Season 1
Bagaimana jika seorang gadis yang merupakan primadona di sekolahnya tiba-tiba diberi hadiah pertunangan oleh orang tuanya saat ulang tahunnya ke 17 tahun.
Risa dijodohkan dengan adik kelasnya sendiri yang sifatnya manja. Risa Alexander dinikahkan dengan Reynaldi Wijaya disaat usianya masih 19 tahun.
Season 2
Terjadi cinta segitiga antara Reno, Sandra dan Kezia. Dua wanita cantik itu menyukai sahabatnya sendiri.
Revano harus menjadi pengantin pengganti menggantikan Kakaknya yang kabur di hari pernikahannya. Sebenarnya ide kaburnya Reno Dari Revano. Ingin membantu Kakaknya agar terbebas dari pernikahan tak diinginkan itu namum dirinya sendiri yang harus menikah dengan Kezia.
Ikuti terus kisah cerita cinta mereka di karya pertama novel ku.
Cerita ini murni dari imajinasiku 😊
🚫 Dilarang untuk memplagiat novel ini
Pelaku plagiarisme dapat dijerat dengan ancaman pidana sesuai dengan pasal 72 ayat 1 UUHC
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Yuliana S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 - Sakit Pinggang
Papi Aldi pun lalu menuju ruang kerjanya. Sedangkan Mami Ana pun ke kamarnya.
DI KAMAR REY
Risa pun langsung menuju walk in closet berniat ingin mengganti dengan pakaian tidur. Risa pun membulatkan matanya saat melihat pakaian yang tergantung rapi di sana.
"Pakaian macam apa ini?"
Risa pun membolak-balik kan pakaian tidur yang berada didepannya.
"Rey kesini deh!" ucapku sambil berteriak.
"Ka Risa kenapa sih teriak-teriak?" ucapnya sambil masuk walk in closet.
"Tuh lihat, Mami kamu ngasih aku baju kaya gitu semua, Baju kurang bahan!" ucapku yang melihat berbagai macam baju tidurnya yang notabene di atas paha semua.
"Kenapa panik ka? Kan tinggal di pakai saja! Mami aja sering pakai pakaian beginian" ucapnya enteng.
Risa pun membulatkan matanya sambil menatap Rey. "Apa diapun melihat mamanya pakai pakaian tidur seperti ini?" ucapannya dalam hati.
"Mami kamu kalau tidur pakai pakaian seperti ini,?" ucapnya tanpa malu.
"Iya ka, Mami Ana sebelum tidur selalu mengecek kamarku dan mengecup kening ku sebelum tidur," ucapnya.
"Oh, ya sudah kamu balik lagi ke kamar. Aku mau ganti pakaian," ucapnya.
Lalu Rey pun berjalan keluar. Risa pun langsung menghela nafas panjang.
"Aku pakai ini saja dari pada pakai pakaian itu nantinya masuk angin," lalu mengambil pakaian yang seharusnya buat sehari-hari.
Ia menggunakan celana pendek di atas paha dan kaosnya. Lalu keluar dari walk in closet.
"Loh ka Risa kok gak pakai pakaian tidur?" ucapnya terheran.
"Iya aku gak mau masuk angin kalau pakai pakaian yang terlalu terbuka," ucap Risa sambil membenarkan rambutnya yang sedikit kusut.
"Oh gitu," jawabanya singkat.
"Oh iya Rey, aku tidur dimana?"
"Di sini," ucapnya sambil menepuk ranjang king size nya.
Risa pun langsung membolakan matanya.
"Gak mau, nanti kamu peluk-peluk aku lagi," ucapnya sambil cemberut.
"Kalau sedang cemberut begini, ka Risa cantik banget deh!. Eh apa yang aku pikirkan," batin.
"Ya udah kalau gak mau, ka Risa bisa tidur di sofa," ucapnya sambil membaringkan tubuhnya di atas ranjang king size nya.
Risa pun mendengus kesal lalu berjalan ke kamar mandi, belum sempat menutup pintu Risa pun terpeleset di kamar mandi dan terjatuh.
"Auwww," Risa pun meringis pinggangnya terbentur bathup.
Rey yang lagi main hp pun langsung beranjak menuju kamar mandi. Melihat Risa yang meringis karena jatuh pun langsung menggendong Risa.
"Rey lepasin aku," pintanya.
"Lepasin gak!" teriaknya.
Rey pun hanya terdiam mendudukkan Risa di sofa dekat ranjang.
