Perjalanan Cinta Rinjani

Rinjani juga melepas celana suaminya menurunkan nya melewati telapak kaki Ansel.

Rinjani sedang memandang wajah suaminya yang memandangnya dengan diam.

" Sayang jangan bergerak" Bisik Rinjani sebelum merampas bibir Ansel dan mencumbunya dalam.

Rinjani sedang bergerak sendiri, melesek menjebol dinding bawahnya, Beberapa kali mengingatkan Ansel agar tetap diam dan tak bergerak, Rinjani hanya ingin membuktikan bahwa dirinya juga mampu memuaskan Ansel dalam hal ranjang.

Rinjani sedang berjuang sendiri, tubuhnya naik dan turun beraturan, tetapi itu mampu membuat Ansel merasa gelisah , terlebih memerhatikan tubuh istrinya yang sedang merona kemerahan, tubuh yang indah sedang mengayuh keintiman dan membuat mereka sama-sama gelisah.

Rinjani mencengkram dadanya sendiri yang ikut terpantul, melihat itu Ansel ingin membalik posisi, tetapi tangan Rinjani memberi peringatan.

Lama-lama gerakan Rinjani semakin cepat, rasa khawatir sekaligus nikmat tak mampu Ansel bendung, Ansel sudah tidak tahan, seandainya ini mimpi Ansel tidak ingin bangun, dirinya sedang di setubuhi wanita cantik di pagi hari.

" Kak!" Rinjani memekik saat Ansel sudah mengulingkan tubuhnya dan menderanya dengan lembut.

" Aku bisa gila jika melihatmu naik-turun sedangkan aku tidak lakukan apapun, beri tahu jika kurang nyaman, aku harap aku tidak melukai Kalian" Ansel terus mendera istrinya.

Rinjani mengangguk, hanya mampu merintih di bawah naungan suaminya yang baru mulai pulih, tetapi Rinjani tau Ansel tidak akan kenapa-napa pasalnya mereka hanya sedang bercinta bukan ber perang , gerakan kecil saja sudah mampu membuat mereka saling merintih dan mendesis

" Ah___ sayang" Ansel sudah sedikit menaikkan ritmenya.

Membuat Rinjani memeluk tubuh Ansel yang berada di atasnya, mengais tubuh kekar yang liat dan keras untuk di sentuh

" Oh Kak Ansel___" lenguh Rinjani, kali ini Rinjani mengais sisi ranjang

" Tidak apa-apa sayang, kita bersama"

Rinjani mengangguk dan ikut mengerakkan pinggul nya hingga pada akhirnya mereka sama-sama mencair bersama

Tubuh mereka masih saling menyatu, sisa-sisa gairah yang baru saja mereka raih dengan kuat masih terlihat, napas kedua nya masih naik-turun belum reda karena mereka baru saja menjeda permainan.

" Apa tidak apa-apa??"

Rinjani mengangguk, rasanya sungguh luar biasa, bisa menyalurkan rindu dan rasa gelisah yang mendera, Rinjani ingin Ansel tau bahwa dirinya benar-benar mencintai pemuda itu dengan sangat dan tanpa syarat, cinta yang murni di balas cinta yang tulus.

" Kita akan pulang, aku ingin kau berada di tengah keluarga Al-Biru supaya kau merasa di cintai " Ansel menciumi leher jenjang sang istri yang masih belum tenang dari sisa pergulatan mereka

" Aku akan tinggal dimanapun Kaka menghendaki, dimanapun aku selalu merasa di cintai asalkan dengan mu" Rinjani ikut menyentuh dada Ansel yang keras dan ada bekas jahitan, Rinjani memajukan wajahnya mengosokkan hidungnya menelusuri wajah Ansel, mencium mata, hidung, pipi, dan juga bibir pemuda itu yang membuat Ansel mengeluh dalam hati, gigi kelincinya mengigit kecil bahu Ansel yang terbuka.

' Ya Tuhan__ mengapa wanita hamil muda ini sangat mengemaskan??' Ansel kecil mulai bangkit mengeliat dengan gagahnya.

" Oh astaga____" Rinjani yang menyadari itu menatap wajah suaminya kagum.

Tetapi Ansel tak ingin mengambil resiko, dengan sisa kewarasannya Ansel menarik diri, bukanya tidak mau, Ansel sangat mau dan sangat ingin mengisi istrinya sampai wanita itu puas, tetapi Ansel memikirkan janin yang sedang berada di dalam rahim istri nya, sangat beresiko jika di usia sekarang terus didera di jenguk berlebihan.

" Ko__k" protes Rinjani.

