Cinta Terlarang Dengan Muridku

Happy Reading 😊

Saat ini Alea dan Steven sedang sarapan Hotel. Sesekali Stevan menyuapi Alea.

"Aku bisa makan sendiri Steve, seperti anak kecil saja"

"Aku memang ingin memanjakanmu sayang," Ucap Steven setelah menyuapkan makannya.

"Kapan kamu kerumah Uncle Bram, sedari tadi Frenda terus saja mencari mu,"

Steven meletakkan sendok, mengambil air minum lalu meminumnya.

"Aku akan kerumah pamanmu tapi bersamamu, dan sekalian kita memberitahu mereka bahwa kita saling mencintai, aku yakin Mama pasti sudah menyuruh paman Bram untuk mempercepat semuanya, maka dari itu kita juga harus mempercepat pernikahan kita sebelum semua terlanjur jauh. Apa kamu tidak kasihan dengan Frenda, kalau dia terlalu berharap lebih?" Steven menggegam tangan Alea.

Alea diam berfikir. Mencerna ucapan Steven. Benar juga yang dikatakan Steven, kalau semakin lama aku menyembunyikannya dari Frenda, pasti gadis itu juga akan semakin dalam mencintai Steven. Batin Alea

"Percayalah padaku sayang, aku rasa semuanya akan mengerti" Ucap Steven.

Alea mengangguk.

"Baiklah, aku percaya padamu, aku juga tidak ingin kehilanganmu lagi," jawab Alea tersenyum

"Bagus, itu baru wanitaku. Jadi setelah sarapan kita langsung kerumah Unclemu, sekarang habiskan makanannya, kamu pasti kelaparan dan sangat kelelahan," Ucap Steven mengedipkan matanya.

Sedangkan disisi lain .....

Frenda mengikuti Mamanya pergi kerestoran untuk menge-cek keadaan. Karena memang Risa biasanya akan berada direstoran cabang yang berada di kota lain.

Uncle Bram mempunyai beberapa restoran besar diberbagai kota di Bali. Bahkan dia juga sudah membuka cabang dijakarta dan jogja, dan sekarang akan mengembangkan bisnis kulinernya di USA, bekerja sama dengan Nyonya Rebeca Austin.

"Fre, kenalkan ini Chef Bagas. Dia chef andalan direstoran kita," Risa mengenalkan Bagas

Bagas mengulurkan tangan dan disambut oleh Frenda.

"Bagas"

"Frenda"

"Oh ya dimana Alea Gas? Dari tadi aku belum melihatnya,?" tanya Risa

"Tadi katanya dia akan sedikit terlambat datang Nyonya Risa." Jawab Bagas

"Oh, baiklah aku akan ke gudang dahulu, kamu disini saja Fre," ucap Risa yang diangguki Frenda.

Frenda memandang Bagas yang sedang menata dan menghias makanan. Dengan sangat telaten Bagas memberi sentuhan olesan saos di atas makanannya.

Frenda yang memang suka memasak menjadi sangat antusias.

"Chef, ajari aku masak," Ucap Frenda menatap Bagas.

Bagas mendongak dan tersenyum kepada putri majikannya itu.

"Baiklah Nona Frenda, aku akan mengajarimu," jawab Bagas.

"Panggil Frenda saja chef," Ucap Frenda.

"Baiklah Frenda, akan ku selesaikan ini dulu baru setelah itu mari kita belajar memasak, meakipun aku yakin kalau kamu sudah pandai," jawab Bagas terkekeh.

Frenda hanya nyengir, memang betul dia pandai dan sangat suka memasak. Dari kecil itu sudah jadi hobinya.

****

Steven dan Alea sudah sampai dirumah Uncle Bram, Steven menggenggam kuat tangan Alea, menguatkan dia untuk menghadapi pamannya itu.

"Percayalah sayang, semua pasti baik-baik saja, ayo," Steven melangkah mendakati pintu, lalu kemudian dia menekan bel.

Setelah beberapa saat pintu terbuka, asisten rumah tangga menyuruhnya masuk kedalam.

"Apa Uncle, Frenda dan Aunty ada bik?" tanya Alea kepasa Art itu.

"Nyonya Risa dan Nona Frenda sedang pergi, kalau Tuan Bram ada didalam ruang kerjanya," jawabnya

"Baiklah bik, aku akan menemui Uncle," ucap Alea.

Setelah itu Alea berjalan beriringan dengan Steven menuju ruang kerja pamannya.

Tok .... tok ... tok ....

Alea mengetuk pintu, dia merasa sangat gugup. Tapi ini sudah jadi keputusannya dan juga Steven. Memberitahu keluarga Unclenya yang sudah 2 tahun ini sangat baik padanya.

Ceklek ....

Pintu terbuka, Uncle Bram membukanya dan tersenyum mengetahui siapa yang datang.

Tapi senyum itu luntur ketika melihat Steven yang tiba-tiba melingkarkan tangannya kepinggang Alea.

"Maaf Uncle aku ingin membicarakan sesuatu padamu," Ucap Alea to the point.

