Warung sate milik Pak Parmin selalu ramai pengunjung, setiap yang makan di sini selalu saja kembali karena ketagihan akan rasa nya.
namun semakin ramai maka semakin banyak juga yang menyebarkan kabar tidak sedap, konon kata nya mereka pakai pesugihan sehingga dagangan laris manis.
pesugihan apa yang mereka anut?
Apa kah mereka memang memiliki pesugihan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Di tabrak Seruni
"Aku tadi gimana sih kok bisa sampai nyasar di rumah nya Pak Min, wong mau ambil pupuk di dermaga." Udin menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
Baru saja dia merutuki kebodohan nya sendiri, tiba tiba di atas nya ada merpati yang terbang kesana kemari dan seolah mengajak Udin untuk segera menuju kesana. Udin melihat kiri kanan untuk memastikan dulu apa kah ada orang lain, tapi ternyata memang cuma dia saja yang ada di sini.
Kalau rumah Pak Min di dalam kelihatan ramai sekali dan bagian belakang juga sedang menyembelih kambing untuk jualan nya nanti malam, banyak anak buah nya Pak Min dan anak Pak Min sendiri ada tiga orang sehingga mereka bisa membantu.
Salah satu nya ada yang seumuran dengan Kiara anak nya Arya, tapi dia laki laki dan memang satu sekolah dengan Kiara juga. mereka cukup dekat karena satu kampung, kalau yang seumuran Udin sudah pada merantau karena mereka ada yang kerja di kota.
Kecuali Arka yang tetap kerja di sini bersama sang istri yang tengah hamil muda, Bintari baru saja di kabarkan mengandung. semua teman teman juga menyambut gembira, tak ketinggalan Udin juga yang sebenar nya nanti pas di dermaga mau sekalian mencari oleh oleh untuk undangan makan makan di rumah Arka nanti malam.
"Apa dia gadis yang sama di malam itu, kenapa dia selalu mengikuti aku?" heran Udin pada merpati ini.
Bukan cuma sekali dua kali saja Udin di ikuti oleh dia, sudah berulang kali dan tetap saja merpati yang sama. sebenar nya Udin mau cerita dan dia ada tekad untuk tau soal soal ghaib agar bisa melihat sesuatu, namun masih belum juga terkeluar ucapan itu karena dia masih agak trauma akan hal ghaib setelah masalah adik nya tersebut.
"Kemana lagi dia tadi? suka datang dan menghilang tiba tiba." rutuk Udin karena sudah tidak melihat merpati itu lagi.
"Udin!" tegur Pak Min yang mau mengubur bekas jeroan nya kambing.
"Eh ya, Pak Min." Udin tersenyum dan untung saja dia sudah di pinggir jalan.
"Mau kemana, kok seperti nya sedang cari sesuatu?" tanya Pak Min ramah.
"Mau ke dermaga, Pak! tapi ini, anu tadi ada janjian sama Riski tapi dia nya masih entah di mana." jawab Udin karena tidak mungkin mengaku kesasar.
"Ayo mampir kerumah, biar nanti Riski mencari mu di sini saja." ajak Pak Min yang memang ramah.
"Terima kasih, tapi saya mau ambil pupuk di suruh Mas Arya." tolak Udin halus karena memang ada kerjaan dari bos.
Pak Min mengangguk paham kalau pemuda ini mau segera pergi karena ada kerjaan, maka dia juga pulang karena kerjaan dia soal sate masih sebanyak itu. tidak bisa mau di tinggal begitu saja, jam tiga sudah buka sate dan kalau agak banyak maka bisa jam empat baru buka warung nya.
Namun jualan dia tidak perlu memakan waktu yang lama, bahkan bisa jadi dalam waktu satu jam saja maka bisa akan habis semua apa bila stok tidak lah banyak. maka nya memang agak di buat banyak agar semua kebagian dan dia dapat uang banyak juga, sebab mencari uang memang nomor satu.
"Kemana ya pergi nya merpati itu?" heran Udin pelan.
"Sialan, awas saja kalau datang lagi maka akan ku tangkap kau ya!" kesal Udin karena sering di tinggalkan begitu saja.
"Tapi dia cantik sekali." gumam Udin yang masih agak ingat dengan wajah nya di malam itu, walau tidak secara jelas juga melihat nya akibat gelap dan dia kesakitan.
Tiiiin...
