Suamiku Anak SMA

Tok..tok..tok..

Nada terlonjak kaget, mendengar suara ketukan yang berasal dari kaca mobil tepat disebelah yang ia duduki saat ini.

"Ando?" gumamnya, yang terdengar oleh dirinya sendiri.

"Buka pintunya Nad," ucap Ando dengan suara sedikit keras, takut jika tidak terdengar jelas oleh Nada.

"K-kamu kok disini, bukannya lagi manggung, terus dari mana tahu kalau aku disini?" cerocosnya, saat ia sudah membuka pintu mobilnya.

"Nggak penting tahu dari mana, aku khawatir sama kamu." Ando menarik pintu mobil lalu menutupnya Rapat.

"K-kamu ngapain ikut masuk, Nanti kalau ada orang yang ngelihat gimana?" Matanya bergerak melirik ke kanan dan ke kiri, khawatir jika ada yang melihatnya sedang berduaan dengan Ando di dalam mobil.

"Kamu nggak apa-apa kan?" tanyanya sembari memeriksa bagian luar tubuh Nada, khawatir jika istrinya sampai terluka.

"Ihs, kebiasaan kalau ditanya suka nggak nyambung!" ketus Nada.

Ando terkekeh, tangannya terulur meraih tangan Nada lalu menciumnya.

Ando tersenyum hangat, sembari merapikan anak rambut yang menjuntai menutupi pipi mulus istrinya.

"Kok bisa sampai sini sih, gimana ceritanya heh? dari kemarin aku ajakin nggak mau, eh tahunya malah datang kesini." Sembari m*remas pelan tangan Nada.

"Diajakin Bianca, sama Chaca." ucapnya memalingkan wajah. berdekatan dengan Ando selalu membuat wajahnya terasa panas.

"Ey kebiasaan, kalau lagi ngomong tuh sambil dilihat orangnya, jangan berpaling terus." Ando mengangkat dagu Nada Agar menghadap kearahnya.

Ando menelan salivanya susah payah, karena antara Nada dan dirinya hanya berjarak beberapa Centi saja, Ditambah mulut Nada yang setengah terbuka karena kaget dengan perlakuannya barusan, kini justru membuatnya malah semakin tak karuan.

Bibir semerah cherry milik Nada, begitu menghipnotis indra penglihatannya.

Damn!

"Ehmmz, teman-teman kamu masih disana?" Ucap ando kemudian, menutupi kegugupannya.

"Iya, ini juga mobil nya Bianca, Aku nungguin mereka disini."

"Kamu pulang bareng aku ya!" Ucap Ando terlihat memohon.

"Tapi aku nggak enak sama teman-teman aku." jawab Nada gelisah.

"Please,!" ucap Ando memelas.

"Ok, tapi sekarang kamu keluar dulu ya, takut ada orang yang lihat!" Mendorong pelan tubuh Ando.

"Serius mau,? ok kalau gitu aku pamit dulu sama bang Gavin dan yang lainnya." ucap Ando sumringah bergegas turun dari mobil.

"Nanti aku chat ya,!" ucapnya lagi sebelum benar-benar menutup pintu mobil.

"Iya, buruan gih sana!"

Setelah kepergian Ando, Nada merogoh benda pipih miliknya dan mengetikan sesuatu disana.

Bi, sorry gue balik duluan, ada keperluan mendadak, kunci mobil gue titipin di keamanan ya! send Bianca.

Drrrttt...drrrttt..

Sebuah pesan Chat masuk dari Ando.

*Aku harus nunggu dimana?

Di samping minimarket depan aja*. send Ando.

Drrrttt...drrrtt..

Ok!

Nada kemudian turun dari mobil, menitipkan kunci pada keamanan, dan menunjukan foto si pemilik.

Lalu ia bergegas menuju samping minimarket depan. menemui Ando, yang sudah menunggunya disana.

"Udah minta izin?" tanya Nada, saat hendak menaiki motor.

"Udah," Ando mengangguk sembari tersenyum.

Ando melajukan motornya pergi meninggalkan Area G-Hotel.

Setelah 37 menit perjalanan Akhirnya keduanya sampai disebuah villa yang masih terletak didaerah jakarta selatan.

"Lho kok kesini mau ngapain?" tanya Nada dengan raut wajah bingung.

Nada memperhatikan Villa 2 lantai dihadapannya yang lumayan besar.

Ando tidak menjawab, ia merogoh benda pipih didalam saku celananya.

"Pak, tolong antarkan kunci villanya, malam ini saya mau nginap disini!"

"Ok, saya tunggu terimakasih pak." ia kemudian mematikan sambungan telponnya. melirik Nada yang wajahnya berubah masam.

"Ini villa papa, yang baru dibeli beberapa bulan yang lalu, rencananya sih katanya buat kita."Ando mengusap puncak kepala Nada sembari terkekeh melihat istrinya mengerucutkan bibirnya sebal.

"Nggak nanya!" ketusnya.

"Aku ngasih tahu Nad," ucapnya seraya terkekeh.

"Ck! Kenapa nggak ngomong dulu sih, kalau mau nginep disini, aku kan nggak bawa baju ganti Ish!"

Ando tergelak, "Sorry deh, ini emang nggak ada niatan sekali mau kesini, tiba-tiba aja tadi motornya belok kesini!" ucap Ando dengan senyum dikulum.

