Delia menikahi pria yang juga mencintainya. Danur adalah pacarnya saat dirinya menginjak kelas 3 SMA. Danur adalah pindahan dari Kota lain.
Setelah menikah Delia harus menahan pil pahit, karena sang suami memutuskan untuk menikah lagi dengan masa lalu nya.
Sebagai wanita tentu saja Delia tidak terima jika di madu. Dan yang lebih menyakitkan lagi, orang yang menjadi duri dalam rumah tangganya adalah sepupunya sendiri.
Semenjak hari itu, kehidupan Delia di penuhi pemandangan suami dan madu nya.
Istri mana yang sanggup di madu dan melihat suami bermesraan dengan wanita lain...
Namun di tengah kebimbangan hati untuk tetap bertahan atau menyerah, Seseorang malah memendam perasaan pada Delia.
Bagaimanakah kisahnya? akan kah Delia bertahan dalam rumah tangga yang di masuki orang ketiga atau melanjutkan hidup sendiri?
Jangan lupa mampir🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesal
Delia duduk bersama teman satu angkatan mereka saat SMA. Mereka bernostalgia tentang saat masih sekolah, pekerjaan dan hal yang lainnya juga. Begini jika sudah bertemu dengan teman lama, pasti ada saja bahan untuk di bahas tanpa canggung karena sudah mengenal sejak lama. Namun Delia tak banyak bicara, dirinya hanya akan bicara seperlunya dan menjawab saat di tanya saja.
Siapapun akan melakukan hal yang sama jika di posisi Delia ini. Disini dirinya menghadiri resepsi dari mantan suami dan sepupunya. Jadi saat bicara memang harus di jaga, tidak bisa mau asal bunyi. Yang ada nanti akan di goreng oleh orang yang tidak bertanggung jawab, ujung-ujungnya Dirinya lah yang akan di salahkan. Apa lagi posisinya saat ini Danur dan Mila turut berkumpul dengan mereka,.tentu ada rasa canggung di hati.
Tapi tidak dengan Mila, wanita ini memang terkesan memamerkan kemesraan di hadapan semua orang terutama Delia. Berharap sepupunya itu akan cemburu dan sakit hati. Delia sama sekali tidak cemburu, malah dirinya agak jijik pada keduanya yang terkesan norak, seolah hanya mereka pasangan pengantin baru di dunia ini.
"Kalian udah pada makan belum nih?" tanya Mila membuka obrolan.
"Udah dong. Eh btw, bagus juga ya wo nya. Aku hampir tidak kenal kamu tadi pas baru tiba. Manglingin tau" ucap teman Mila yang bisa dibilang akrab saat SMA.
"Oh ya?, kamu bisa aja. Ya jika memang bagus wajar dong ya. Ini loh harga nya nggak main-main. Dp nya saja nggak main-main. Tapi aku beruntung banget, mertua aku yang cariin wo terkenal ini" Mila bangga sekali rasa hatinya.
"Tapi kok bisa ya?!" yang agak cupu dan Lola agak bingung. Dari dulu juga lemot jika mikir.
"Kok bisa apa nya?" tanya yang lain serempak.
"Kok bisa Mila malah menikah dengan mangan suami sepupunya?! Kern banget memang mental Lo!" jawab si lemot.
Yang lain tidak menanggapi, Mila juga bisa bernafas lega. Karena yang lemot ini jika sudah mulai bicara agak lain. Bisa sakit hati tujuh turunan jika sudah mengeluarkan jurus pintar nya. Mila juga bangga sekali, karena teman nya menyanjungnya. Ini lah yang Mila harapkan dari dulu, di sanjung dan di lihat semua orang.
Dulu mana ada yang menyanjungnya, dirinya selalu menjadi yang kesekian kali. Selalu Delia yang utama, yang di lihat, yang di puji. Dari segi kepintaran, cantik dan kaya. Belum lagi Delia berpacaran dengan Danur saat itu,aka makin naiklah nama kedua pasangan itu pada masanya, karena sama-sama cantik dan tampan.
Namun,.sekarang tidak lagi. Semua mata tertuju padanya hari ini. Seolah semua yang di impikan dari dulu kini terwujud sekarang.
"Wahhhhh!! Ternyata kata orang memang benar ya! Dunia memang sesempit itu. Buktinya Danur, lepas dari ratu malah dapat dengan dayang nya" celetuk teman SMA yang memang agak ember dari dulu.
"Iya nih! Dimana-mana, setelah lepas dari yang baik harus dapat yang terbaik, ini kok ya... Ya gitu dehhh" timpal yang satunya.
"Eh maksud mu apa lepas dari baik dapat yang terbaik?! Mana menggantung lagi ucapan Lo. Mila bukan yang terbaik gitu??" tanya teman akrab Mila agak tak terima.
