Erina yang masih belum bisa melupakan Bima, memutuskan untuk liburan ke kota romantis di Negaranya. Tidak disangka di kota itulah awal pertemuan Erina dengan Arga.
Karena masalah ekonomi keluarga, Erina hampir menikah dengan duda kejam yang tak lain adalah seorang rentenir.
Pertemuannya kembali dengan Arga telah membuat hidup Erina berubah drastis. Arga tidak hanya menolong keluarganya tapi juga mengajak Erina menikah.
Dengan tujuan balas budi, akhirnya dengan terpaksa Erina menyetujui untuk menikah dengan Arga.
Bagaimana nasib pernikahan mereka? Bertahankah atau hanya seumur jagung? Penasaran, yuk ikuti cerita selengkapnya.
Ig : nafasal8
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafasal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Erina
Rendra Sanjaya
Terkenal sebagai produser film ternama, namun harus vakum karna alasan meneruskan bisnis keluarga.
Perawakannya yang tinggi dan tampan membuatnya disukai banyak wanita. Rumor yang beredar Rendra adalah playboy kelas kakap, disamping suka gonta ganti pacar dia juga mudah mengatakan suka pada banyak gadis. Humble dan mudah bergaul itulah sifat yang melekat pada dirinya.
Pertemanan nya dengan Arga Hutama dan Clarissa Yoland sudah sejak mereka beranjak remaja. Awalnya karena hubungan bisnis orang tuanya, mereka akhirnya sering bertemu dan menjalin persahabatan.
Arga yang mempunyai sifat dingin dan tegas tiba-tiba jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri, yang tak lain adalah Clarissa Yoland. Namun seiring berjalannya waktu, Clarissa tak bisa membohongi perasaannya sendiri. Clarissa jatuh cinta kepada Rendra Sanjaya.
Cinta segitiga muncul dalam persahabatan mereka, Rendra yang tak ingin melukai sahabatnya yaitu Arga memilih untuk mengalah. Rendra yang sudah sukses di dunia perfilman memilih untuk menyetujui keputusan orang tuanya. Melanjutkan bisnis keluarga di luar negeri, di satu sisi Rendra juga ingin melihat kedua sahabatnya bahagia.
Clarissa membulatkan tekad untuk menyatakan cintanya sebelum kepergian Rendra, namun Clarissa harus menelan pahit bahwa cintanya ditolak. Clarissa sempat merasa frustasi, Arga yang selalu setia di sisi Clarissa berharap Clarissa menyadari cinta tulusnya. Disatu sisi Arga juga menyalahkan Rendra atas keputusannya yang dianggap hanya untuk melarikan diri saja dari Clarissa
Setelah hampir dua tahun kepergian Rendra, akhirnya Arga memberanikan diri untuk menyatakan cintanya pada Clarissa. Namun Clarissa masih tetap tidak bisa membuka hati dan memilih untuk pergi ke luar negeri untuk mengembangkan bisnisnya.
Arga sangat terpukul karena disatu sisi, orangtuanya juga mendesak Arga untuk segera menikah.
Arga memutuskan untuk pergi menenangkan diri ke kota romantis di kotanya. Disanalah Arga bertemu dengan Erina. Pertemuan pertama yang sangat berkesan untuk Arga. Ya, dia telah jatuh cinta kepada Erina pada pandangan pertama. Arga merasa Erina berbeda dengan gadis-gadis lain yang pernah ditemuinya. Ada sisi lain Erina yang membuat Arga sangat terpikat padanya. Cinta yang telah lama dia rasakan untuk Clarissa perlahan memudar dengan adanya kehadiran Erina. Erina telah merubah Arga, membuat Arga menjadi sosok yang berbeda dari dirinya. Perubahan yang positif pastinya. Seiring waktu rasa cinta itu semakin tumbuh subur di hati Arga.
Namun sekarang Rendra kembali, karna Clarissa memohon kepadanya. Untuk bisa membantunya mengejar kembali cinta Arga untuknya. Cinta yang dulu pernah ditolaknya secara halus dengan alasan rasa yang dimilikinya hanya sebatas perasaan seorang adik yang menyayangi kakaknya. Alasan konyol yang tidak bisa diterima mentah-mentah oleh Arga. Kini Clarissa bagai pungguk merindukan bulan, mengharap cinta Arga adalah suatu mustahil yang akan terjadi.
Namun bukan Clarissa namanya jika dia menyerah begitu saja, dia akan melakukan berbagai cara agar tujuannya tercapai. Entah karna ambisi atau memang cinta di hatinya benar-benar tumbuh untuk Arga.
Rendra juga mengalami hal yang sama dengan Arga cinta pada pandangan pertama pada Erina. Dan kedua sahabat ini kembali dipertemukan pada cinta segitiga.
***
Kenapa aku tak bisa berhenti memikirkan gadis polos itu, apa benar aku jatuh cinta padanya?
Rendra menghembuskan nafas panjang. Dilema telah melanda hatinya, bagaimana tidak. Erina adalah istri sahabatnya, namun di satu sisi hatinya sangat menginginkan Erina.
