Lanjut season dua.
Dari BAB 121. Semoga suka, terimakasih yang masih berkenan membaca cerita ini.
Sabrina menjadi korban pelecehan anak majikannya sendiri dan sebuah pernikahan pun terjadi sebagai sebuah pertanggung jawaban. Namun, penindasan dalam rumah tangga terjadi pada Sabrina karena dianggap lemah. Sampai akhirnya ia berubah menjadi wanita tangguh, membuat pria bernama Alexander Wijaya bertekuk lutut padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khoirun Nisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 28
"Sabrina, apa kamu di dalam?" Tiwi mengetuk pintu.
"Iya, Mi. Masih ganti baju." Sabrina terpaksa berbohong, Alex yang menyuruhnya.
"Jangan lama-lama, Mami tunggu di bawah. Kita makan siang bersama di resort."
"Iya, Mi," jawab Sabrina.
Bukannya makan siang, sepertinya Sabrina lah yang akan menjadi makan siangnya Alex.
Alex terlanjur gemas, ia lepas kendali. Apalagi penampilan Sabrina sangat berbeda sekali kali ini.
"Tuan mau apa lagi?" Mata Sabrina mulai berkacak-kacak.
Alex tak lepas memberi sapuan lembut pada leher jenjang Sabrina. Sampai berhasil menanggalkan gaun gadis itu.
"Jangan seperti ini Tuan, aku hanya seorang gadis cupu." Sabrina mengoceh, setelah itu ia berteriak memanggil nama Alex.
"Sebut manaku Sabrina." Alex menikmati permainannya. Keresahan dan amarahnya kini tergantikan oleh sebuah kebahagiaan.
"Mau sampai kapan kamu menangis." Alex menyibak rambut yang menutupi wajah Sabrina. "Nanti kita beli es krim," bujuk Alex lagi.
"Aku nggak mau es krim, aku hanya ingin Tuan tidak menyentuhku lagi."
"Kamu itu istriku, jadi apa salahnya?" Alex mengeratkan pelukan.
Istri yang tak dianggap kehadirannya, istri yang dianggap jika dibutuhkan saja. Dan lagi, pria ini nggak ada puasnya, nyatanya pria ini mempunyai wanita yang begitu sempurna.
"Jangan ngoceh terus, aku ngantuk."
"Alasan saja."
Tak lama terdengar suara dengkuran lembut, pria ini benar-benar tidur. Sabrina membalikkan tubuhnya, kini ia bisa dengan jelas memandangi wajah Alex. Rahang yang kokoh, hidung yang mancung, apa lagi ya. Sabrina bingung mengutarakan keindahan ciptaan Tuhan yang satu ini.
Ternyata tampan juga ya. Reflek tangan Sabrina menyapu lembut wajah Alex dengan jemari lentiknya.
"Sabrina, apa kamu sedang menggodaku lagi," tiba-tiba saja mata Alex terbuka.
Sabrina sampai terkejut dibuatnya. "Tidak, Tuan. Aku hanya ...."
"Menginginkannya lagi bukan," potong Alex, "Kita akan mencobanya lagi."
"Tuan, aku capek."
"Tapi aku tidak, jangan pingsan lagi. Atau aku akan melempar tubuhmu ke laut biar di makan Hiu."
"Itu lebih baik," tantang Sabrina.
"Aku akan pelan-pelan, kamu pasti menyukainya." Alex menepati janji, kini rasanya berbeda. Jauh lebih baik. Bahkan Sabrina serasa melayang ke udara.
Ah, tidak. Kenapa aku jadi terbawa suasana seperti ini sih. Sadar Sabrina, jangan terpancing. Sabrina berusaha menahan rasa yang berbeda itu, akan tetapi Alex terlalu pandai bermain. Sampai akhirnya Sabrina meracau lembut terdengar bagai nyanyian syahdu menyelusup telinga Alex.
"Ayo mandi, apa kamu mau terus aku lahap, hah," ajak Alex, pria itu kini sudah memakai celana boxer selutut.
"Aku capek, aku juga sangat lapar," lirih Sabrina.
"Makanya, ayo bangun. Nanti aku ajak kamu makan ke restoran mewah."
"Ah, aku malas. Itu hanya tipuan 'kan, pandai merayu sekali. Nanti pasti minta jatah lagi."
"Banyak ngomong." Alex memanggul tubuh Sabrina di pundaknya membawa gadis itu ke kamar mandi.
"Ini sangat tidak romantis." Sabrina meronta minta di turunkan.
Alex memukul panggul Sabrina. "Diam, aku kenyang. Tadi aku hanya kelepasan saja, makanya jangan menggodaku."
"Siapa juga yang menggodamu, Tuan." Sabrina menggigit bahu Alex dan menurunkannya.
"Hai, kau drakula, beraninya menggigitku," tunjuk Alex.
"Hai kau bule mesum," beraninya menyentuhku.
Brakk!
Suara pintu didobrak dengan sangat keras sampai terbuka.
"Sabrina kamu nggak apa-apa 'kan?" Mami Tiwi tergesa masuk bersama kedua bodyguard bertubuh besar yang sudah mendobrak pintu kamar. Mami Tiwi khawatir sudah satu jam Sabrina tidak keluar juga dari kamar takut terjadi sesuatu pada gadis itu, apalagi pintu kamarnya terkunci.
Ternyata Mami Tiwi mendapati si bule Arab sedang memeluk Sabrina depan pintu kamar mandi. Mami Tiwi menyuruh kedua bodyguard untuk keluar dari kamar Sabrina dan setelah itu Sabrina terburu-buru masuk kamar mandi karena merasa malu.
"Bagus ya." Mami Tiwi menjewer telinga Alex sampai pria itu meringis sakit.
"Apalagi sih, Mi. Aku nggak ngelakuin apa-apa."
Tiwi memukul tangan Alex. "Jangan kebanyakan dusta kamu, sudah tahu suka bilang tidak, buruan mandi. Mami tunggu di restoran untuk makan."
apa sabrina adik andra ..