Kekejaman dan sifat arogan dari seorang pengusaha muda yang banyak digandrungi para wanita serta pebisnis karena perusahaannya yang mendunia tidak dapat diragukan lagi.
Meski kejam tapi dia memiliki wajah sangat tampan dan banyak uang.
Itulah yang membuat wanita berlomba mendapatkan perhatiaannya.
Namun tidak dengan seorang gadis pemiliki coffe shop seberang kantornya.
Jika para wanita berteriak memanggil namanya dan memujanya, maka gadis itu hanya diam saja dengan cueknya.
Hal itulah yang membuat pengusaha itu penasaran dengan si gadis yang cuek dan dingin itu.
Apakah pengusaha itu mampu mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Seina merendam tubuhnya dalam bathup yang beraroma bunga Lily kesukaannya. Pikirannya melayang kemana-mana memikirkan semua kejadian yang ia alami.
Pamannya yang menginginkan nyawanya, orang-orang yang menginginkannya, sepupunya yang sangat membencinya, penculikannya dan pelecehan yang hampir dia alami.
Semua itu membuat mentalnya memburuk hingga hampir depresi jika saja El tidak ada. Sudah banyak bantuan yang pemuda itu berikan padanya juga perlindungan yang dia berikan membuat Seina merasa nyaman.
"Papa, mama, kenapa kalian tinggalkan aku sendirian" gumamnya.
Ingatan Seina kembali pada El yang selalu memperlakukannya dengan lembut juga hati-hati. Pemuda yang terlihat kejam dan penuh intimidasi itu ternyata memiliki sisi lembut yang tidak terduga.
Pertemuan pertama mereka ketika dijalan yang ketika itu El membantunya lalu membawanya ketempat ini kemudian dia pingsan karena pusing. Semuanya ia ingat dengan baik bagaimana pemuda itu memukul semua pria tua yang jahat padanya.
Lalu sekarang menenangkannya dan ajaibnya tubuhnya selalu merasa tenang jika dipeluk oleh El. Hal yang tidak pernah ia rasakan dari pria lain selain papanya dan El merupakan pria kedua yang memeluknya setelah papanya.
HUH
Seina mengakhiri mandinya kemuadian keluar menggunakan handuk mandi menuju pintu yang ditunjuk El tadi. Betapa terkejutnya ia melihat banyaknya baju yang tertata rapi dibalik pintu kaca.
Di sebelah kanan ada banyak jas juga tumpukan yang ia yakini itu celana. Disana juga ada banyak aksesoris pria lainnya.
Di sebelah kiri ada pakaian wanita meski tidak sebanyak milik El tapi itu pakaiannya sendiri yang tertata rapi disana. Seina mengambil setelan pakaiannya lalu menggunakannya dengan cepat.
Matanya menatap meja kaca yang terdapat alat make up nya. Ia mendekatinya lalu memakai seadanya karena memang sangat sedikit alat kecantikannya.
Selesai dengan semua ritualnya Seina keluar dari kamar itu untuk mencari El yang sudah menunggunya dibawah.
El sendiri memasak sesuatu untuk Seina, ia tidka rela jika gadisnya memakan masakan pria lain selain dia. Jadi El masak makanan istimewa yang berupa sandwich.
Rio dan Jack berdiri disisi kulkas untuk bersiap jika bos mereka membutuhkan sesuatu.
"Apa yang kalian lakukan disitu?" tanya El
"Kalau bos butuh sesuatu kami siap ambil" jawab Jack diangguki Rio.
"Pergi" kata El tajam membuat keduanya berlari menjauh karena singa bucin dalam mode on.
El menyipkan semua sarapan istimewa itu dimeja bersama susu. Makanan yang sudah disiapkan Jack dan Rio tadi dia singkirkan agar tidak menganggu sarapan mereka nanti.
Sedang asik-asiknya menyiapkan makanan tiba-tiba terdengar suara teriakan Seina dari ruang tengah membuat El berlari dengan cepat meninggalkan makanannya.
Di anak tangga bawah Seina nampak berjalan mundur pelan dengan ancang-ancang akan melakukan penyerangan. El melihat Rio dan Jack yang mencoba membujuk Seina agar tidak takut pada mereka.
Tapi semua itu tidak berguna bagi Seina yang belum pulih sepenuhnya.
"Seina" panggil El menarik perhatian Seina yang langsung berlari padanya dan memeluknya erat.
"Stt tenang ya mereka itu yang tadi malam bersama kita dirumah sakit, lihatlah dengan baik" ucap El mencoba mengingatkan Seina.
"Kenapa mereka disini juga?" tanya Seina melihat wajah El yang menatapnya.
