Ayesha seorang gadis muda yang harus merawat bayi kembar yang ditinggalkan ibu kandungnya begitu saja pasca melahirkan.
Luma tahun kemudian satu persatu identitas dari bayi kembar itu mulai terungkap dengan sendirinya saat ia bertemu langsung ayah kandung si kembar.
Ironisnya ayah kandung si kembar mengira Ayesha adalah seorang janda dan dia jatuh cinta dengan gadis yang telah merawat anak kandungnya selama ini.
"Bagaimana kisah cinta mereka selanjutnya?
" Apakah ibu kandung si kembar meminta kembali anaknya dari Ayesha ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Kegilaan Delvin...!
Malam semakin larut. Kesedihan dokter Eca berakhir dengan percintaan panas mereka yang lebih dahsyat dari malam-malam sebelumnya selama empat tahun pernikahan mereka.
Delvin tampil sebagai lelaki perkasa untuk memberikan servis terbaiknya untuk sang istri. Mungkin dengan cara ini, hormon endosmorfin bagi tubuh manusia dihasilkan lebih banyak hanya untuk menghilangkan ketegangan atau setress berat yang dihadapi mereka saat ini hanya dengan bercinta.
Karena hormon percintaan adalah solusi terbaik untuk memberikan pasangan kebahagiaan. Eca memejamkan matanya terlelap dalam dekapan sang suami setelah menikmati permainan panas mereka yang entah ke berapa kali gadis ini melakukan pelepasan saat mendapatkan serangan kenikmatan berkali-kali dari sang suami.
Baginya mendapatkan cinta yang besar dari suaminya untuk menghapus semua beban dihatinya.
Delvin membaringkan tubuh Eca secara perlahan, lalu menutupinya dengan selimut tebal. Ia membersihkan tubuhnya sebentar lalu ke kamar si kembar.
Walaupun selama ini dia sangat mencintai si kembar tapi tidak sama saat ia mengetahui yang ia cintai selama ini adalah anak kandungnya sendiri. Bagian dari darah dagingnya.
Ia berdiri di antara dua tempat tidur itu. Lalu mendekati tubuh Chiko terlebih dahulu. Menatap lebih dalam wajah putranya yang memang mirip dengannya.
"Kalian ada di hadapanku, tapi aku tidak bisa mengenali kalian sama sekali. Walaupun sudah banyak yang mengatakan kalian sangat mirip denganku, tapi itu tidak membuat aku menyadari keberadaan kalian yang memang bagian dari hidupku.
Aku memang ayah yang payah. Walaupun begitu, aku sangat berterimakasih kepada ibu kandung kalian karena sudah mengirim kalian sekaligus dengan bidadari cantik untuk menjadi
istriku. Kalian sendiri yang mengantarkan jodoh untuk ayah.
Kalian dan ibu pengganti kalian adalah segalanya bagiku. Terimakasih sudah hadir dalam kehidupan ayah dari usia kalian yang masih bayi."
Delvin mengecup pipi dan kening putranya begitu lama sambil meneteskan air matanya.
Kini ia beralih pada putrinya dan melakukan hal yang sama seperti pada putranya Chiko. Puas menatap wajah anak-anaknya, Delvin menggunting rambut keduanya untuk dijadikan sampel DNA.
Ia menutupi lagi pintu itu secara perlahan dan menyimpan rambut si kembar di ruang kerjanya.
Usai menunaikan sholat subuh, Eca merapikan lagi pakaian sholat mereka yang di letakkan di atas nakas. Seakan belum puas menggauli istrinya, Delvin merengkuh pinggang Eca dari belakang membuat gadis ini tersentak.
"Delvin! Aku sudah mandi sayang. Rambutku sudah di hairdryer."
Ucap Eca berusaha melepaskan pelukan suaminya.
"Aku masih menginginkan kamu sayang. Aku belum puas memakan mu."
Delvin mengangkat dress pendek Eca dalam sekali sentak.
"Sayang, semalam kita sudah melakukannya berkali-kali."
"Tapi pagi ini belum kan?"
"Tapi sekarang jatahku masuk pagi sayang."
"Aku tidak akan lama istriku."
Delvin sudah membekap mulut istrinya dengan bibirnya. Jari jemarinya yang sudah menyusup bagian penting milik Eca untuk memasuk lembah basah yang belum mendapatkan rangsangan dari jari jemarinya.
Adukan jemari itu dengan sesapan lidah ke dalam rongga mulut sang istri membuat tubuh Eca langsung lemas.
Entah mengapa pusat kelemahan wanita jika sudah mendapatkan titik kelemahannya, maka si istri tidak lagi bisa berkutik.
Eca menerima setiap serangan kenikmatan yang di berikan suaminya sebagai se*ks morning mereka yang sudah mulai bergulat di atas kasur empuk.
Hentakan keras lagi cepat di kuasai Eca di atas tubuh sang suami membuat Delvin mendesis sambil mencengkram kedua paha Eca yang mengaduk tiang pancangnya yang masih saja tegap perkasa menerima serangan darinya.
"Eca sayang...Kau..! Ini...ini... akhhhhkkk, kenapa ini nikmat sekali sayang...!"
Racau Delvin merasakan permainan hebat sang istri menari erotis di atas perutnya.
Eca memainkan rambutnya seperti adegan iklan sampo dengan ekspresi wajah menggoda sambil mengaduk pinggulnya untuk lebih merangsang sang suami.
