NovelToon NovelToon
Detektif Dunia Arwah

Detektif Dunia Arwah

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Hantu
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Seorang detektif muda tiba-tiba bisa melihat arwah dan diminta mereka untuk menyelesaikan misteri kematian yang janggal.

Darrenka Wijaya, detektif muda yang cerdas namun ceroboh, hampir kehilangan nyawanya saat menangani kasus pembunuh berantai. Saat sadar dari koma, ia mendapati dirinya memiliki kemampuan melihat arwah—arwah yang memohon bantuannya untuk mengungkap kebenaran kematian mereka. Kini, bersama dua rekannya di tim detektif, Darrenka harus memecahkan kasus pembunuhan yang menghubungkan dua dunia: dunia manusia dan dunia arwah.

Namun, bagaimana jika musuh yang mereka hadapi adalah manusia keji yang sanggup menyeret mereka ke dalam bahaya mematikan? Akankah mereka tetap membantu para arwah, atau memilih mundur demi keselamatan mereka sendiri?

Update setiap hari,jangan lupa like dan komen

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 33 RAHASIA

"Lo tau juga yang anget anget Jen"kata Gavin senang melihat satu mangkuk bubur di depannya.

Mereka semua segera menyantap bubur ayam yang dibawakan oleh Jena,hingga akhienya mereka selesai makan.

"Jadi gimana besok apa yang harus kita rencanain?"tanya Selina.

"Oh ya Jor?dirumah lo butuh pembantu atau penjaga ga?"tanya Darren kepada Jordan.

"H?untuk apa?"tanya Jordan kebingungan.

"Ya gue,Gavin sama Selina mau nyamar dirumah lo biar tau gerak gerik Jason dan bukti biar gue bisa penjarain dia"Darren memberi pembalasan.

"Kalau masalah itu mah tenang,kalian besok tinggal anter gue nanti gue rekomendasiin ke orang tua gue pasti dia nerima"kata Jordan sambil menempelkan punggunganya di sofa.

"Tapi kita cari bukti dimana?"tanya Gavin kebingungan.

"Kita panggil aja Rei" Kata Darren lalu memejamkan matanya sambil berbisik di hati memanggil nama Rei.

Rei yang lagi mandi di Dunia perbatasan merasa kesal.

"Kenapa sih kalau manggil tu sering di waktu yang ga tepat"

Rei segera membersihkan sabun di badannya lalu bersiap dan sampailah ia di rumah milik Darren.

"Lo tuh kalau manggil jangan pas gue mandi juga lihat ni rambut gue masi ada samponya"Rei memarahi Darren.

Hantu Lara yang melihat rambut Rei penuh sabun tertawa cekikikan.

"Berhenti lo ketawa"Rei menatap tajam ke arah Lara.

Rei segera duduk di sofa sebelah Darren, Rei masih sibuk mengibaskan rambutnya yang penuh busa sampo, membuat ruangan itu dipenuhi aroma sabun wangi yang anehnya kontras dengan aura mencekam hantu Lara.

"Mau apa lo panggil gue? Gue lagi enak-enak mandi tau nggak"omel Rei sambil menyambar handuk kecil di meja lalu mengusap wajahnya.

"Ihh handuknyaa gerak sendiri" Gavin syok.

"Rei itu dia lagi ngomel ngomel"bisik Darren yang duduk di sebelah Gavin.

"Gue pengen lo jelasin tentang dia. Dia ngaku namanya Lara, korban Jason. Lo pasti tahu sesuatu, kan?" Darren menoleh ke arah hantu Lara.

Rei melirik sekilas ke arah hantu bergaun putih dengan leher teriris itu, matanya sempat menyipit. Tapi lalu ia menghela napas panjang, ekspresinya berubah agak bingung.

"Aneh rasanya gue ga pernah lihat makhluk ini" gumam Rei.

"Biasanya, kalau arwah kayak gini muncul di dunia lo, datanya langsung kebaca di catatan perbatasan. Gue bisa tahu kapan matinya, siapa yang bunuh, sampai hubungan dia sama kalian. Tapi…" Rei menatap Darren serius.

"Dia ga punya catatan apa apa"

"Maksud lo gimana Rei?"tanya Darren yang ikut kebingungan.

"Ni arwah baru banget terbentuk. Kayak baru aja dipaksa keluar dari tubuhnya, jadi datanya belum masuk sistem. Gue cuma tahu kalau dia korban, tapi detailnya nihil" Rei menyandarkan punggung ke sofa, wajahnya kesal.

"Jadi, lo jangan ngarep gue kasih bocoran kayak hantu Lula. Lo mesti cari buktinya sendiri di dunia nyata"

"Jadi dia bukan hantu diperintahkan ketua biar kita bantu?"tanya Darren.

"Bukan,dia belum masuk list"kata Rei datar.

"Terus kenapa dia bisa ganggu kita"kata Darren menatap tajam ke arah Lara.

Hantu Lara menunduk, wajahnya sedih.

"Aku aku mati dengan menyedihkan tolong jangan biarkan aku sendiri"

Rei melirik ke arah Lara, kali ini dengan nada dingin.

"Gue nggak peduli lo siapa. Yang jelas, selama data lo belum masuk, lo cuma gangguan buat mereka. Jadi lo jangan gangguin mereka,biarin mereka bantu arwah lain"

"Tidak bisa begitu lah,gue detektif yang harus bantu menangkap orang jahat agar bumi ini aman" Darren berdiri mengepalkan tangannya.

"Bagus lah kalau lo mau. Itu baru kerja detektif. Gue cuma bakal datang kalau lo manggil, tapi jangan pas gue mandi lagi, ngerti?" Tatapan Rei menajam.

Darren nyengir lalu Rei menghilang begitu saja,sedangkan Hantu Lara menatapnya dengan penuh harapan.

