NovelToon NovelToon
Om Bian!

Om Bian!

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Beda Usia / Tamat
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Icha Annisa Amanda

"Zee, kalau Zee udah besar nanti. Zee nikahnya sama Kak Bian, ya?" ucap Albian pada bayi mungil yang ada di dalam pangkuan sang Ibu. Seolah mengerti maksud Bian. Zeeviana kecil pun tersenyum, sambil menggerakkan tangganya. Mencoba untuk menyentuh wajah tampan Albian yang menatap ke arahnya.

"Janji, ya?" Bian memberikan jari kelingkingnya, dan Zeeviana menggenggamnya, dengan genggaman yang begitu erat.

× × ×

"Aku tidak menyangka, kalau aku benar-benar jatuh cinta padanya!"

- Zeeviana.

"Aku akan melakukan apapun yang membuatnya bahagia. Tidak akan memaksa jika dia tidak ingin menepati janjinya!"

- Albian Wijaya Saputra.

× × ×

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha Annisa Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Restu Ayunda

...💙 Episode - 27 💙...

"Zee? Apa yang terjadi, Nak." Ayunda menatap kening putrinya dengan seksama. Kening Zeeviana masih terlihat sedikit benjol sekarang, membuat Ayunda panik dan berpikir sesuatu telah terjadi dan menimpa putri tercintanya.

"Ibu, Ibu tenang dulu," ucap Zeeviana sembari mengajak Ayunda untuk duduk di teras terlebih dahulu.

"Zee baik-baik saja, Bu. Ini...," Zeeviana menyentuh pelan keningnya.

"Ini terbentur pintu kamar Tuan Bian tadi siang. Tapi Ibu tenang saja, Tuan Bian sudah mengobatinya. Dan sekarang, sudah lebih baik, benjolannya juga sudah mengecil," jelas Zeeviana.

Terdengar Ayunda menghembuskan napas lega lalu kembali menatap wajah Zeeviana. "Zee? Sedekat apa kamu dengan Tuan Bian, Nak? Sampai - sampai dia yang...,"

"Kita bicarakan di dalam saja, Bu. Zee janji, Zee tidak akan menutupi apapun pada Ibu," sela Zeeviana lalu mengajak Ayunda masuk ke dalam rumah.

Ayunda mengikuti ucapan Zeeviana. Membicarakan hal penting memang tidak baik di luar rumah. Karena pasti ada saja cctv yang sedang menyorot mereka. Dan siap untuk memutar ulang dan menyebar luaskan hasil rekamannya. Kadang cctv tetangga lebih berbahaya dari pada cctv nyata.

Mereka sekarang berada di dalam kamar Zeeviana. Ayunda duduk di tepi kasur di sebelah kanan putrinya.

Zeeviana menatap wajah Ibunya lalu berkata.

"Hubungan Zee dan Tuan Bian hanya sebatas majikan dan pekerja, Bu. Tapi Tuan, dia meminta Zee agar menjadi temannya di luar jam kerja. Dan Zee pikir, tidak ada salahnya jika Zee berteman dengan Tuan Bian. Lagi pula, Tuan Bian adalah pria baik-baik, dia sangat menghormati wanita, Bu." Zeeviana memberi jeda sejenak.

"Dan Tuan Bian juga sudah memiliki gadis yang di cintainya. Jadi tidak mungkin ada hubungan lebih di antara Zee dan Tuan Bian. Ibu percaya kan pada Zee?" ucap Zeeviana.

Gadis itu menatap raut wajah Ibunya yang berubah seketika. Antara bahagia, cemas dan juga sedih bercampur menjadi satu di dalam raut wajah Ayunda.

'Apakah Bian sudah mengatakan tentang janjinya pada Zeeviana? Jika memang Bian sudah mengatakannya, maka seharusnya Zeeviana juga menanyakan kebenarannya padaku. Tapi Zeeviana, dia terlihat tidak tau apa-apa. Sepertinya Bian belum melangkah sampai sejauh yang kubayangkan sekarang,' Batin Ayunda.

"Tuan Bian sendiri yang menceritakan tentang gadis itu padaku, Bu. Tuan Bian begitu mencintai gadis beruntung itu. Mereka bahkan sudah membuat janji untuk bersama ketika gadis itu masih kecil. Dan Tuan Bian. Dia bukanlah pria yang suka mengingkari janjinya. Tuan Bian sampai saat ini masih menjaga janji itu. Dia masih berjuang untuk mendapatkan kembali gadisnya yang sudah menghilang selama ini."

Zeeviana menegakan tubuhnya menatap Ayunda. "Zee hanya ingin membantu Tuan Bian untuk bersama dengan gadis yang dicintainya, Bu. Hubungan Zee hanyalah sebatas teman dengan Tuan Bian. Tidak lebih dari itu," lirih gadis itu.

"Maafkan Ibu, Zee. Ibu bukannya bermaksud menuduhmu memiliki hubungan lebih dengan Tuan Bian. Ibu tidak bermaksud seperti itu, Nak. Ibu percaya padamu!"

Ayunda memeluk tubuh Zeeviana. Entah mengapa, Ayunda semakin yakin, bahkan sangat yakin, kalau Tuan Bian yang Zeeviana ceritakan tadi adalah Bian yang Ayunda bayangkan.