Himpitan dinding-dinding itu menghimpit kuat memberikan kedutaan hingga meremas milik suaminya membuat Delvin melolong nikmat hingga mencengkram kuat pada kedua paha istrinya.
Tubuhnya bergetar hebat saat lahar itu memuntahkan cairan panas dalam rahim sang istri.
"Auhhght! Eca sayang....!"
Lenguhan panjang dengan mata berat menatap sayu wajah merah Eca yang sudah penuh dengan peluh.
Delvin menarik tubuh istrinya dan memberikan kissmark yang banyak di bagian dada Eca dan leher jenjang istrinya.
"Delvin jangan di situ sayang!" Pekik Eca namun Delvin tidak menggubrisnya.
"Kau milikku, selamanya milikku. Biar pria-pria di luar sana tidak berani menganggu mu karena aku sudah memberikan stempel kepemilikan ku atas dirimu, sayang."
"Tapi itu sangat membuat aku sangat malu sayang."
"Abaikan saja dan nikmati itu sebagai bagian dari status mu sebagai istriku."
"Cih! Kau selalu membuatku kesal.
Eca meraih ponselnya yang ada di bawa bantal.
"What ..? Sudah jam tujuh pagi..? Delvin buruan aku akan melakukan operasi jam sembilan pagi."
Eca buru-buru bangun menuju kamar mandi.
Delvin terkekeh melihat tingkah istrinya yang gelagapan sendiri.
"Biarkan aku memandikanmu sayang supaya lebih cepat." Ledek Delvin.
"No...no...no ...no!"
Ancam Eca dengan mata melebar.
"Kau terlalu gurih untuk aku lepaskan, sayang."
Keduanya mandi bersama dengan cepat.
Pagi menjelang, matahari hadir dengan segala kilauan cahaya keindahannya untuk menerangi bumi. Delvin mengantar sendiri si kembar dan istrinya ke tempat mereka masing-masing.
"Tumben ayah yang nganter kita. Biasanya bunda. Kalian mau pergi ke mana yah..?"
Tanya Chiko curiga dengan ayahnya.
"Ke rumah sakit."
"Bunda! Kenapa sekarang bunda memakai syal? Kalung bunda jadi tidak kelihatan."
Tanya Ciky memperhatikan syal cantik di leher bundanya.
"Oh itu...! Bunda hanya ingin tampil cantik hari ini, sayang."
Ucap Eca melirik suaminya yang sedang mengulum senyumnya sambil mengedipkan mata nakalnya menggoda sang istri.
"Bunda slalu genit di depan ayah."
Protes Ciky yang melihat kemesraan kedua orangtuanya.
"Karena ayah itu suaminya bunda Ciky. Apakah kamu mau ayah melirik wanita lain untuk mengalahkan bunda kita? Biarkan saja bunda tampil cantik di depan ayah supaya tidak ada wanita manapun yang bisa menaklukkan hati ayah selain Bunda kita." Timpal Chiko.
"Bunda kamu itu sangat gurih sayang."
Ucapan ambigu Delvin mendapatkan cubitan spontan di pahanya dari Eca.
"Auhhght! Sakit sayang."
Delvin mengusap pahanya.
"Apakah kamu bisa diam sayang?"
Ucap Eca sambil menarik sudut bibirnya.
"Hmm!"
Mobil mewah itu berhenti di depan sekolah si kembar. Eca mengantar keduanya ke dalam kelas mereka sambil mengobrol basa-basi sebentar dengan guru-guru si kembar.
Eca kembali lagi ke mobilnya menuju rumah sakit. Saat melewati sebuah hotel, Delvin melirik Eca yang sedang membalas email.
"Sayang, apakah kita bisa mampir ke hotel sebentar?"
"No...no...no..! Aku sudah terlambat sayang."
"Tapi aku masih menginginkanmu. Si junior dari tadi sulit di jinakkan.
"Tidak sayang. Aku ada operasi pagi ini."
"Kalau begitu aku akan jemput kamu makan siang dan kita makan siang di hotel, bagaimana?"
"Baiklah suamiku tertampan di dunia. Sekarang berhentilah merayuku karena pasien ku sedang menunggu. Lihat sekarang sudah setengah sembilan!"
Eca memperlihatkan jam di ponselnya pada Delvin.
Mobil itu memasuki di depan lobi rumah sakit. Eca memberikan kecupan manis pada suaminya yang langsung menahan tengkuknya agar menciumnya lebih lama.
"Semoga operasinya berhasil sayang. Jam dua belas aku sudah menunggumu di lobi hotel."
Ucap Delvin sambil meremas dada sekang istrinya.
Eca turun sambil mengusap pinggir bibirnya dengan tisu karena lipstiknya yang sudah berantakan.
"Ada apa dengan suamiku?" Kenapa dia jadi sangat mesum padaku...?"
Gumam Eca yang sedang mencuci tangannya di wastafel kamar operasi untuk persiapan operasi.
Teman-temannya menatap wajah Eca dan tersenyum malu melihat leher Eca yang terdapat banyak kissmark dari si Delvin.
Eca yang lupa sudah mengenakan baju dinasnya yang berleher rendah sebelum memakai baju APD untuk melakukan operasi.
"Kenapa kalian senyum-senyum kepadaku?"
Tanya Eca pada sahabatnya dokter Shireen.
"Cap merah di lehermu banyak sekali dokter Eca." Ucap dokter Shiren membuat Eca terhenyak.
Deggggg....
aku rindu.
eh mlah tamat /Angry/