IBU PENGGANTI UNTUK SI KEMBAR
Ayesha yang baru pulang dari KKN mendapati seorang wanita muda yang sedang hamil tua, menjerit kesakitan duduk di depan pagar rumah kontrakannya.
"Mbak! Ada apa?"
Tanya Ayesha ikut mengerutkan wajahnya melihat gadis itu sedang memegang perutnya.
"Tolong aku! Aku ingin melahirkan." Ucap gadis itu kesakitan.
"Baiklah. Aku akan mengantarmu ke bidan dekat rumahku." Ucap Ayesha dengan perasaan panik.
Ayesha memapah tubuh gadis muda itu dan membawanya ke bidan yang ada di dalam komplek perumahannya dengan sepeda motornya.
Beruntunglah bidan itu belum tidur walaupun sudah pukul dua belas malam. Ayesha di sambut baik oleh bidan yang sudah mengenalnya itu dan bertanya tentang gadis itu padanya.
"Ini siapa Eca?" Tanya bidan Nilam.
"Tolonglah dia dulu Bu bidan!"
Pinta Ayesha yang melihat gadis itu sudah kepayahan.
Di atas brangkar khusus untuk melahirkan. Gadis itu sudah siap untuk melakukan persalinan secara normal dengan mengumpulkan tenaganya agar bisa mengejan.
Dengan sekuat tenaga ia mendorong bayi pertamanya dan akhirnya bisa selamat. Tidak lama berselang, Ia harus mengejan lagi untuk melahirkan bayi keduanya.
"Alhamdulillah! Mereka sepasang mbak." Ucap Ayesha haru."
Gadis muda itu sedikitpun tidak mau melihat bayi kembarnya.
Ia malah memejamkan matanya saat Ayesha memperlihatkan bayinya pada gadis itu.
Setelah urusan persalinan selesai dua bayi itu di letakkan di boks bayi. Gadis itu terlihat sangat lemah pasca melahirkan.
Bidan Nilam meminta Ayesha untuk membeli gadis ini makanan. Ayesha kemudian menaiki motornya untuk mencari warung makanan yang masih buka pukul satu pagi.
Ayesha hanya mendapatkan bubur kacang ijo dan susu jahe hangat untuk ibu si kembar. Ia buru-buru pulang dan mengantar makanan itu ke dalam kamar bersalin dan melihat ibu si kembar sudah tidak ada.
"Bu bidan! Di mana ibu si kembar?"
Tanya Ayesha sambil menenteng plastik bubur kacang ijo.
"Oh iya! Saya sudah pindahkan dia di kamar pasien."
Ibu bidan mengantarkan Ayesha di kamar yang di maksud dan ternyata ibu si kembar itu sudah tidak ada dan hanya bayi kembarnya yang sedang tertidur pulas di dalam boks mereka.
Di tempat tidur itu hanya ditinggalkan amplop coklat tebal dengan jumlahnya yang sangat banyak serta secarik kertas.
"Tolong rawat bayiku dengan uang ini. Aku tidak bisa merawat mereka." Tulis gadis itu.
Ayesha langsung jatuh lemas saat mengetahui gadis itu telah memanfaatkan dirinya dengan meninggalkan beban yang cukup berat untuknya dengan merawat si kembar.
"Ada apa Eca?" Tanya bidan Nilam penasaran.
Ayesha memberikan kertas itu pada bidang Nilam dengan tatapan kosong.
"Astaga! Kenapa gadis itu tega banget mengkhianati kamu Eca?" Ucap bidan Nilam geram.
Gadis cantik berkulit putih mulus ini hanya bisa menatap si kembar yang sedang tertidur pulas. Ia mengambil salah satunya dan membawa dalam dekapannya.
"Ya Allah. Jika kedua malaikat kecil ini, Engkau kirimkan untuk diriku, maka mudahkan rejekiku agar aku bisa mengurus keduanya hingga tumbuh dewasa."
Batin Ayesha sambil menangis pilu.
"Apakah kamu ingin merawat si kembar ini Eca? Tapi kalau kamu tidak mampu, serahkan mereka ke panti asuhan."
Ucap bidan Nilam.
"Tidak! Ibunya menitipkan mereka kepadaku dan aku harus amanah. Aku tidak boleh egois. Ini tantangan untukku. Aku harus merawat mereka."
"Apakah kamu tidak ingin lapor polisi Eca?"
"Hanya membuang-buang waktu dan mereka tidak akan membantu apapun kecuali mengirim si kembar ke panti asuhan."
Tolak Eca.
