BLUESTONE RIVER ROBERT tak menyangka jika akan bertemu seorang wanita asing yang cukup misterius baginya di sebuah bukit terpencil.
Wanita bernama Honey True Haven itu hanya tinggal bersama sang ibu di sebuah bukit yang jauh dari pemukiman penduduk.
Bagaimana kisah mereka? yuuuk ikutin..
ig ZARIN.VIOLETTA
fb ZARIN VIOLETTA
Seperti biasa ga banyak konflik yang bikin kepala pusing yak😆 cuma novel ringan yang bikin happy n senyum-senyum sendiri😁
Selamat membaca..🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#29
"Hai, Uncle Jorge," sapa Blue dan memeluk Jorge yang tampak sudah menunggunya di meja makan outdoor.
"Halo, Blue. Kau semakin tampan saja, Nak," ucap Jorge.
Daphne ikut duduk di sana juga bersama sang ayah dan Blue.
"Restoran uncle cukup berkembang dan sangat mewah," kata Blue.
"Ya, Daphne mengelolanya sekarang. Dia hebat, kan?" ucap Jorge.
"Benarkah? Ini pekerjaan yang hebat, Daphne," sahut Blue tersenyum pada Daphne.
"Terima kasih pujianmu, Blue. Ku harap kau sering mampir kemari selama berada di London," ucap Daphne menunjukkan senyum terbaiknya pada Blue.
"Ya, nanti aku akan sering-sering main kemari. Dan tolong jangan memberi makanan gratis padaku. Aku tak suka hal itu," ucap kata Blue.
Dan mereka pun tertawa bersama. Setelah mengobrol sebentar, mereka pun menyelesaikan urusan bisnis mereka.
Setelah itu, mereka melanjutkannya dengan makan siang bersama.
"Aku senang bisa bertemu denganmu lagi, Blue. Kau dulu sangat nakal sekali. Dan sekarang lihatlah, kau sudah terlihat tak terlalu usil lagi," ucap Daphne.
Blue tertawa pelan mengingat masa lalu mereka dulu di mana Blue sering menggoda Daphne yang penampilannya benar-benar culun dulu.
"Aku tak menyangka kau akan menjadi secantik ini, Daphne. Kau sudah menikah?" tanya Blue santai.
Daphne menggeleng.
"Jangan menyuruhnya bekerja terus, Uncle. Dia akan menjadi perawan tua nanti," ucap Blue bercanda.
Daphne memukul bahu Blue dan mereka kembali tertawa bersama.
Jorge senang melihat keakraban Blue dan Daphne dan di dalam lubuk hatinya yang terdalam dia berharap Blue menyukai Daphne.
*
"Kau melihat siapa, Sayang?" tanya Seline melihat ke arah pandangan Honey.
Honey langsung berbalik dan menggandeng tangan sang nenek masuk kembali ke dalam restoran.
"Tidak, Nek. Aku hanya melihat pemandangan di area outdoor restoran saja," jawab Honey dan mengapit tangan sang nenek kembali ke tempat duduknya.
Seline mengajak Marilyn dan Honey ke sebuah restoran mewah untuk memperkenalkan mereka pada teman-temannya yang merupakan istri-istri para profesor dan pejabat.
Ada sekitar 7 orang di meja bundar itu.
"Ayo makan, Sayang," ucap Marilyn ketika melihat Honey tak memakan makanannya.
"Ya, Mom. Apakah aku boleh memakan ini?" tanya Honey.
"Boleh, Sayang. Makanlah," jawab Marilyn tersenyum.
Honey mengangguk dan memakan makanannya. Pikirannya masih tertuju pada sosok yang dilihatnya di luar tadi.
Honey melihat Blue bersama seorang wanita dan pria tua. Dia bertanya-tanya siapakah wanita itu.
"Kau tak enak makan, Sayang?" tanya Marilyn lagi.
"Tidak, Mom. Aku masih kenyang saja," jawab Honey.
"Ada apa, Sayang?" tanya Marilyn ketika melihat Honey tak seperti biasanya.
"Tidak apa-apa. Aku hanya memikirkan pesta nanti malam," jawab Honey.
"Tak perlu khawatir dengan hal itu. Ada mommy bersamamu. Kau sudah kuajarkan semua aturan-aturan para bangsawan, bukan? Kau pasti bisa melewatinya," ucap Marilyn mengusap tangan Honey.
Honey mengangguk dan kembali makan dengan anggun seperti biasanya.
"Oh my ... Cucumu sangat cantik sekali, Seline. Kau mengajarinya dengan baik, Marilyn," ucap salah satu teman Seline.
"Ya, Aunty. Terima kasih," jawab Marilyn.
Tak lama kemudian, Honey berdiri. "Kau mau ke mana, Sayang?" tanya Marilyn.
"Aku ingin mengambil beberapa makanan manis di meja luar. Tak masalah kan, Mom?" tanya Honey.
"Iya, Sayang," sahut Marilyn.
Lalu Honey pun pergi keluar. Dia tak bisa duduk diam saja dengan pikiran yang tak fokus pada Blue. Dia akan menghampiri Blue.