Ansel menyentuh tepi bibir Rinjani, memandang lembut dengan mata hazel nya.

" Sayang anak kita butuh istirahat" Ansel menurunkan jemarinya kebawah mengelus perut istrinya yang masih rata.

Sepertinya saat itu Rinjani baru tersadar, wanita itu tersenyum malu sebelum menciumi dada Ansel yang terbuka, mereka masih sama-sama polos dan masih betah saling memandang dan menyentuh lembut, sentuhan ringan namun rasa nya menembus hingga pori-pori.

Dulu saat Rinjani mengandung anak Nurry, Pemuda itu juga ikut antusias, Ansel tidak segan-segan menawarkan keperdulian nya, keinginan apa yang Rinjani inginkan saat hamil muda, Ansel memberi cinta untuk Rinjani yang tak ternilai dengan apapun, tetap mencintai wanita yang menjadi istri Kaka nya tetapi tanpa di ketahui siapapun, sakit, sedih, cemburu bisa Ansel sembunyikan dengan sangat apik di dada nya, hatinya menangis bibirnya tetap tersenyum.

Ansel begitu kesal saat Rinjani di tinggal pergi oleh Nurry dan sama sekali tidak memberikan kabar, ingin rasanya Ansel menculik Rinjani dan membawanya bahagia, bukan berarti Ansel tak melakukan apapun untuk menghibur Rinjani, Ansel selalu menemani Rinjani dalam kegelisahan nya, meski wanita itu tak pernah tau.

Hingga Ansel terkejut saat Rinjani memeluknya, memberi semangat untuk nya menenangkan saat Deps dinyatakan tiada, gejolak cinta itu kembali memberontak hampir merampas kewarasan Ansel isi otaknya hanya ingin membawa lari Rinjani, untuk itu dalam waktu dekat Ansel memutuskan untuk pergi ke London dengan segala pertimbangan dan membangun yayasan terbesarnya memberikan simbol cintanya untuk wanita yang mencuri hatinya, dan akan benar-benar melepaskan dengan lapang dada tetapi ternyata Ansel tak bisa.

Cinta bukanlah perasaan atau emosi sementara. Emosi dan perasaan berubah, terkadang setiap hari. Tapi, cinta sejati tanpa syarat itu abadi.

" Kenapa melamun??" Rinjani hendak bangkit tetapi menyempatkan diri untuk mencium Suami nya.

" Mau kemana??"

" Mandi, kak aku lapar"

" Mau ku buatkan spaghetti??"

" Kaka bisa"

" Ya, mau coba?"

" Tentu" Rinjani tersenyum lebar dan kembali memeluk Ansel.

" Oh astaga__ kau bisa sesak napas jika terus menghirup aroma tubuhku yang sudah tidak segar"

" Ini harum" Rinjani tetap menghirup dada suaminya.

" Ya Tuhan, kau sangat membuatku gemas, mandilah biar ku buatkan spaghetti untuk mu"

Kepala Rinjani mengeleng

" Mandi sama-sama buat spaghetti juga sama-sama"

Ansel diluapi rasa bahagia, dan merasa tidak biasa dengan perasaan yang begitu penuh akan kebahagiaan, ini sudah sangat-sangat tidak baik untuk kesehatan jantung nya, kerap kali tindakan Rinjani mampu membuat kinerja jantung bekerja lebih keras.

Ya Tuhan__ Ya Tuhan... Ansel terus bersyukur di setiap momen kebahagiaan nya, ini melebihi mimpinya, wanita kuat yang dulu serasa sukar untuk sekedar di sentuh sekarang sedang terus menerus ingin di dekat nya.

Satu-satunya cara cinta bisa bertahan seumur hidup adalah jika cinta itu tanpa syarat. cinta tidak ditentukan oleh orang yang dicintai tetapi oleh orang yang memilih untuk mencintai, Ansel memilih Rinjani dengan sangat sadar dan Rinjani membalas rasa cintanya dengan rasa sadar pula, cinta mereka bukan karena paksaan tapi murni karena saling menerima

Ansel tersenyum, menangkup wajah Rinjani.

" Aku hidup untuk mu, maka aku akan melakukan apapun asalkan membuatmu merasa nyaman disisiku, sayang ayo bawalah jiwa raga ini kemanapun yang kau kehendaki"

" Hanya kekamar mandi, Kaka lebay DECH, masak iya raga nya di bawa batin nya enggak". Rinjani cemberut mood nya berubah dengan cepat, Ansel tak mampu menahan tawanya, pemuda itu terpingkal karena rayuan nya yang bukanya membuat sang istri tersipu malah membuat bibir cantik itu manyun.