Nada memalingkan wajah, ia masih kesal dengan keputusan suaminya yang semaunya sendiri.

Pak Ibnu datang dengan tergopoh-gopoh.

"Aduhh, maaf ya den nunggu lama, macet barusan!"

"Eh nggak apa-apa pak, maaf saya merepotkan." Ando mengulurkan 3 lembar uang merah ketangan pak Ibnu.

"Buat ganti ongkos bapak, maaf ya pak, saya datang mendadak!"

"Aduh den, nggak usah. kan ini memang pekerjaan saya!" Ucap pak Ibnu merasa tidak enak, dan hendak mengembalikan uangnya pada Ando. Namun Ando menahan lengannya

"Udah ambil aja pak, lagian udah sore banget, kalau berdebat sama saya terus, Nanti bapak pulangnya kemaleman lho."

"Yaudah den, saya terima. terimakasih banyak ya den, saya permisi dan ini kuncinya den." Ando pun menerima uluran kunci dari tangan pak Ibnu.

"Hati-hati ya pak."

"Iya den,"

Andopun bergegas membuka kunci villa tersebut, Saat pintu sudah terbuka lebar, ia pun segera menarik Nada yang sedari tadi

Wajahnya berubah masam.

"Sorry ya, udah bikin kamu badmood." mengusap wajah Nada dengan punggung tangannya.

"Sekarang mandi dulu ya, kamu pake aja kemeja aku yang ada dilemari."

Nada hanya diam, tidak menolak ataupun mengiyakan. ia masih merasa kesal dengan Suami Anak Sma nya tersebut.

"Aku mandi di kamar sebelah." lanjutnya.

yang lagi-lagi tidak mendapat respon Apapun dari istrinya.

Setelah kepergian Ando yang hendak mandi dikamar sebelah, Akhirnya Nada memaksakan menyeret kakinya melangkah ke kamar Mandi.

Setelah selesai mandi ia kebingungan, karena baru sadar jika tidak punya baju ganti. Namun sekelebat ucapan Ando tadi hinggap diisi kepalanya, tidak ada pilihan lain selain menggunakan baju Ando, dari pada tidak sama sekali fikirnya!

Setelah lama memilih, kira-kira baju mana yang cocok untuk membalut tubuhnya, kini pilihannya jatuh pada kemeja putih berlengan panjang milik Ando yang lumayan kebesaran ditubuh mungilnya.

Nada memperhatikan isi kamar tersebut, yang di dominasi putih Abu-abu khas pria sekali fikirnya. yang terlihat Rapi dan wangi khas buah jeruk, sangat segar di indra penciumannya.

Cklekk..

"Nad, aku masuk ya!" Ando berucap, bertepatan dengan kepalanya yang menyembul dari balik pintu.

Ando mengulum senyum, memperhatikan penampilan istrinya yang memakai kemeja miliknya, terlihat kebesaran di tubuh mungil Nada. yang menutupi hingga setengah paha, memperlihatkan kaki mulus Nan jenjang milik istrinya.

"Aku lagi pesan makanan, mungkin sebentar lagi sampe, dari tadi siang pasti belum makan kan?" Ucap Ando, sembari membelai rambutnya.

"Tunggu disini aku kedepan dulu." sembari beranjak pergi.

.......

Setelah makan malam, Ando dan Nada kembali kekamarnya untuk beristirahat.

Saat hendak menutup gorden, gerakan tangannya terhenti melihat pemandangan malam yang menakjubkan diluar sana.

Cahaya lampu dijalanan dan juga kendaraan, serta kelap-kelip lampu dari gedung-gedung pencakar langit, membuat Ibukota jakarta terlihat lebih eksotis saat malam.

"Indah ya Nad,!" ucap Ando sembari memeluk tubuhnya dari belakang.

"I-iya." ucapnya tergagap, merasa kaget dengan perlakuan suaminya.

Tapi kamu jauh lebih indah dibanding pemandangan diluar sana! Batin Ando.

"Nad,!"

"Hmmmm."

"Sayang nggak sama aku hm?" meng*cup bahu istrinya lembut.

Nada terdiam, dengan tubuh yang mulai kembali gemetar.

"I love you so much, Now forever and ever" bisiknya. lalu membalikan tubuh Nada agar menghadap kearahnya, tangannya terulur menyentuh dagu Nada.

"Can I Kiss You?" Tanyanya dengan suara berat.

Namun tanpa peringatan kembali, detik kemudian Ando menyatukan kening dan wajahnya lalu berakhir di bibirnya.

Mendesak, mencecap menikmati rasa manis bibir semerah cherry milik Nada, lalu beralih menelusuri lehernya, menciptakan sensasi asing yang luar biasa bagi Nada, bahkan hembusan Nafas Ando terasa panas menyentuh kulitnya.

"Ando," ucapnya lirih dengan suara tercekat.

Ando mendongak, menatapnya dengan tatapan yang susah diartikan, kobaran Api dikedua bola matanya seakan menyala-nyala.

"Kamu masih berstatus sebagai pelajar Ando, please ya, tunggu sampai kamu lulus dulu." ucapnya kemudian sembari menggigit bibir bawahnya, Takut membuat Ando kecewa, Meski bisa dipastikan itu pasti akan terjadi.