Udin tersentak kaget karena dia hampir saja di tabrak oleh pemotor lain, bagian belakang sudah kena senggol sehingga mau tak mau dia pun berhenti untuk melihat motor nya dulu. sekalian untuk melihat wajah gadis cantik yang barusan menabrak dia akibat Udin naik motor nya melamun.
"Gimana sih bawa motor nya kamu, Mas!" sentak Seruni kesal sekali.
"Ya kan kamu yang menabrak saya." Udin menjawab dan menatap mata gadis itu.
Namun ketika kemudian dia merasa seolah sangat kenal dengan wajah nya yang cantik, tapi Udin merasa belum pernah ketemu dengan dia. yang di dalam hati mengatakan sudah pernah, sehingga jelas dia agak bingung untuk mencerna.
"Malah melongo, kamu bawa motor pinggir terus ketengah!" kesal Seruni.
"Ih lucu nya." Udin malah terpesona melihat Seruni marah marah.
"APA?!"
"Tidak, aku buru buru jadi tidak usah di perpanjang ya." Udin segera kabur karena malu sudah salah bicara.
Seruni menghentakan kaki kesal dan di lihat nya bagian depan motor, untung tidak ada yang pecah cuma baret saja. setelah memastikan tidak ada yang luka, maka dia segera pergi karena tujuan nya adalah rumah Arka. semua yang di undang akan kumpul di sana, bukan acara besar tapi cuma acara kumpul teman dan saudara saja.
...****************...
"Masuk, Ni!" Arka menyambut saudara nya yang baru datang.
"Kok cemberut begitu sih, kenapa kamu?" tanya Bintari menatap Seruni.
"Lagi kesal saja sama orang, naik motor tidak jelas sehingga malah ku tabrak." rutuk Seruni.
"Kau itu mudah emosi, maka nya ada sedikit masalah langsung kau tabrak." ejek Arka yang sedang mencuci mobil nya.
Seruni duduk di teras rumah nya Arka dan Bintari, kalau melihat bagai mana rukun nya rumah tangga sepupu nya ini dia kadang juga ingin berumah tangga. namun sejauh ini Seruni belum pernah pacaran, jadi belum ada pria yang berani untuk di pilih jadi suami.
"Suami mu suruh pakai baju lah, aku kan jadi ngiler pengen punya suami juga." rutuk Seruni.
"Hahaaaa...kau pengen punya suami seperti ku ini?" goda Arka tertawa kencang.
"Maka nya cepat menikah loh, tuh ada dua teman Mas Arka yang jomblo." Bintari juga ikut menggoda nya.
"Aku tidak mau sama mereka." Seruni memiringkan bibir nya jijik.
"Eh tidak boleh begitu, lagian kamu kok susah sekali dapat cowok! padahal Mama Papa mu kan pemain semua." celetuk Kiara.
"Ya biarlah mereka pemain, aku loh mau jadi pelatih." seru Seruni yang tidak mau kalah.
"Pelatih apa? kau pacaran saja tidak pernah!" Kiara juga mengejek dia.
Semua yang ada di sana tertawa kencang karena Seruni jomblo abadi, susah sekali mau naksir orang dia. entah banyak milih atau memang sama sekali belum ada yang tepat di hati nya, padahal para bujangan di desa ini pun banyak dan Seruni juga bukan tipe gadis yang jelek dan angkuh.
Anak pangeran ular ni, Mas Arka.
Selamat pagi menjelang siang guys, mari kita bombardir kisah Udin dan Seruni nanti nya.serta merpati putih juga.
stock bumbunya hilang pasti besok pa min libur jualannya.....alesannya lagi kurang enak badan.....padahal lagi mau cari darah buat bumbunya...
siap2 aja pasti bakalan ada yang kecelakaan nih....
ancamannya bener2 membuktikan kalo Sam dan Arini di tangan asu baung..
harus hati2 bertindak karna, asu baung mengintai para member bahkan sang rtau dan pengeran ular...
semua pergerakan mereka selalu di awasi oleh asu baung....
apa ya kelemahan asu baung....
sampai2 Purnama malas berhadaoan dengan musuh bebuyutannya itu....
apa benar kalo Ular kalah sama anjing.......
waah ketuanya asu mungkin yg udah cium seruni kali ya🤔
xaiver Sama Sagara udh dapt asu baung dan darah kental untuk sate pak min
nanti klu pak min tau bahan utama hilang pasti kalang kabut dia ngk bisa jualn sate darah campuran air liur anjing
pasti yg ksih ancaman itu ketua nya yg ngawasi xaiver dan Sagara