"Eh ini kok Delia dari tadi hanya diam, senyum. Coba keluarkan suara emas mu itu Del!" seru yang lain memecah suasana yang sempat panas.
"Iya nih Delia. Hmm,,, jangan mau kalah saing sama sepupu dan mantan Lo. Mereka udah menikah ini, kamu kapan?" tanya Dewi.
Pertanyaan ini yang Delia hindari sejak tadi, tapi sekarang malah tidak bisa mau mengelak lagi.
"Jika sudah ada jodoh, pasti di segerakan" jawabnya tersenyum simpul.
"Pasti secepatnya akan menikah, karena Dia sedang hamil. Sebelum bercerai Delia sempat khilaf. Bersama pria lain di Bali saat pesta teman kita kemarin" timpal Mila. Merasa ini lah kesempatan menjatuhkan Delia.
"What?"
"Ha?!"
"Seriously?"
Tentu kaget semua orang mendengarnya. Tidak menyangka mendengar hal ini, berita yang gempar sekali tentunya. Pasti tidak menyangka Delia melakukan hal ini, apa lagi posisi masih jadi istri Danur saat itu.
"Jadi moment menghadiri pesta di Bali saat itu jadi kesempatan Lo Del untuk bersenang-senang? Ckckck!! Nggak nyangka ya. Delia topcer juga. Menikah sama Danur udah lumayan lama juga ya?, tapi belum hamil. Tapi main sama orang lain langsung jos!!" Si ember tadi menimpali.
Wajah Danur merah padam jadinya. Ada kesal juga di hari, seolah teman nya ini meremehkan kejantanan nya.
"Udah. Nggak perlu bahas masalah itu, semua orang bisa khilaf. Ini kan pesta pernikahan ku, jadi kita bahas hal yang bahagia saja" Danur tak ingin teman malah bertanya hal sensitif padanya.
"Cieeee yang masih bela mantan istri!" balas Dewi.
.
Sementara dari jauh pria melihat kecanggungan wajah Delia. Devan tahu pasti Delia tak nyaman berada di tengah temannya itu. Devan beranjak mendekati Delia.
"Sayang, ini udah hampir sore. Jadikan melihat progres rumah kita!?" ucap Devan tiba-tiba sambil merangkul Delia mesra.
"Haa?.Hem, eh iya. sebentar ya aku pamit dulu" Delia melepaskan tangan Devan dengan lembut tapi menusuk sedikit dengan kukunya akibat kesal. Devan hanya menahan tawa.
"Mila, selamat ya. Akhirnya tidak menikah siri lagi. Nggak perlu berubah-ubah diam-diam lagi" ucap Delia lembut namun tajam. Delia beralih pada Danur.
"Selamat menempuh hidup baru ya mas. Semoga pernikahan kalian langgeng, dan kamu jadi suami yang setia!" ujar Delia.
Kedua pasangan itu hanya diam menahan kesal pada hati masing-masing. Jelas sekali Delia menyindir mereka.
"Ayo sayang!" Delia menggandeng tangan Devan, pria ini tersenyum samar.
Keduanya meninggalkan pesta.
"Woooow! Tampan banget!" gumam si ember terpesona melihat Devan.
"Pantas saja Delia berpaling, orang pria nya CEO D'AL Crop!" timpal Sania yang baru tiba.
"Sania? Baru dateng kamu?! Eh, tapi beneran itu CEO perusahaan raksasa itu?" tanya mereka terkejut.
"Ya ialah..Delia memang selalu menjadi nomer satu.
"Tapi kan tetap aja Dia hamil duluan?!" Dewi menimpali.
Mereka baru berani menggunjing sekarang. Tadi tidak mau membuat Delia makin malu dan sakit hati. Padahal yang namanya menggunjing, baik ada orangnya atau tidak tetaplah salah.
"Itu hanya fitnah! Coba kamu bayangkan, Delia cantik, pintar dan mandiri. Siapa yang tidak akan iri. Orang yang cantiknya di bawah rata-rata dan busuk hatinya pasti akan iri melihat Delia yang nyaris sempurna." Sania menyalakan kompor.
"Apa ucapanmu bisa di percaya?" mereka agak ragu juga.
"Kalian tunggu saja, sebentar lagi undangan akan tersebar di grup" ucap Sania lagi.
"Undangan apa?" tanya mereka penasaran.
"Ayo teman-teman! Sebentar lagi sesi pelemparan bunga. Siapa yang masih jomblo siap-siap" Mila mengalihkan pembicaraan. Sania hanya tersenyum miring.
.
"Dasar penjilat!"
Jangan lupa like subscribe vote dan komentarnya 🙏 🫰