Kyra Queensha, seorang dokter muda yang ditugaskan di sebuah desa lereng pegunungan menggantikan pendahulunya yang dipindah tugaskan karena hampir memasuki masa pensiunnya.
Kyra yang terbiasa hidup di hingar bingar keramaian kita, juga sifat Kyra yang sedikit arogan agak menyulitkan dia untuk beradaptasi dengan kesahajaan dan kearifan lokal penduduk desa tersebut.
Akankah Kyra bertahan ditempat yang sangat bertolak belakang dengan kesehariannya tersebut walau sudah bertemu dengan petani yang mencuri hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anie_laks, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Kyra
"Ada apa denganku hari ini?? Hey Ra, kenapa kamu begitu penakut? Kenapa kamu memilih lari? Harusnya tadi kamu bereskan saja permasalahanmu sama cowok br*ngs*k itu, paadahal tadi ada yang akan membantumu tetap saja kamu memilih bersikap bak seorang pecundang." Maki Kyra pada diri sendiri.
"Br*ngs*k!! Kenapa aku terlalu lemah untuk melihat sebuah kebenaran? Pantas saja dia selalu ngeremehin aku. Tetapi kenapa aku gak sedih ya? Aku hanya kecewa, benar-benar kecewa sama kamu Dito! Aku yakin cepat atau lambat apa yang kamu lakukan akan terbalaskan. Bila bukan olehku, akan ada orang lain yang menggantikanku." gumam Kyra dengan berapi-api.
Kyra menyandarkan tubuhnya di sandaran jok mobilnya, ia merasa berada dititik rendah penyesalannya, ia masih banyak penuh pertanyaan kenapa, kenapa, dan kenapa.
Kenapa dulu dia harus bertemu dan kenal sama Dito? Kenapa dia selalu berharap hubungannya dengan Dito akan berakhir happy? Kenapa dia yang sudah sangat percaya harus menerima penghianatan? Kenapa saat dilihatnya penghianatan itu di depan matanya harus kamu hindari, kenapa Kyra!
Itulah yang sedang Kyra sesali saat ini, kenapa ia harus jadi pengecut padahal berada diposisi yang benar.
Kyra menghembuskan nafasnya kasar.
"Setidaknya sekarang aku sudah tahu apa yang dia lakukan di belakangku." kata Kyra akhirnya.
"Semangat Kyra, masa depanmu pasti akan sangat indah dibanding dia! seru Kyra masih bermonolog lalu ia segera mengemudikan mobilnya untuk pulang kerumah.
Saat sampai rumah dilihatnya kedua orang tuanya sudah siap untuk pergi.
"Selamat sore para abege di masanya, wah! mau malam mingguan rupanya." Ledek Kyra saat berpapasan dengan mama papa di depan rumah.
"Ada ada saja perkataan kamu nak, kami mau datang ke undangan makan malam rekan bisnis papa." kata mama
"Oke, selamat happy-happy pa ma." kata Kyra lalu segera masuk ke dalam rumah, sedang mama papanya segera masuk mobil untuk melakukan perjalanan yang lumayan jauh.
Setelah mandi Kyra membaringkan tubuhnya di tempat tidur, ia kembali teringat kejadian tadi, bukan tentang Dito tapi Alex. Kyra merasa ada yang aneh dengan Alex "Apa ya?" gumam Kyra. "Aahh, entahlah, capek, mau tidur saja!" Kyra berseru sendiri, dan tak lama ia terlelap dalam tidurnya.
Keesokan hari Kyra bangun sangat pagi karena ia ingin olahraga pagi joging di sekitar kompleks rumahnya.
Saat ia bersiap keluar rumah ternyata mama papanya pun sudah siap dengan pakaian olahraganya.
"Pagi ma, pa." sapa Kyra.
"Pagi juga Queen." jawab kedua orangtuanya bersamaan.
"Mau jalan pagi di mana?" tanya mama saat dilihatnya Kyra sudah siap dengan baju dan sepatu olahraganya.
"Ngikut mama papa aja deh." jawab Kyra.
