NovelToon NovelToon
My Lecturer Is A Queen Of Mafia

My Lecturer Is A Queen Of Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Playboy
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Reni Juli

Demi membalas sakit hatinya pada ayahnya, Jansen Howard tidak pernah berniat menamatkan kuliahnya oleh sebab itu dia sudah berkuliah selama 5 tahun di universitas milik ayahya sendiri. Tidak hanya itu saja, Jansen Howard pun membentuk sebuah geng motor dan membuat banyak kekacauan namun dengan kekuasaan yang ayahnya miliki, dia bisa terbebas dengan mudah tapi semua itu tidak berlangsung lama karena semua kesenangan yang dia lakukan mulai terancam akibat seorang dosen cantik yang mampu melawannya.
Elena Jackson adalah putri seorang mafia yang keluar dari zona aman serta pengaruh besar keluarganya. Dia memilih untuk menjadi dosen disebuah universitas yag ada di kota London namun pekerjaan yang hendak dia nikmati justru membuatnya mendapatkan misi untuk menangani Jansen Howard. Merasa mendapatkan tantangan, Elena tidak menolak oleh sebab itu, hari beratnya dengan sang murid yang lebih tua darinya itu dimulai. Apakah Elena mampu menyelesaika misi dan mengatar Jansen pada pintu kelulusan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berusaha Bersabar

Anne terlihat gelisah karena sampai sekarang dia belum mendapatkan kabar jika Jansen putus asa berada di dalam penjara sehingga mengambil jalan yang nekat padahal dia sudah sangat mengharapkannya. Apa caranya sudah salah? Sepertinya dia harus menggunakan cara yang lain. Jangan katakan pemuda itu justru menikmati waktunya di dalam penjara oleh sebab itulah pemuda itu bukannya putus asa tapi dia justru sangat menikmati waktunya.

Sungguh menyebalkan, dia benar-benar sudah salah mengambil langkah dan sudah membuang uang yang banyak. Sepertinya dia harus membuang uang lagi tapi tidak jadi masalah karena semua itu untuk menyingkirkan Jansen agar tidak ada yang menghalangi langkah Richard.

"Mom!" panggilan Richard membuyarkan lamunan padahal dia sedang mencari cara bagus untuk menyingkirkan Jansen.

"Ada apa?" Anne melihat ke arah Richard yang sedang menghampiri dirinya.

"Apa Mommy tidak mendapatkan informasi di mana wanita itu bekerja?" tanya Richard yang masih penasaran dengan Elena akibat pertemuan singkat mereka.

"Wanita yang mana?" tanya ibunya.

"Yang waktu itu datang ke rumah. Daddy bilang dia seorang wartawan tapi aku sudah mencarinya ke mana-mana tapi tidak aku temukan. Apa Mommy tidak mencarinya?"

"Astaga, Richard. Untuk apa kau penasaran dengan seorang wartawan? Banyak putri pengusaha dan pejabat yang mendekati dirimu jadi jangan dengan wartawan. Reputasimu akan menjadi buruk!" ucap ibunya.

"Ck, aku tertarik dengannya dan aku tidak peduli dia wartawan atau bukan. Lagi pula apa salahnya seorang wartawan? Aku lebih tertarik dengannya dari pada putri pejabat dan para pengusaha itu!"

"Apa yang membuatmu tertarik, Richard? Putri teman baik ayahmu yang selalu dekat denganmu itu jauh lebih cantik dan anggun!"

"Mom, kau tidak mengerti. Dia memiliki aura yang berbeda, tidak seperti para putri pejabat dan putri pengusaha yang aku kenal. Kau tahu maksudku, bukan?"

"Tapi jangan wartawan, Richard!" ibunya masih mencegah.

"Ayolah, Mom. Aku hanya ingin mengenal, bukan berarti ingin langsung menikahinya jadi bantu aku mencari tahu siapa wanita itu."

