NovelToon NovelToon
Nikah Kontrak

Nikah Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Amira 22 tahun menikah kontrak dengan Ferdi baskara untuk biaya kesembuhan ayah angkatnya.
Amira bar-bar vs Ferdi yang perfeksionis
bagaimana kisah tom and Jery ini berlangsung

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nyonya Isabela

Anton menatap tajam pada Amira.

“Berani kamu membohongi keluarga Baskara?”

“Maksud Om apa?” tanya Amira sambil menatap Anton.

Anton melemparkan berkas pada Amira dan Ferdi. Sementara itu, Viona tampak tak berdaya, sedangkan Renata tampak masam.

“Kamu membohongi kami, Amira. Kamu bilang orang tuamu di Tiongkok konglomerat Asia, nyatanya bapakmu hanya seorang pemulung, dan ibumu tidak punya pekerjaan!” ucap Laudia lantang dan penuh tekanan.

“Amira, di keluarga Baskara sangat membenci pengkhianat dan pembohong,” ucap Anton terus memojokkan Amira.

“Diamlah kalian!” ucap Renata, ia masih duduk dan menyandarkan kepalanya ke kursi kebesaran.

“Kemasi barangmu dan pergi dari kehidupan kami,” ucap Renata dengan nada dingin.

“Ah, belum juga merampok sudah diusir. Apes-apes…” ucap Amira dalam hati.

“bu yang membawa Amira adalah ka viona ibu harus menghukum jug aka viona” anton tentu saja tidak akan melewatkan peluang untuk memojokan viona

“Tidak masalah, tapi jangan sok suci. Kalian seperti orang benar saja yang tidak pernah melakukan kebohongan. Amira memang berbohong, tapi apa bahayanya Amira? Amira hanya anak pemulung, tapi dia sudah menyelamatkan keluarga Baskara dari rasa malu. Sedangkan keponakan kalian hampir saja menghancurkan pesta keluarga Baskara!” ucap Viona dengan nada marah.

“Kak Viona, kamu selalu saja mengungkit itu! Sudah kuceritakan kalau orang tua Laras sakit, jadi dia harus mengurus orang tuanya,” jawab Laudia kesal.

“Sakit kok mendadak. Memangnya tidak punya asisten apa untuk mengurus orang tuanya? Dan sampai sekarang kalian juga tidak memberitahukan Ferdi di mana keberadaan Laras dan keluarganya. Kenapa menjelang pernikahan satu pun tidak bisa dihubungi? Apakah keluarga Laras tidak menganggap keluarga Baskara, sehingga dengan mudah mempermainkan pesta keluarga Baskara?” jelas Viona dengan suara yang hampir saja tidak bisa dibantah.

“Ka Viona memang tidak punya perasaan. Ka Viona memang tidak tahu artinya berbakti kepada orang tua, karena yang ada di dalam pikiran Ka Viona hanyalah warisan dan warisan saja!” Laudia tampak marah.

“Alasan saja! Sepenting itukah keluarga Laras sampai Ferdi saja tidak diberi tahu keberadaan keluarga Laras? Kalian ini sedang sakit atau sedang lari dari masalah?” Viona tak kalah sengit membantah Laudia.

“Diamlah kamu, Viona!” ucap Renata kesal melihat menantu-menantunya saling berdebat.

Viona tampak menghela napas panjang. Ia sedang memikirkan banyak hal. Ia paling tidak suka dengan kebohongan, tetapi ia juga harus memikirkan reputasi keluarga Baskara. Andai Laudia berada di posisi Viona, mungkin ia akan melakukan hal yang sama seperti Viona.

“Berkemaslah! Aku tahu motif kamu hanya uang. Kamu memang bukan musuh keluarga kami, tapi kamu sudah melakukan kebohongan, dan aku tidak suka itu!” Renata berkata dengan tegas.

“Ibu, Amira tidak bersalah. Bayangkan jika orang tahu kalau Ferdi yang baru saja menikah sekarang sudah bercerai lagi. Apa kata orang, Bu? Amira hanya wanita polos, dia tidak punya motif apa pun. Dia hanya ingin uang yang kecil untuk membiayai pengobatan ayahnya, Bu,” Viona mencoba membela Amira.