"Ayookk..!" kata papa sambil merangkul anak gadisnya keluar rumah, dan mama yang mengikut di belakang hanya geleng-geleng kepala melihat kedua orang yang sangat dicintainya.
Hampir satu jam mereka berkeliling kompleks perumahan, akhirnya mereka pulang, mereka duduk di beranda depan untuk merilekskan otot kaki mereka.
"Hari ini ada jadwal mau kemana Queen?" tanya papa
"Tentu saja jalan sama Dito." sahut mama, dan Kyra hanya mengurai senyum miringnya mendengar mamanya menyebut lelaki yang sedang ingin ia lupakan kenangannya.
"Enggak lah ma, aku sama Dito sudah gak mungkin lagi untuk bersama-sama." Kyra ingin jujur tentang hubungannya dengan Dito karena orangtuanya belum tahu sama sekali bahwa Kyra dan Dito sedang dalam masa break sementara.
"Loh nak, kok kamu ngomong begitu?" tanya mama penasaran.
"Dia yang membuat semuanya begini ma, aku sudah lama menahan diri untuk mempertahankan hubungan yang sudah sangat lama ini, tetapi mungkin takdirku bukan untuk bertahan dengan dia." jelas Kyra
"Apa yang menyebabkan itu semua?" tanya mama lagi.
"Yaa apalagi ma alasannya kalau bukan sibuk, sibuk dan sibuk. Hah! sebenarnya alasan yang sangat tidak masuk akal, coba lihat papa, Dito belum seberapanya bila dibanding papa, tapi kalau aku pikir dianya saja yang banyak alasan untuk menghindariku, tapi aku tidak masalah kok.
Mungkin Tuhan sedang merencanakan masa depan yang sangat indah buatku dengan orang pilihan yang tepat buat aku." Kyra menerawang seolah membayangkan masa depannya yang sangat indah bersama seseorang yang sangat menyayangi dan menghargai pasangannya.
"Sebenarnya papa dari awal tidak setuju kamu ada hubungan dengan dia, tapi papa memilih diam karena papa melihatmu sangat bahagia saat bersamanya, papa diam bukan tidak perhatian dan tidak peduli, tapi karena tetap dijalur aman papa masih bisa mentolelir.
Dan papa pun tahu perubahan sifatnya akhir-akhir ini yang kata kamu dia dipromosikan naik jabatan sebagai manajer lapangan, nah disitu papa lihat dari bicaranya seolah dia pemilik perusahaannya, hah, jujur papa geli kalau bicara sama dia yang lagaknya selangit." papa mengakhiri pendapatnya dengan gelengan kepala dan senyum herannya.
Dan Kyra mengiyakan apa yang papanya bicarakan, karena memang setelah Dito naik jadi manajer sikapnya seolah selalu membusungkan dada, inilah aku.
"Mama gak nyangka loh kalau dia bisa berubah seperti itu nak. Apapun keputusan kamu mama hanya bisa mendo'akan yang terbaik buat kamu, semoga kelak Tuhan memberikanmu pendamping yang jauh segalanya daripada yang sudah-sudah." kata mama sambil merangkul pundak Kyra dari samping.
"Terimakasih ma, do'a dan restu mama papa adalah yang terpenting buatku." kata Kyra sambil memeluk mamanya.
"Ma, pa. Maaf nanti aku mau jalan lagi aku benar-benar ingin menghibur diri, aku ingin melupakan semua kenangan ku yang sudah berlalu." kata Kyra meminta ijin untuk keluar lagi.
"Pergilah nak, mama mengerti perasaan kamu, tapi ingat jangan lupa waktu!" pesan mama.
"Iya ma, lagian aku kan harus balik ke desa lagi." kata Kyra sambil beranjak dari duduknya, sementara mama papanya masih tetap duduk sambil menikmati minuman dan camilan yang dihidangkan oleh asisten rumah tangga mereka.
