apa saja yang dibicarakan oleh Bilmar, tetapi ia adalah anak yang sulit untuk dekat dengan sembarang orang, entah mengapa bisa sedekat ini dengan Alika.
Setelah mangkuk bubur itu habis, Alika meminumkan obat sirup kepada Anak itu.
"Maura mau keluar tidak? kita main ditaman yuk,"
"Iya aku mau tante,"
Alika pun menggendong Maura dari tempat tidur, membawanya pergi ke taman belakang rumah.
Terlihat Bilmar sedang menuruni tangga melihat mereka yang sedang berjalan.
Bilmar menatap senyum ceria.
Diduduki nya Maura di bangku ayun taman, dinaikan sedikit celana Maura sampai ke pertengahan betis dan menaikan lengan tangan sampai se siku.
Mencoba menjemur Maura agar terpapar dengan sinar matahari pagi.
Ia pun masuk kedalam rumah lagi untuk pergi ke kamar Maura untuk mengambil sisir.
Dia hanya melewati Bilmar yang sedang berada di meja makan.
"Kamu enggak sarapan dulu ?" pertanyaan Bilmar menghentikan langkah kakinya seketika.
"Aku udah sarapan tadi pagi, kamu sarapan aja dulu," jawab Alika tanpa menoleh dan kembali berjalan menemui Maura yang masih berjemur dibangku taman.
Bilmar pun melanjutkan sarapannya kembali, sesekali matanya menatap Alika yang sedang menyisiri rambut Maura.
Hatinya terenyuh, karena sejak lahir Maura belum pernah diperhatikan oleh sesosok wanita, setelah Ibu nya meninggal karna melahirkannya.
Alika terus menyisir dan mengepang rambut Maura, ia terus menciumi anak kecil ini yang cantik, dan putih kulitnya.
Maura mendekap Alika dengan syahdu, ia terus ingin dimanja karna sakitnya kini.
"Tante jangan pulang ya, disini aja!" Maura memohon terus mendekap Alika.
Alika mengusap-ngusap rambut lalu turun ke punggung Maura.
"Aku mau nya sama tante aja!" Maura memohon lagi walau ia belum mendengar jawaban dari Alika.
Alika kembali mencium nya," Tante harus pulang, Nak. Kasian rumah tante sendirian enggak ada yang nemenin, kalau Maura disini kan ada Papa dan Bik Minah yang nemenin,"
Alika memberi pengertian kepada anak itu, Maura yang memang masih belum sembuh total lalu mendadak cengeng dan menangis.
"Aku mau nya sama tante aja!" Maura menangis, tangannya tetap memegang erat perut Alika.
Lama-lama suara tangisanya semakin keras hingga mengundang Bilmar untuk menyusuli mereka.
"Ada apa sayang?" Bilmar mendekat dan memegang tubuh Maura yang masih memeluk Alika.
Alika masih mengusap-ngusap punggung anak ini dengan sangat keibuan, ia menatap Bilmar dengam biasa.
"Aku enggak mau tante pulang kerumahnya, pokoknya tante harus tinggal disini sama aku!" Maura merengek tidak karuan.
Bilmar tidak bisa berbicara apa-apa, ia hanya bisa memegangi pundak Maura dan melihat ekspersi wajah Alika saat mendengar putrinya meminta hal itu.
kangen niih sama novel²nya kak disca ,, kapan updatecerita baru di sini lg