Amira merasakan hangat di hatinya. Dalam hati ia bertekad, kalau nanti berhasil menguras harta Ferdi, ia akan membawa Viona. Amira tidak akan membiarkan Viona menderita.

“Cukup, Viona. Andai saja Ferdi bukan cucuku, dan kalau bukan karena jasamu yang begitu besar dalam mengelola perusahaanku, maka sejak lama aku sudah mengusirmu dari rumah ini,” ucap Renata dengan nada dingin, matanya menatap lurus tanpa sedikit pun belas kasih.

Viona menghela napas panjang, tetapi ia tidak membalas. “Andai Ibu tahu... alasan aku masih bertahan bukan karena harta, bukan karena kekuasaan. Aku bertahan demi Ferdi, cucu yang Ibu banggakan itu. Aku sudah sanggup hidup mandiri, aku tidak butuh semua ini. Tapi kalau aku pergi, bagaimana nasib Ferdi? Dia terlalu polos, terlalu lembut untuk menghadapi orang-orang licik di sekelilingnya. Mereka semua bagaikan serigala berbulu domba, siap memangsa tanpa ampun.” Pikir Viona

Renata mengalihkan pandangan pada Amira. “Kenapa kamu diam saja? Cepat berkemas dan pergi dari rumah ini. Untuk biaya rumah sakit orang tua kamu, aku yang akan menanggungnya. Aku hargai niatmu berbakti kepada orang tua, tapi kebohonganmu tidak bisa kuterima.” Suaranya tegas, seakan tak memberi ruang untuk perdebatan.

Amira menggertakkan giginya, lalu bergegas masuk ke kamar Ferdi. Ia menatap sekeliling dengan perasaan getir. “Belum juga sempat menjarah seluruh harta, sudah ketahuan duluan. Tapi ya sudahlah... Aku memang lahir miskin, dan kini harus kembali menjadi miskin. Bagiku itu bukan masalah. Namun aku bersumpah, ini belum akhir. Akan ada cara lain untuk bangkit.” Ucap Amira dalam hati

Dengan senyum tipis penuh kepahitan, Amira mulai mengemasi barang-barangnya.

Amira memasukkan seluruh baju yang dibelikan Ferdi ke dalam satu koper. Wajahnya datar, meski dalam hatinya bergolak. Mungkin Tuhan tidak mengizinkanku jadi perampok, ucap Amira dalam hati, sambil menutup koper itu dengan kasar.

Di ruang tengah suasana terasa hening. Viona duduk dengan wajah kesal. Ia menahan diri, kecewa karena Ferdi sama sekali tidak berusaha membela dirinya di depan Renata.

Tak lama, Amira keluar dari kamar membawa koper besar dan sebuah ransel usang miliknya. Langkahnya tenang, meski matanya menunjukkan kemarahan yang ditahan.

“Ferdi, segera ceraikan Amira!” perintah Renata tegas.

Belum sempat Ferdi menjawab, tiba-tiba sebuah suara terdengar. Seorang wanita tua muncul. Meski sudah berumur, dandanan dan gerak-geriknya masih menor, tampak cantik sekaligus energik.

“Renata, how are you?” ucapnya riang sambil sedikit berlari menghampiri Renata. Mereka pun saling cipika-cipiki, lalu wanita itu dengan manja membelai pipi dan mengusap dahi Renata.

“Isabela, please stop,” ucap Renata dengan nada kesal, merasa Isabela terlalu berlebihan.

“Galak amat sih, sayang? Aku jauh-jauh dari Beijing hanya ingin ketemu kamu, loh. Sampai sini malah dibentak,” ucap Isabela yang eksentrik, kepribadiannya jelas tidak sesuai dengan namanya yang seharusnya lembut.

Isabela kemudian melirik ke arah Viona. “Hai, Viona. Apa kabar?”

“Baik, Madam,” jawab Viona singkat.

“Good job,” puji Isabela sambil tersenyum.

Matanya lalu beralih pada Anton. “Hey, Nton, apa kabar?”