"Baiklah, baik!" satu masalah belum selesai, satu lagi datang. Entah apa istimewanya wanita waktu itu, padahal putranya hanya bertatap mata saja dengan wanita itu tapi wanita itu sudah bisa membuat putranya begitu penasaran.

"Thanks, Mom. Cari secepatnya, Mommy bisa bujuk Daddy untuk mencari tahu. Sekarang aku pergi dulu, aku tunggu informasinya nanti malam."

"Mommy tahu, pergi sana!" ucap ibunya.

Richard pamit pergi tapi ibunya tidak langsung melakukan apa yang putranya lakukan. Lagi pula Bob tidak ada di rumah jadi dia bisa mencari tahu hal itu nanti malam. Anne justru menghubungi seseorang yang bisa dia bayar untuk menghancurkan Jansen. Tidak mempan dikurung di dalam penjara maka akan dia biarkan pemuda itu berbaur dengan para napi lainnya. Mungkin dengan cara itulah pemuda itu akan tahu bagaimana dengan rasanya berada di dalam neraka.

Itulah yang membuat Jansen dikeluarkan saat makan siang dan diperintahkan untuk berbaur yang lainnya. Jansen benar-benar tidak mengerti, padahal dia selalu berada di dalam sel tapi hari ini sangat aneh. Mau tidak mau, Jansen mengikut para napi pergi ke tempat makan. Ini pertama kali, dia mendapatkan tatapan tidak menyenangkan dari para napi yang lain karena dia baru terlihat di sana.

Ternyata dia bukanlah apa-apa karena di sana begitu banyak penjahat yang menakutkan. Kini dia merasa menjadi anak bawang, bukanlah siapa pun. Di dalam penjara itu mereka benar-benar baj*ngan yang tak berguna. Jansen mengantri bersama yang lain, untuk mendapatkan makanan yang entah itu apa karena selama ini dia tidak memperhatikan.

Setelah mendapatkan makanan, Jansen pergi ke kursi kosong namun secara mendadak ada sekelompok orang mencari gara-gara dengannya. Mereka merebut tempat duduknya tapi Jansen diam saja. Jansen pergi ke tempat lain tapi kini dia justru dikerumuni oleh beberapa napi yang menakutkan.

Jansen melotot, namun dia sadar semuanya melihat ke arahnya. Baiklah, sepertinya ada yang sedang cari gara-gara dengannya. Entah ini disengaja atau tidak, yang pasti seperti ada yang menggerakkan mereka. Meski dia amatiran tapi dia tahu jika ada yang salah dari para sipir dan para napi yang tidak pernah dia lihat sama sekali.

"Kenapa kau masih duduk di sini?" bentak seorang napi yang sedang duduk di dekatnya.

"Aku rasa tidak ada larangannya!" ucap Jansen.

"Tidak ada larangan kau bilang? Tidak ada larangan?!" seorang napi berteriak dan tidak lama kemudian, semua napi yang ada di sana tertawa dengan keras. Jansen benar-benar bagaikan seekor semut yang berada di bawah kaki ratusan ekor gajah. Lebih baik dia pergi saja, dia tidak mau mencari perkataan namun seseorang justru menghadang langkahnya.

Jansen kehilangan keseimbangan, ini kali pertama dia merasa sangat malu karena dia jatuh ke atas lantai dan ditertawakan oleh para napi. Selama ini tidak pernah ada yang menertawakan dirinya seperti itu, rasanya sungguh kesal. Jansen beranjak dan mengepalkan kedua tangan. Pemuda itu juga menatap para napi dengan tatapan tajam.

"Kenapa? Apa kau berani menantang kami?"

Jansen diam, namun dia tetap terlihat marah. Tidak, dia tidak boleh terbawa emosi. Dia harus ingat dengan perkataan Elena untuk tidak mencari perkara dengan siapa pun. Jika dia menginginkan kebebasan sebaiknya dia tidak menambah perkara yang bisa mempersulit dirinya. Sebaiknya dia pergi saja, tidak ada gunanya dia bersikap sok jagoan di hadapan pada napi yang berjumlah ratusan itu.

