IG - elis.kurniasih.5
Keanu Putra Adhitama, seorang pembalap yang digandrungi banyak kaum hawa ternyata memiliki satu kisah asmara yang belum selesai. Ia tak mampu menghapus kenangan wanita itu, walau mencoba menerima setiap wanita yang lain datang.
Keluarga memisahkan Keanu dengan sang pujaan hati yang ternyata anak dari asisten rumah tangganya sendiri. Bukan hanya itu, ternyata sang pujaan hati pun mengalir darah seorang mafia internasional sekaligus musuh besar keluarganya.
Bagaimana kisah cita sang pembalap ini selanjutnya? Akankah ia dan sang pujaan hati akan bersatu?
Sekuel
- Aku Bukan Wanita Penggoda
- XL (Extra Love)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malaikat tak bersayap
“Mmmpp …” Jihan berteriak dengan mulut yang ditutup oleh seorang pria dari belakang.
Jihan tak kalah akal. Ia hendak memukul perut pria dibelakangnya itu dengan sikunya. Namun pria itu cekatan, menahan lengan Jihan dan menariknya kebelakang. Kedua tangan Jihan dikunci oleh pria yang berada di belakangnya itu.
Jihan kembali memberontak menggunakan kaki. Ia sengaja hendak menginjak kaki si pria. Namun, lagi-lagi pria itu menghindar hingga semua gerakan yang dilakukan Jihan pun tak berhasil.
Sekuat tenaga, Jihan bergerak tetapi tenaga pria itu lebih kuat. Jihan pun di bawa ke kamar dan dibanting di atas tempat tidur.
“Siapa kamu?” tanya Jihan takut dan tidak mengenali pria di depannya karena ruangan itu sangat gelap.
Pria itu tak bersuara.
Jihan berusaha kabur. Ia bangkit dan hendak lari, tapi tangan lebar itu langsung menangkap pinggang Jihan yang mungil dan dilempar lagi ke tempat tidur. Saat Jihan hendak kembali bangkit, pria itu menindihnya.
“Liar,” bisik pria itu dengan suara yang Jihan kenali.
Wangi tubuh dan hembusan nafas yang memburu itu pun, Jihan kenali.
“Kean,” panggil Jihan yang menyakini bahwa pemilik suara dan aroma tubuh itu adalah Keanu, pria yang selalu memperlakukannya dengan istimewa.
Di dalam kegelapan, Keanu memandang wajah Jihan. Sorot bola matanya yang bulat dan coklat terlihat mengkilat. Jihan pun menatap kedua bola mata Keanu yang sedikit kebiruan.
Sepeninggal Jihan malam itu, Keanu memang tidak pernah lelah mencari informasi tentang kedua nama dengan wajah dan tubuh yang sama Keanu meyakini bahwa Clara adalah Jihan dan ia mencari tahu tentang itu. Walau identitas Jihan di negara ini tertera sebaga Clara dengan latar belakang berbeda dengan Jihan, tapi ia meyakini bahwa wanita itu adalah Jihan, wanitanya. Keyakinan Keanu semakin menjadi ketika ia menemukan fakta bahwa ayah Jihan adalah Wiliam Xander.
“Si*l, kau meninggalkanku saat aku tertidur pulas. Begitu kah caramu memperdaya laki-laki?”
Jihan sadar bahwa tubuh Kean terlalu menekannya hingga kedua dada itu menempel. “Lepas!”
Jihan berusaha mendorong Keanu. Keanu kesal. Ia mendudukkan tubuh itu dan mengunci kedua tangannya ke atas.
“Kira-kira hukuman apa yang tepat untuk wanita liar sepertimu?” tanya Keanu. “Kau tahu, aku tidak pernah ditinggalkan wanita, seperti itu. Harga diriku hancur.”
Jihan tertawa. Untuk kali pertama sejak berada di rumah Xander, akhirnya ia bisa tertawa dan tidak merasa takut.
“Oh ya? Berarti aku hebat dong.”
“Ya, kamu memang hebat. Terlalu hebat, hingga tidak bisa pergi dari hatiku.”
Jihan tersenyum. “Gombal. Tapi aku rindu gombalan itu.”
Keanu mendekatkan wajahnya pada wajah Jihan. Ia juga melihat bibir ranum itu. walau di dalam ruangan ini gelap, tapi lampu jalan di luar mampu memberi sedikit cahaya pada kamar melalui celah jendela.