"Dimana aku berada disana mereka ada, jadi kamu jangan takut ya, mereka nggak gigit kok"
Seina mengangguk meski masih waspada
"Duduk sarapan dulu ya" ucap El.
"Pulang"
"Iya tapi kalau udah sarapan"
El mendudukkan Seina didekatnya lalu menarik makanan yang dibuatnya tadi.
"Makanlah ini buatanku"
Seina menatap El lalu makanannya, begitu hingga beberapa kali sampai El merasa aneh begitupun kedua pria didepan mereka.
"Ada apa!" tanya El.
"Apa sandwich nya jelek?" tanya Jack membuat Seina memegang tangan El.
El mengelus kepala Seina pelan
"Kalau tidak suka ya sudah kita makan diluar saja" ucap El datar untuk menyembunyikan kekecawaannya.
"Jangan ini sudah dibuat harus dimakan" Seina mengambil roti berisi daging juga seledri itu.
Ia memakannya dengan lahap karena Seina bukan tipe orang yang pilih-pilih makanan.
"Enak?" tanya El penasaran
Seina mengangguk membuat senyuman El berkembang dipuji begitu oleh gadisnya.
Akhirnya mereka berempat makan dengan tenang meski tangan El yang sebelah dipegang oleh Seina tapi tidak masalah baginya karena dia senang dengan itu.
Di tempat lain...
Vila besar yang ditempati keluarga Leo nampak masih tenang ketika sarapan pagi ini hingga.
"APA?" teriak Leo kuat hingga mengejutkan keluarganya.
Bahkan putrinya Naura tersedak karena kaget.
"Ada apa pih kok teriak-teriak?" tanya Mirna setelah memberikan minum pada Naura anak tirinya.
"Barusan pihak kantor telpon kalau saham perusahaan turun drastis juga para pemegang saham menarik dana mereka pagi ini, kurang ajar" marah Leo.
"Apa yang terjadi papi? kenapa bisa begitu?" tanya Naura.
"Katanya karena rekaman sialan yang di rumah sakit semalam membuat semua pemegang saham itu tidak mau bekerja sama lagi bahkan ada beberapa infestor yang batalin janji"
"Kenapa bisa jadi begini?" gumam Mirna.
"Kita harus kembali ke Jakarta sekarang juga agar masalah tidak semakin rumit" ucap Leo.
"Nggak pih, Naura nggak akan pulang sebelum bisa manaklukan CEO E'R Corp itu" kekehnya.
"Mami bantu kamu sayang, anak kurang ajar itu tidak tahu cara berterima kasih pada orang tua" geram Mirna.
"Terserah kalian saja, papi akan pulang sekarang dan pastikan kalian bisa mendapatkannya juga gadis sialan itu"
"Iya pih pasti kita dapatkan perhatian dari pria itu supaya bantu perusahaan juga trus naikin popularitas keluarga ini lagi" yakin Naura.
"Apa yang mau kita lakukan sama keponakanmu itu pih?" tanya Mirna.
"Huh aku akan menggiling tubuhnya hingga hancur setelah mendapat tanda tangannya nanti"
"Aku juga ingin mencabik-cabik wajahnya yang sok suci itu pih"
"Yang penting dapatkan dia dulu, kirim mata-mata untuk mencari tahu siapa orang yang selalu melindunginya"
"Iya pih serahkan semuanya padaku juga mami"
Leo kembali ke Jakarta karena banyak masalah yang terjadi di kantor pusatnya. Sedangkan putranya dari Marni tidka mampu melakukan apapun selain menghabiskan uang untuk bersenang-senang.
"Apa rencana kita sekarang mih?" tanya Naura yang duduk diruang keluarga bersama Marni.
"Kita datangi lagi perusahaan itu, bukankah kafe tempat sepupumu itu dekat sana? jadi akan mudah menepuk dua lalat sekaligus"
"Baiklah aku akan katakan pada anak buah kita untuk mengirim orang memantau di kafe itu untuk memberi informasi kedatangannya"
"Tidak perlu kalau orangnya tidak ada kita hancurkan saja kafe itu, bawa semua anak buah kita yang ada untuk menghancurkan tempat itu karena dia sudah menghambat rencana kita jadi semakin kaya" ucap Mirna dengan wajah jahatnya.
"Ide bagus Mih, kita hancurkan saja tempat busuk itu" sahut Naura senang.
"Sudah ayo bersiap kita pergi sekarang"
"Iya mih"
Kedua wanita itu masuk kekamar masing-masing untuk berdandan. Terutama Naura yang ingin terlihat cantik di depan El orang yang akan dia luluhkan hingga berlutut padanya.
"Tunggulah aku, kau akan mengemis cinta padaku secepatnya" gumam Naura senanh.