**
Kyra sudah sampai di sebuah tempat wisata keluarga yang biasa didatangi oleh banyak orang dari berbagai kalangan, bahkan tak hanya keluarga, ada juga muda mudi yang asik berduaan, ada juga abege tua yang mungkin menyeleweng dari pasangan sah mereka.
Yah! bahkan Kyra harus menahan tawa gelinya menyaksikan pemandangan absurd tersebut.
Kyra membidikkan kamera pro nya mencari obyek yang menarik hatinya, ia hanya ingin bersenang-senang. Tadinya Kyra mengajak genk luck-nut nya tetapi sayang mereka sudah pergi dengan pasangan masing-masing, jadilah Kyra hanya pergi seorang diri.
Lagi, saat Kyra mengedarkan kameranya untuk menemukan obyek yang indah, lensa kameranya menangkap obyek yang sangat menarik hatinya.
Ckreek! ckreek!
Banyak gambar yang sudah Kyra ambil. Kemudian ia gantungkan kameranya di lehernya, kemudian diambilnya ponsel yang dia taruh di tas, Kyra menggeser-geser layar ponselnya mencari nomor kontak seseorang.
"Hallo!" sapa suara di seberang.
"Hallo Dit, bagaimana kabar kamu?" tanya Kyra yang ternyata menghubungi Dito.
"Hai Ra, kabar baik tentunya, tumben kamu telpon aku, kangen ya, nyesel ya sudah ajak aku break?" tanya Dito diseberang yang bagi Kyra itu adalah sebuah ejekan.
"Sorry Dit, aku tak pernah menyesali apa yang sudah aku putuskan, tapi mungkin ini terakhir kali aku menelpon kamu dan mungkin juga terakhir kalinya aku bicara sama kamu." Kata Kyra dengan mantap.
"Maksud kamu? Kamu sudah tidak ingin melanjutkan hubungan kita? Kamu memilih menyerah? Kenapa Ra? Apa salah aku?" Suara Dito di seberang seolah menyesalkan apa yang menjadi keputusan Kyra, padahal Kyra tahu bagaimana reaksi Dito yang sebenarnya saat ini, lelaki itu seakan tengah berbahagia dengan keputusan Kyra.
"Kenapa kamu masih tanya apa salahmu, padahal kamu sangat sadar dengan perbuatanmu yang menjadi kesalahanmu itu." Kata Kyra membuat Dito celingak celinguk seolah mencari sesuatu.
"Janganlah kamu mencari kesalahanku Ra, aku gak mau pisah sama kamu!" seru Dito di seberang
"Hah! Omong kosong apa yang kamu bicarakan Dit? Kamu bilang tak mau pisah? Tapi buktinya kamu malah begitu menikmati masa break yang aku ajukan tanpa ada itikad dari kamu untuk memperbaiki hubungan, dan sekarang keputusan aku sudah final. Aku mundur, aku menyerah. Selamat atas kebahagiaan kamu yang baru Dit." tanpa menunggu sanggahan Dito, Kyra menutup panggilannya.
"Ra!, Hallo Ra!" seru Dito memanggil nama Kyra yang sudah tak ada lagi di sambungan telponnya, dan yang Kyra lihat saat ini Dito mengacak kasar rambutnya, lalu gadis yang ada di sampingnya nampak memeluknya untuk memberinya kekuatan.
"Keputusan yang tepat nona." sebuah suara mengagetkan Kyra yang sedang memjamkan mata dalam duduknya, ia tak ingin bersedih, tetapi penghianatan yang Kyra alami sangatlah menyakiti hatinya, tapi ia berusaha tegar.
"Hmmm aroma ini." gumamnya. "Mas Agus!" seru Kyra sambil membuka matanya dan menoleh ke sumber suara yang tiba-tiba ada di samping tempat ia duduk.
...****************...
aku suka ceritanya mengingatkan kita tentang kekuasaan ,jabatan dan sikap rendah hati terhadap seseorang
cerita ini ada sedikit pesan untuk kita bahwa diatas langit msh ada langit maka jgn kah kita bersikap sombong dgn apa yg kita punya
lanjut up lagi ya thor.
lanjut