“Tapi aku lebih rindu bibir itu.”
Cup
Kenau memagut bibir Jihan dengan semangat. Jihan tak mau kalah. sungguh, ia juga merindukan pria ini. Ia pun langsung membuka mulutnya dan membalas ciuman panas itu. Jihan tak peduli bahwa saat ini Keanu sudah memiliki pacar. Ia tak peduli bahwa saat ini ia tengah menggoda pacar orang, karena setelah malam ini mungkin mereka tak lagi seperti ini. Setelah misi selesai mereka akan hidup dengan kehidupan mereka masing-masing atau mungkin Jihan akan menerima lamaran sahabatnya yang sudah menunggu di Surabaya.
Keanu tersenyum di sela pagutan itu. ia menyukai keliaran Jihan. Bibir dan lidah itu menari liar menerima pagutan yang membelit lidah itu.
“Mmpph …”
Keanu melepas pagutan itu sebentar untuk memberi sedikit nafas pada Jihan, lalu ia mengulang lagi pergulatan bibir itu. Jihan pun masih mengimbangi ciuman panas yang Keanu ciptakan hingga pasokan nafas keduanya terasa akan habis.
Keanu dengan rakut menyesap seluruh rongga yang ada di sana. ia kembali membuat bibir ranum itu bengkak.
“Huh …” Jihan menarik nafas sepanjang mungkin untuk mengisi rongga parunya ketika pagutan itu terlepas.
Nafas Keanu pun tersengal. Ia menempelkan keningnya pada kening Jihan sambil tertawa. “Liar, dasar liar!”
Jihan pun tersenyum dengan nafas yang masih tersengal. Ia juga tidak menyangka akan seliar itu menerima ciuman Keanu. Apa sebesar itu ia merindukan pria ini? Jawaban pasti iya.
“Kau membuatku gila, Jihan.”
“Kau membuatku rindu, Kean.”
Jihan membutuhkan dada itu. Ia membutuhkan Keanu untuk menghilangkan rasa takutnya sejenak sebelum ia kembali pada tugasnya, kembali menjadi Clara dan masuk ke dalam rumah singa itu dengan sorot mata Gio yang menyeramkan.
Jihan langsung memeluk Keanu. Keanu pun dengan senang hati memeluk wanita pujaannya.
“Kean, tidurlah malam ini bersamaku. Aku butuh kamu,” ucap Jihan.
Besok, ia akan tinggal di rumah menyeramkan itu dengan suara tembakan setiap harinya. Hari-harinya pun akan sangat menegangkan. Ia bisa bayangkan itu. Dan, malam ini ia butuh healing sejenak dengan pelukan dari pria yang ia cintai.
“Aku akan ada untukmu, Sayang. Kamu tidak sendiri.”
Hah, kata-kata itu sungguh menenangkan. Keanu selalu menjadi superhero untuknya. Sekuat dan setegar apa pun ia menjalani hidup yang keras ini, ia tetap wanita yang rapuh dan butuh sandaran dan hal itu hanya dimiliki oleh Keanu. Pria yang selalu memperlakukannya istimewa tanpa pamrih. Pria yang selalu menolongnya tanpa meminta imbalan. Eit, ralat. Keanu akan meminta imbalan sebuah ciuman dan Jihan menyukai permintaan itu.
“Terima kasih.” Jihan kembali memeluk erat tubuh itu hingga beberapa saat.
Keanu pun menghangatkan tubuh Jihan hingga wanita itu melepasnya. Setelah dirasa cukup, Jihan pun melonggar pelukan.
“Kamu sudah makan?” tanya Keanu.
Jihan mengangguk. “Sudah.”
Keanu turun dari ranjang dan mencari saklar lampu, lalu menekannya.
Pyar
Ruangan itu pun terang dan memperlihatkan wajah Keanu yang tampan tengah berdiri di depan Jihan. Pria itu tersenyum manis. Jihan juga melakukan hal yang sama.
“Senang bertemu denganmu lagi, Clara.”
Jihan tersenyum. “Senang bertemu denganmu lagi, Keanu.”
Keanu menghampiri Jihan yang masih berada di atas tempat tidur. Ia mengulurkan tangannya dan mengajak Jihan untuk bangkit dari tempat itu.