"Aku sangat mendambakannya, namun bagaimana dengan Arga?" Rendra benar-benar tak bisa berpikir jernih.
"Erina adalah pelarian Arga, tapi sepertinya Arga sekarang benar-benar jatuh cinta pada Erina. Lalu bagaimana dengan perasaan Erina sendiri terhadap Arga? Andai saja aku masih punya kesempatan bertemu dengan Erina. "
Pikiran Rendra masih melayang membayangkan senyum manis Erina.
"Aku harus lakukan sesuatu." Rendra berpikir keras bagaimana cara agar bisa bertemu dengan Erina. Rendra melupakan tujuannya kembali ke negara ini adalah untuk membantu Clarissa, kini dia tengah sibuk dengan perasaannya sendiri.
Dan Akhirnya Rendra memutuskan untuk menemui Arga.
***
"Tuan, Tuan Rendra ingin bertemu. Tuan Rendra sudah menunggu di depan ruangan." kata staff nya.
"Suruh dia masuk." sahut Arga.
Rendra melangkah ke dalam ruangan Arga. Pandangan Rendra mengitari seisi ruangan Arga, mencari sosok Pak Sam. Tapi tetap tidak ditemukannya.
"Pak Sam?" tanya Rendra basa basi sambil mengangkat kedua bahunya.
"Dia sedang ada urusan, kamu mencariku atau mencari Pak Sam?" tanya Arga ketus dengan tetap sibuk mengamati lembaran yang ada di tangannya.
Rendra tertawa kecil, "Tentu saja mencari dirimu sahabatku." sahut Rendra sambil menggeser kursi yang ada tepat di depan Arga dan mendudukinya.
"Ada apa mencariku?" pandangan Arga tetap tak beralih dari lembaran kertas di tangannya.
"Bagaimana kabar Erina?" Rendra tak ingin berbasa basi lagi.
Arga menghentikan aktifitasnya, melempar lembaran itu dengan kasar di atas meja.
Menghela napas panjang dan mencoba tak terpancing oleh ucapan Rendra.
"Dia sangat baik dan itu tidak ada urusannya denganmu." Arga mendelik ke arah Rendra. Rendra tak bergeming.
"Aku jatuh cinta kepadanya." ucap Rendra dengan jelas.
Arga kembali menahan emosinya. Tangannya mengepal bahkan Rendra menyaksikan pemandangan itu. Rendra tak menghiraukan bagaimana reaksi Arga. Seolah ingin mencurahkan isi hatinya yang terpendam.
"Apa maksud semua ini?" ada penekanan pada kalimat Arga.
"Mari bersaing secara sehat, aku ingin tahu secara langsung bagaimana reaksi Erina jika tahu aku mencintainya." Rendra tampak tak main-main dengan ucapannya.
"Apa kau ingin menjadi perusak hubungan rumah tangga sahabatmu hah?" suara Arga sedikit berteriak.
"Kenapa memangnya, kamu takut Erina akan berpaling padaku? Karna kamu belum mendapat pengakuan cinta dari Erina?" sahut Rendra dengan wajah serius.
Sial, darimana dia tahu kalau selama ini Erina tak pernah mengungkapkan perasaannya padaku. Walau aku yakin bahwa dia sudah mencintaiku. Arga.
Ucapan Rendra seperti pukulan telak untuk Arga. Walau Erina sudah berstatus sebagai istrinya, kini dia sedikit bimbang dengan perasaan Erina kepadanya.
"Apa kamu mulai ragu? Erina tidak mencintaimu? Dan bisa jadi dia mencintaiku?" suara tawa Rendra benar-benar membuat Arga geram.
Pukulan keras di wajah Rendra mendarat dengan sempurna, Rendra jatuh tersungkur dari kursinya.
Rendra mengusap darah yang mengalir dari ujung bibirnya yang terkoyak. Senyum sinis dia lemparkan kepada Arga.
Cih
"Kamu bahkan sudah mengakuinya." suara ledekan Rendra membuat Arga semakin naik pitam.
Arga mencengkram baju Rendra. Tepat disaat itu pintu terbuka Pak Sam berdiri di balik pintu, Pak Sam segera berlari melihat Arga sudah berada di atas Rendra dengan tangan mengepal ke atas yang siap untuk mengayuh pukulan kedua di wajah Rendra.
Pak Sam mencegah tangan Arga.
"Tuan saya tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi pada kalian berdua. Tapi apa anda melupakan prinsip anda bahwa kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah." Pak Sam berhasil mencegah arga.
Arga segera melepaskan cengkraman tangannya di baju Rendra dan menghempaskan tubuh Rendra ke lantai.
"Tuan Rendra, anda bisa meninggalkan ruangan sekarang juga." ucap Pak Sam. Dia tidak ingin kemarahan Arga semakin meluap.
Pak Sam membantu Rendra untuk berdiri, Rendra meninggalkan tempat dengan tangan masih memegang ujung bibirnya.
Arga duduk dengan nafas masih memburu, tatapannya kosong. Pikirannya masih terus mengingat ucapan Rendra.
Bagaimana perasaan Erina kepadaku?
Gumam Arga yang masih penasaran dengan perasaan Erina sesungguhnya.
Bersambung