"Baiklah. Kalau niatmu untuk merawat mereka, aku akan menulis akte kelahiran bayi ini atas namamu." Ujar bidan Nilam.
"Terimakasih Bu bidan atas pengertiannya."
Ayesha duduk menemani bayi kembar itu di klinik kecil milik bidan Nilam hingga menuggu fajar tiba.
Selepas sholat subuh, Ayesha pamit pada dokter Nilam untuk meninggalkan kampung itu, di mana saat ini ia sedang melakukan KKN.
Demi melindungi dirinya dan juga bayi kembar yang sudah dalam penangguhannya dari warga desa.
...----------------...
Ayesha harus menguburkan mimpinya untuk menjadi seorang dokter karena harus mengurus anak angkatnya. Ia harus meninggalkan desa itu sebelum mengetahui identitas anak kembar yang ia rawat saat ini.
Tujuannya saat ini adalah kota Jakarta. Di dalam kereta ekspres menuju Jakarta, ia harus membeli dua bangku sekaligus untuk meletakkan boks yang berisi bayinya.
Air matanya tidak bisa ia bendung mengingat wanita yang tega meninggalkan anaknya entah demi apa.
"Ibu kalian tidak lebih dari seorang monster yang tidak punya hati. Ia bahkan tidak ingin melihat wajah kalian sedikitpun. Apakah kalian ini anak dari hasil dosanya atau apa? Tapi aku tidak peduli kalian hadir di bumi ini karena apa. Yang jelas aku akan merawat kalian dengan segenap hatiku."
Gumam Ayesha lirih..
Dengan uang sisa tabungan yang ia punya, ia berhasil mengontrak sebuah rumah kecil sederhana hanya untuk mereka bertiga. Ia tidak berani pulang ke rumahnya karena akan menjadi pertanyaan tetangga nantinya.
Ayesha adalah gadis yatim piatu yang memiliki seorang saudara laki-laki. Ia harus tinggal terpisah dengan saudara laki-lakinya saat saudaranya itu sudah berkeluarga dan pindah keluar kota mengikuti istrinya.
Beruntunglah ia mendapat bea siswa untuk menempuh pendidikan kedokteran yang menjadi cita-citanya sejak kecil.
Bahkan ia harus menutupi hatinya pada setiap laki-laki yang ingin mendekati dirinya dan nekat menyatakan cinta padanya.
Saat ini ia sudah mencapai tahap KKN dan dia akan menjadi mahasiswa magang di salah satu rumah sakit.
Mimpinya itu harus ia kubur entah sampai kapan, yang jelas ia hanya ingin memenuhi kewajibannya sebagai manusia untuk merawat dua bayi yang sedang dalam pemeliharaannya.
"Aku tidak tahu apa yang bakal terjadi dengan nasibku, yang jelas aku ingin kalian tidak kekurangan apapun asalkan kalian tumbuh sehat."
Eca memberikan susu formula masing-masing pada si kembar usai di mandikan pagi itu.
"Bunda harap kalian tidak menyusahkan bunda karena tidak ada yang membantu bunda untuk merawat kalian." Ucap Eca.
Hari-hari yang dijalani oleh Eca dengan si kembar hingga bayi ini puput pusarnya. Eca sangat senang karena ia bisa melalui tugas pertamanya menjadi ibu pengganti untuk si kembar.
Seperti biasa agar si kembar tidak bosan berada di dalam rumah terus-menerus, Eca mengajak bayi kembarnya belanja di supermarket terdekat dengan rumahnya.
Dengan mendorong Stroller bayi, Eca mulai memilih bahan belanjaan yang ia butuhkan saat ini.
Kebanyakan yang ia ambil susu formula dan popok bayi dan selebihnya kebutuhan rumah tangga sesuai kebutuhannya.
Ia harus bijak menggunakan uang untuk belanja mengingat saat ini ia belum bekerja sama sekali.
Sebenarnya banyak sekali yang ia ingin beli, tapi ia tidak mau mengikuti hawa na*sunya.
Kini ia dalam kesulitan untuk mendorong troli belanjaan dan juga stroller baby kembarnya.
Beruntunglah ada seorang pria tampan yang baik hati yang mau membantunya mendorong troli belanjaannya.
"Terimakasih Tuan atas bantuannya."
Ucap Eca saat sudah berada di depan kasir untuk mengantri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Elisanoor
Mampir 😍
2023-01-29
3
nurry
ikutan mampir, mdh2an ceritanya menarik seperti yg sudah2😉👍💪
2023-01-02
1
LISA
Aq mampir nih
2022-12-27
2