Tanpa berkata apa-apa, Jansen melangkah pergi tapi para napi itu tidak berhenti mengganggunya karena mereka belum selesai. Salah seorang dari mereka mengambil nampan makanan lalu berlari ke arah Jansen dan memukul kepala Jansen menggunakan nampan makanan itu.

Jansen terkejut, pukulan mendadak itu membuatnya kembali terjatuh. Jansen yang tidak tahu apa pun akhirnya mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari para napi itu. Dia dikeroyok oleh beberapa nara pidana yang memiliki badan lebih besar. Jansen diinjak, dipukul dengan membabi buta tanpa perasaan. Jansen hanya bisa pasrah menerima pukulan itu sambil melindungi wajahnya. Sungguh sial, dia tahu ada yang salah hari ini. Jika dia tidak mengikuti perkataan Elena, dia pasti sudah memukul mereka. Meski harus mempertaruhkan nyawa tapi dia lebih baik mati dalam perkelahian itu dari pada menanggung malu tapi lagi-lagi, dia harus berusaha bersabar.

"Cukup, kalian bisa membunuhnya!" dua sipir penjara berlari mendekat dan membubarkan para napi yang masih menginjak Jansen. Mereka berlagak seolah-olah pahlawan yang menyelamatkan Jansen dari pengeroyokan itu. Jansen ditarik kembali ke sel tahanannya. Pemuda itu benar-benar sudah babak belur. Dengan kejamnya kedua sipir penjara melemparkannya ke dalam sel, mereka juga melemparkan seutas tali untuk Jansen.

"Benda itu untuk orang seperti dirimu!" ucap salah satu dari sipir penjara yang sudah pasti mendapatkan uang yang tebal.

"Awas kalian semua!" teriak Jansen sambil memukul lantai. Akan dia balas nanti, pasti akan dia balas. Ayahnya yang tidak peduli, suatu saat pasti akan dia balas karena dia lebih peduli dengan dua pencuri yang merampas segala yang dia miliki. Jansen menarik tubuhnya yang babak belur menuju sisi penjara lalu menyembunyikan diri di tempat yang gelap, apa yang dia alami hari ini, tidak akan dia lupakan.

1
YANGGI Yanggi
👍🏻🫶🏻🫶🏻
Reca Icha
Luar biasa
Maria
/Good//Good//Rose//Rose/
Olha Alamri
Luar biasa
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
keren thor
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
terharu aku Thor bpknya the best
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
permasalahn diulang² trus antra ayah n anak
Jennifer Jatam
Luar biasa
Jennifer Jatam
Biasa
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
ayo lebih sabar lagi. bila peu kali ada yg nyumbang ambil aja selagi baru mah. lumayan...
bilang kalo lu dah putus hubungan sama bapak lu.. bila perlu tanya tuch sama yg nyumbang makann. bisa nyumbang bayarin kuliah juga gak
Nurfadzlin Jefry
Luar biasa
YANGGI Yanggi
good
Rizqi_Achmad
Luar biasa
YANGGI Yanggi
..
Ani Maryani
jangan menyerah bisa buktikan kamu bisa menjadi lebih baik tanpa bantuan orang tua
Ani Maryani
cantik Thor elenanya mantap lanjut seru bacanya
Linda Antikasari
Luar biasa
Bungkusdong Dotcom
gak mendukung tapi berpartisipasi aktif 🙃
Bungkusdong Dotcom
🤣🤣🤣 putri mafia kok gak tega
Bungkusdong Dotcom
bukan cuma kematiannya. si bob tetep gak ngerasa salah ya bawa jalang ke rumah istru sah nya?
Ani Maryani: dasar c Bob masih gak percaya istri itu meninggal d bunuh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!