"Masuklah," Ucap Bram menyuruh Alea dan Steven masuk.

Steven dan Alea masuk. Bram mendudukan bokongnya disofa yang berada diruang kerjanya.

Steven duduk disamping Alea, tangannya menggengam tangan Alea erat.

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Bram sedikit ketus.

Alea melirik Steven, lalu setelah itu menatap Unclenya yang duduk dihadapanya.

"Sebenarnya aku ingin mengatakan pada Uncle bahwa aku dan Steven saling mencintai," Ucap Alea hati-hati.

Bram diam saja dan tidak terlalu terkejut.

"Apa kamu berusaha merayu dan merebut Steven dari Frenda, bahkan kamu mungkin saja tahu kalau Frenda menyukai Steven," Ucap Bram dengan sorot tajam.

"Saya sangat mencintai Alea paman, kami saling mencintai. Aku tidak pernah mencintai Frenda, dia hanya aku anggap sahabat dan saudara perempuan saja, aku tahu Mama telah menyuruh dan mendesak paman untuk segera mepersatukanku dan Frenda, memang dari dulu Mama tidak menyukai Alea, maka dari itu Alea pergi meninggalkanku." Jelas Steven panjang lebar.

"Lalu bagaimana dengan perasaan Frenda kalau dia mengetahui sepupunya yang sangat di sayanginya telah merebut orang yang dicintai.?" Tanya Bram masih dingin.

Alea hanya diam menunduk, dia sangat menyayangi Frenda, apa dia sanggup melihat Frenda bersedih mengetahui yang sebenarnya.

Steven merangkul Alea, mengelus bahunya memberi kekuatan dan kenyamanan.

"Aku sama sekali tidak pernah memberi harapan apapun kepada Frenda paman, bahkan selama dua tahun bersahat dengannya aku tidak tahu kalau Frenda adalah sepupu Alea, wanita yang selama ini kucari, dan setelah mengetahui bahwa Alea berada di Bali maka aku langsung kesini, menjemput Alea dan bukan untuk bertunangan dengan Frenda, mohon paman bisa mengerti" Lanjut Steven.

Bram masih diam, dia menatap Steven tajam seakan ingin menerkam dan memukulnya.

Mungkin dimata Bram Steven adalah Laki-laki brengsek yang mempermainkan hati Frenda.

"Aku akan menjelaskan pada Frenda Uncle, tolong restui kami," Alea berdiri dan berjalan kearah Bram.

"Cih, bahkan usiamu lebih tua dari Steven Al, apa kamu tidak merasa malu," ucap Bram sinis.

Steven sangat geram dia ikut berdiri dan menarik Alea yang saat ini sudah meneteskan air matanya. Alea menunduk, dia selalu memikirkan tentang masalah perbedaan usianya dengan Steven selama ini. Perasaannya sangat kalut. Dia berperang batin dengan keadaan.

Disisi lain dia sangat mencintai Steven tapi dia juga sangat sedih melihat Uncle nya menjadi marah padanya, belum lagi Frenda yang pasti akan sangat membencinya.

Kisah cintanya dengan Steven memang sangat rumit. Alea menangis memohon kepada Bram. Steven memeluk Alea menenangkan kekasihnya yang terisak itu.

Bram yang melihat itu langsung berdiri menarik Alea dari pelukan Steven dan tiba-tiba ...

Plaaakk ....

Steven meringis menahan panas dipipi kirinya akibat tamparan dari Bram yang sangat keras. Alea langsung menghampiri Steven dan mengelus pipinya.

"Uncle tolong jangan pukul Steven, dia tidak bersalah. Lebih baik aku mengalah," Ucap Alea menangis sesegukan.

Steven memandang Alea, dia merasa sangat sakit bukan dipipinya melainkan di hati. Dia tidak ingin Alea menyerah.

Bram terkesiap ketika tiba-tiba Steven berlutut dikakinya.

"Paman, tolong jangan biarkan aku dan Alea berpisah, aku tidak akan sanggup. Dia adalah jiwa dan belahan hatiku, dua tahun aku mencarinya seperti orang gila, tolong paman restui kami," Ucap Steven masih bersujud dikaki Bram.

Alea semakin sakit hatinya, dia benar-benar dilema. Situasi yang sangat sulit.

"Hahahaha .... " tiba-tiba Bram tertawa.

Steven mendongak lalu menatap Alea, begitupun dengan Alea. Kenapa Bram tertawa, apa dia menertawakan hubungan kedua sejoli yang berbeda usia itu.

Bersambung .....

Sebelumnya saya mau mengatakan bahwa Novel Cinta terlarang dengan muridku ini memang agak fulgar ceritanya (tahukan maksud saya) karena memang ini bersetting di USA (Amerika Serikat). Orang-orang barat dan Kehidupan disana tentu nya sangat bebas, khas adat Barat. Meskipun kita masukan setting di Bali juga. Karena saya memang ingin bikin alurnya seperti itu. Jadi mohon dimaklumi🙏😊