“Aku belum makan. Dan aku sudah memasak makanan untukmu. Jadi kita akan makan setelah kamu membersihkan diri.”
Jihan menggeleng. “Aku sudah makan.”
“Tidak ada penolakan. Kamu harus makan karena besok tugasmu akan semakin berat.”
Jihan mengernyitkan dahi. “Tahu dari mana?”
“Bahkan aku sudah menemui rekanmu yang bernama Fiona.”
Jihan tercengang sembari bangkit dari tempat tidur itu. “Kau mencari informasi tentangku?”
Keanu mengangkat bahunya.
“Terpaksa,” jawab Keanu singkat seolah menepis perasaan Jihan yang sedang berbunga karena Keanu ternyata mengkhawatirkannya.
“Jangan ge-er!” Keanu menyentil dahi Jihan. “Aku mencari informasi tentangmu hanya untuk menolongmu dari Giorgio Xander. Itu saja,” ucap Keanu lagi.
Jihan cemberut karena dahinya sakit akibat sentilan itu. namun, ia tetap tersenyum. “Segitu khawatirkah kamu padaku?" tanyanya semabri menghalangi langkah Keanu yang hendak menuju dapur.
“Ngga. Siapa bilang khawatir? Aku tahu kamu hebat dan punya ilmu beladiri. So, kamu bisa menjaga dirimu sendiri kan?”
Langkah Jihan pun terhenti. “Kean,” panggilnya manja.
Keanu ikut menghentikan langkahnya dan menoleh. “Apa?”
Jihan cemberut. Ia seperti anak kecil yang manja dan ekspresi itu hanya pada Keanu saja.
“Ck. Kau menggodaku, Jihan.” Keanu segera berlari menghampiri wanita itu dan menggendongnya. “Andai aku tidak takut dosa. Kau sudah aku makan, mengerti!”
Jihan tertawa. “Karena aku tahu kau tidak akan melakukannya, jadi aku goda,” jawabnya genit.
“Dasar penyihir!” Keanu kembali ******* bibir yang sudah terlihat sedikit menebal itu. Ia menggendong Jihan seperti koala dengan tidak melepas pagutan itu hingga sampai di sofa.
Bibir, leher, dan dada Jihan menjadi bulan-bulanan Keanu. Ia tak bisa melakukan lebih dari itu. setelah puas bercumbu. Jihan membersihkan diri dan menikmati makan malam bersama Keanu. Ia kembali terpaksa kembali makan hanya untuk menemani Keanu yang belum makan malam. Tapi, masakan Keanu lezat, membuat ia justru lebih lahap makan bersama pria itu dibanding bersama ayah dan kakaknya tadi.
“Aww … kau apakan pahaku, Kean,” teriak Jihan.
“Diam. Menurut saja.” Keanu menahan kedua kaki Jihan dan menuliskan sesuatu di pangkal atas paha kanan Jihan.
Keanu seolah sedang membuat tatto untuk Jihan.
“Kamu ngapain? Aku ga mau di tatto.”
“Bukan, ini bukan tatto. Ini tinta yang memang akan butuh waktu beberapa bulan untuk hilang. Paling tidak selama kamu di sini, kamu tetap aman,” ucap Keanu serius sambil menuliskan sesuatu pada bagian tubuh Jihan.
“Oke, selesai,” ucap Keanus etelah beberapa menit ia mengungkung kaki jenjang nan mulus itu.
Lalu, Jihan menoleh ke arah apa yang dibuat Keanu tadi. “Nomor telepon?” tanyanya bingung.
Keanu menagngguk. “Aku tahu di rumah itu kamu tidak akan diperbolehkan membawa alat komunikasi dari luar karena Gio sudah menyiapkan alat komunikasi sendiri untuk orang-orangnya. Jadi nomor telepon ini akan ada ditubuhmu dan tidak akan hilang sampai dua bulan ke depan.”
Keanu menatap mata Jihan. “Jika terjadi apa-apa, segera hubungi aku.”
Jihan terharu dan memeluk pria itu. Keanu bagai malaikat tak bersayap. Dibalik penderitaannya, ternyata Tuhan mengirim orang seperti Keanu yang mampu menghilangkan penderitaan itu.
“Terima kasih.”