“Baik, Tante,” jawab Anton sopan.

Lalu ia menatap Ferdi dengan penuh semangat. “Ferdi, how are you? Kamu semakin tampan saja. Sayang sekali sudah menikah. Padahal cucu Oma baik hati, lemah lembut, pintar, cocok sekali untukmu. Tapi ya sudahlah...”

Tiba-tiba pandangan Isabela berhenti pada Amira. Wajahnya tampak kaget.

“Amora? Kenapa kamu tidak pakai hijab? Apa kamu sudah pindah aliran? Bagaimana kalau Mama kamu tahu? Dan bagaimana kamu bisa ada di sini? Kenapa tidak kasih tahu Oma kalau mau ke Indonesia? Apa kamu sudah tidak mau satu pesawat dengan Oma?” cerocos Isabela cepat tanpa jeda.

“Stop, Isabel!” ucap Renata dengan nada meninggi. “Dia bukan Amora. Dia Amira, istri Ferdi. Tapi sebentar lagi Ferdi akan menceraikannya.”

Isabela melepas kacamata, berjalan melenggok, lalu mendekat menatap Amira lebih serius. Ia memegang pipi Amira. “Kamu tidak pernah operasi plastik, kan?”

Amira menggeleng pelan.

“Tunggu dulu! Jangan ada yang bicara. Madam mau telepon,” ucap Isabela tiba-tiba, seakan ia tuan rumah. Semua terdiam.

Amira menahan tawa dalam hati. Aku suka banget dengan gaya nenek tua ini.

Isabela menelpon seseorang dengan bahasa Mandarin. Setelah selesai, ia kembali menatap Amira, lalu menggenggam tangannya. “Benar, kamu bukan Amora. Tapi... kenapa bisa mirip sekali, ya?”

Renata menatap tajam ke arah Ferdi. “Ferdi, ini sudah larut malam. Cepat ceraikan Amira sekarang juga.”

“Whatttt!” suara Isabela mendadak melengking, membuat semua orang terkejut.

1
partini
bulu bulu salah pilih lawan wkwkkw
fer kecintaan buangttt ma Kunti
3C
keren Amira...
Dea Wibowo
suka aja, bahasa nya natural, konplik ringan, cerita nya jg gak ribet .. enak buat d baca sambil rebahan /Facepalm//Good/
Mami Pihri An Nur
Ya Allah bab pertama sj sudah bikin aku ngakak,, smngat kak, aku kasi bunga deh
Dewi Anggraeni
sepertinya amora dan amira kembar an yaa
SOPYAN KAMALGrab
makasih Lo ka
partini
ao seperti itu
partini
sehhhh mantap sekali ini Oma
partini
dari sinopsis bikin curiga lah pas baca 👍👍👍👍
3C
Amira kereen...anak serigala gitu loh
3C
cerita nay bagus....unik beda dari yg lain. nyesel lho klo ga baca
3C
wah, makin seru ceritanya nih...
Heny
Kucing di kasi ikan mn nolak kwkw
y_res
boleh getok palax Ferdy e teflon gk sich bego banget jdi org,nenekx diselamatin eh malah gk sadar diri,ap dulu wkt sekolah cman ampe pagar 🙏🙏🙏
y_res
ntah si Ferdy in polos atw bodoh level dewa,ditinggalin di hari pernikahan msh cinta,,,gk ad harga dirix🙏🙏🙏
y_res
judul e berkaryalah....ta kirain suruh kerja a gitu eh ternyata suruh nglukis pake bibir 😅
y_res
biasax dlm nikah kontrak yg sadis tuh suami istri cman bsa manut trus mewek diam2,,,lah disini suamix malah frustasi gk bsa ngelawan😅
y_res
bru bab 1 dah ngakak🤣🤣🤣,tpi ta simpen dulu thor biar banyak soale aq tim maraton 😅🙏
Rian Moontero: mampiiirr/Bye-Bye/
total 2 replies
3C
wkwkwk...lucu bgt dah Amira. biasanya tokoh wanita itu cengeng, ini mah keren....
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih ka @
total 1 replies
3C
lanjut Thor....seru ceritanya
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih ka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!