"Rei ngomong apa Ren?"tanya Selina kepo.

"Katanya hantu Lara baru saja meninggal jadi data datanya di dunia perbatasan belum terkumpul"jelas Darren.

"Terus kita harus gimana?"tanya Gavin bingung.

"Siapa tadi?hantu siapa?"tanya Jena.

"Hantu Lara"kata Jordan.

"Lara Anindya?"

"Betul,namanya Lara Anindya"kata Jordan merasa heran kenapa Jena bisa tau nama lengkapnya.

"Dia baru saja di autopsi,dokumennya gue kirim ke Selina coba kalian cek. Dia juga sama lehernya teriris" jelas Jena.

Selina segera membuka laptopnya membuka pesan dari Jena yang berisi dokumen autopsi lalu membukanya,Jena berdiri di sebelahnya menunjuk beberapa baris laporan yang baru saja ia kirim.

"Ini laporan autopsi Lara Anindya" suara Jena lirih sedangkan matanya menajam membaca data.

Mereka menatap laptop dengan tatapan menelisik.

"Lehernya terdapat empat tusukan dalam, tiga di sisi kiri, satu di sisi kanan. Luka irisan panjang juga ditemukan, jelas disebabkan oleh benda tajam kemungkinan besar pisau lipat atau pisau dapur ukuran sedang" Jena menjelaskan.

"Selain itu" Jena menggulir layar lagi.

"Ada tiga luka tusuk di perut yang cukup dalam, mengenai organ vital. Itu yang paling fatal selain leher. Tubuhnya jelas mengalami kekerasan ekstrem sebelum kematian"

"Gila banget tu Jason"gumam Gavin.

Jena menghela napas, lalu menunjuk bagian bawah laporan.

"Yang paling parah, hasil laboratorium menunjukkan adanya sepuluh sampel DNA laki-laki berbeda di tubuh Lara. Itu artinya dia bukan hanya dibunuh, tapi juga dia di setubuhi oleh sepuluh orang laki laki yang berbeda"

Jordan memukul meja di sebelahnya ia tak terima kekasihnya diperlakukan keji oleh sang kakak.

"Nama-nama sampel DNA sudah diidentifikasi" Jena melanjutkan suaranya tegas.

"Sebagian besar adalah DNA milih para kriminal kelas bawah, tapi ada beberapa yang mengejutkan ada dua orang penting dan salah satunya ada milik Jason Addison"

"Terus siapa satunya?"tanya Darren.

"Joseph Addison" kata Jena lirih.

"Ayahku?mana mungkin"Jordan tak terima lalu mencari cari keberadaan hantu Lara.

Hantu Lara yang melihat kekasihnya mencari dirinya segera menampakkan dirinya.

"Apakah benar itu?kamu diperkaos oleh ayahku?"kata Jordan frustasi.

Hantu Lara hanya mengangguk tetapi di dalam sorot matanya ada rasa kesedihan.

"Aku selalu diperkaos oleh ayah mu setiap kamu mengajakku ke rumah,aku tidak bisa menolaknya karena dia terus mengancam"kata Lara sambil terisak isak

"Kenapa kamu diam saja Lara"Jordan mengusap wajahnya dengan kasar.

"Aku… aku tidak pernah berani bicara, Jordan" ucapnya lirih.

"Setiap kali aku datang ke rumahmu setiap kali kita tertawa, bercanda, atau sekadar duduk bersama. Ayah mu selalu menunggu dan mengawasiku"

Air mata hitam mengalir di wajah hantu itu, tapi suaranya cukup membuat ruangan dipenuhi kepedihan.

"Ayahmu dia memperkosaku berulang kali. Dia selalu bilang kalau aku berani melawan atau mengadukan, dia akan membunuhmu tepat di depan mataku. Aku aku terlalu takut kehilangannya kamu"

Jordan mengepalkan tangannya sampai tulang-tulangnya menegang.

"Aku benci… aku benci diriku sendiri karena membiarkanmu terus datang ke rumah itu" suaranya pecah penuh frustasi.

Lara menggigit bibirnya, lalu melanjutkan dengan suara yang sedikit bergetar.

"Satu hal lagi yang aku ingat Jason selalu merekam semua kejahatannya. Dia… dia menyimpannya di sebuah flashdisk. Aku melihatnya sekali warna casingnya hitam, ada stiker merah di sampingnya. Dia menyimpannya di laci terkunci di kamarnya, di bawah tumpukan kertas-kertas kerjanya. Semua bukti ada di sana"

"Kenapa kamu baru bilang sekarang?"tanya Darren kesal.

"Karena aku baru bisa memulihkan ingatannya semasa hidup"kata Lara.

Jordan mengusap wajahnya kasar, lalu menatap ke arah Lara, matanya berkaca-kaca.

"Kalau itu benar, gue akan cari flashdisk itu. Gue nggak peduli siapa pun yang harus gue hadapi ayah gue atau siapapun. Gue janji, Lara gue bakal bongkar semuanya. Biar semua orang tau monster kayak dia nggak pantas hidup bebas"

"Lo ga bisa kesana Jordan"kata Selina.

"Lo harus disini dulu,biar kita bertiga yang kesana. Kalau lo kesana yang ada lo bakal langsung dibunuh oleh semua orang disana"Jelas Selina.

"Tapi"

"Lo harus percaya sama kita yang terpenting lo harus bantu kita masuk ke rumah itu"kata Darren.

"Baik,besok kalian kesana saja memakai pakaian pelayan. Gue uda hubungin orang kepercayaan gue"kata Jordan.

1
Hariyanti Katu
gaanteng visualx cocok sih klo jd polisi😄
Nadinachomilk: iya soalnya kekar gitu😚❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!