Jika memang mereka Bian yang sama, maka Ayunda tidak bisa berbuat apa-apa. Selain mendukung dan mendo'akan yang terbaik untuk hubungan mereka ke depannya.

Ayunda juga yakin, Bian sedang merencanakan sesuatu untuk mendapatkan hati putrinya. Apapun yang sedang Bian rencanakan. Ayunda berharap semua itu akan berhasil dan tidak memberikan dampak buruk pada kehidupan Bian ataupun Zeeviana.

Tidak ada keraguan di hati Ayunda mengenai cinta yang Bian miliki untuk putrinya. Tanpa Bian katakan pun, Ayunda sudah yakin pada ketulusan cinta pria yang terpaut usia delapan tahun dengan putrinya itu.

Tatapan mata Bian saat menatap Zeeviana dulu pun masih terbayang jelas di ingatan Ayunda. Jelas tersirat kasih sayang yang begitu besar untuk Zeeviana dari cara Bian menatapnya. Ayunda yakin, Bian adalah pria yang tepat untuk putrinya. Terlepas seperti apa latar belakang mereka.

Bagi Ayunda. Semua orang berhak untuk mencintai dan dicintai. Oleh sebab itu, restu Ayunda menemani perjuangan Bian mulai sekarang, sampai Bian berhasil menyelesaikan semua rencana yang sudah disusunnya.

Ayunda akan mendukung dan menghargai usaha Bian. Untuk hasilnya, Ayunda serahkan sepenuhnya pada Zeeviana. Karena Zeeviana lah yang akan menjalani hubungan itu ke depannya. Jadi hanya dia yang berhak memberikan jawaban apabila Bian datang menagih janjinya sesuatu saat nanti.

"Bu?" Panggil Zeeviana memecahkan lamunan sang Ibu.

"Tuan Bian akan membelikan sesuatu untuk gadis itu besok. Dan Tuan Bian mengajakku untuk ikut dengannya. Apakah Ibu memberi izin untuk itu?" tanya Zeeviana ragu.

"Pergilah, Zee. Bukankah dia juga temanmu? Ibu akan mengizinkanmu pergi, asalkan kamu harus pulang sebelum jam 9 malam. Ibu tidak ingin ada orang yang menjelek-jelekkanmu lagi nanti," jawab Ayunda tersenyum.

"Terimakasih, Bu."

"Sama-sama, Nak. Ya sudah, Ibu keluar dulu, Zee jangan lupa keluar untuk makan malam!"

"Baik, Bu." Zeeviana tersenyum menatap kepergian sang Ibu dari kamarnya. Ada rasa lega di hati Zeeviana. Karena Ibunya tidak melarang dia untuk berteman dengan Bian. Ya, seharusnya tidak ada larangan berteman juga. Selama Zeeviana berteman dengan orang yang baik dan sopan prilakunya. Maka Ayunda tidak akan memberi larangan apapun pada putrinya.

"Apakah aku harus menceritakan soal kecupan kening tadi pada Fathia? Atau aku simpan sendiri saja, sama seperti cerita roti sobek itu? Ah, lebih baik aku simpan sendiri saja, aku tidak ingin Fathia salah paham nantinya!" Gumam Zeeviana lalu mengurungkan niatnya untuk menghubungi Fathia.

1
Atik Marwati
semoga bisa bersama
Atik Marwati
morgan
Atik Marwati
kasigan teng... semoga lekas ketemu dg jodoh terbaikmu ya teng
juhaina R💫💫
pasti mau lama lama dekat Zee kan 🤭
ChaManda: Bian : /Shhh//Shhh//Shhh//Shhh/
total 1 replies
juhaina R💫💫
wkwkw enak saja nyuruh nyurih, cinta bukan karna disuruh suruh🤣
Atik Marwati
Morgan terbaik🥰🥰🥰🥰
ChaManda: ❤️❤️❤️
total 1 replies
Atik Marwati
sabar ya Zee.. semua akan indah pada waktunya...
Atik Marwati
aq selalu like thor...
ChaManda: terimakasih kakak 🤍
total 1 replies
juhaina R💫💫
duuhhh beraninya y megang² 😂
juhaina R💫💫
wahhhh selisih berapa sih usia zeeviana??
jdi om Mateng inikah yg akan jdi pendamping omom.
juhaina R💫💫
wkwwkk aku lanjut penasaran ah cubit author oyh🤏🤭
ChaManda: selamat datang kakk, semoga suka yaaa💙
total 1 replies
Atik Marwati
semoga niatnya tulus
Atik Marwati
Sandra belum kena batunya jadi belum kapok ...
Atik Marwati
bian beli cicin buat kamu zee
Atik Marwati
🤔🤔🤔🤔
Atik Marwati
aamiin...
Atik Marwati
waduh... bian 😅😅
Atik Marwati
teng... semoga kamu bahagia bertemu dengan orang yg juga mencintai kamu...
Atik Marwati
kok ga beli makanan tadi Zee kasihan kan
Atik Marwati
hhhh... kamu lucu Zee
tapi benar jangan tatap matanya takutnya kena hipnotis ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!