"Kakak disini dulu, aku mau cari obat," ucapnya pelan lalu keluar kamar.
Rey pun turun dari kamarnya, sekarang sudah jam 21:03 wib jadwalnya Bi Ijah pulang dan melihat Bi Ijah yang akan pulang pun langsung menghentikan langkahnya.
"Ada apa den,?" ucapnya.
"Bibi ada obat buat urut gak?."
"Oh, ada nih den," sambil membuka tasnya.
"Ini den. Apa badan aden pegal-pegal? dan butuh bibi pijit?" tanyanya kepada tuan mudanya.
"Enggak Bi, bukan saya yang pegal-pegal tapi Risa. Ya udah, Rey pinjam dulu ya bi obat urut nya," ucapnya.
"Enggak usah pinjam den, Buat Aden aja siapa tahu besok malam butuh lagi," ucapnya sambil tertawa terkekeh.
"Makasih Bi," ucapnya lalu berjalan ke lantai dua.
Melihat tingkah bibinya tadi, ia kepikiran dengan mertuanya. "Gak bibi, gak kedua mertua ku mereka semua berpikiran yang tidak-tidak, gak tahu apa kejadian yang sebenarnya," gumam Rey sambil menghela nafas kasar.
"Semoga saja bulan depan tuan Wijaya punya kabar bahagia," ucap Bi Ijah sambil keluar ruang tamu.
"Rey kamu dari mana aja sih! lama banget!" ucapnya kesal.
"Nih cari ini," sambil menyodorkan minyak urut.
Risa pun langsung menyambar minyak urut, lalu ia bingung mengenakannya. Ia pun membaca tata cara penggunaan terlebih dahulu.
"Ka Risa kelamaan deh!, ayo cepetan buka!" ucapnya dengan nada yang sudah naik satu oktaf.
"Gak, gak mau Rey! Malu aku nanti kamu melihatnya!" ucapnya dengan nada tinggi.
"Ka Risa, cepetan ayo buka aja!"
Karena gak ada pergerakan dari Risa untuk membuka bajunya. Rey pun akhirnya menaikkan baju Risa, lalu menyambar minyak urut dari tangan Risa.
"Rey, apa-apaan kamu! Hey kenapa kamu buka bajuku?" ucapnya dengan berteriak.
"Udah gak usah banyak tanya! Nanti kamu juga akan tahu apa yang aku lakukan!" ucapnya sambil mengolesi minyak ke pinggang Risa.
"Menunduklah sedikit," ucapnya lagi.
Risa pun lalu menurut apa perkataannya. Rey pun lalu mengurut pinggang Risa dengan minyak urut.
"Aaaaaaa Rey sakit tahu!, kamu bisa mengira-ngira nggak sih! Ini sakit sekali!" ucapnya dengan amarah.
"Kak Risa diam aja jangan gerak dulu, nanti gak selesai-selesai, malah tambah sakit!" ucapnya yang sudah mulai kesal. Waktu tidurnya pun sudah terpotong dengan mengurut Risa.
"Tapi pelan-pelan dong Rey, sakit nih!" ucapnya kembali.
"Hmm iya," jawabnya singkat.
Papi Aldi yang keluar dari ruang kerjanya pun terdiam sejenak mendengar percakapan anak dan menantunya itu pun hanya geleng-geleng kepala.
"Huhh dasar anak itu, pasti lupa gak mengaktifkan mode kedap suara" geram ketika mendengar suara anak dan menantunya dari dalam kamar.
"Gimana ka, apa sudah mendingan?," ucapnya pelan.
"Sudah tapi masih sedikit sakit, makasih ya Rey. Maaf tadi aku teriak-teriak, soalnya beneran sakit banget" ucapnya sambil menatap Rey.
"Iya ka, gak apa-apa," ucapnya dengan senyuman. Lalu ke wastafel kamar mandi mencuci tangannya yang terkena minyak urut.
Ting... Terdengar suara pesan WhatsApp masuk.
"Rey hp kamu bunyi tuh," ucap Risa.
"Siapa sih malam-malam begini WhatsApp" ucapnya. Rey pun membola matanya saat melihat pesan WhatsApp dari papinya.
📥 Papi Aldi : "Rey aktifkan mode kedap suara kamar kamu, tadi Papi dari ruang kerja terdengar suara kamu sama Risa dari luar"
📤 Rey : "Baik pi"
Setelah itu Rey langsung mengaktifkan mode kedap suara.
"Astaga aku sampai lupa!" sambil menepuk jidatnya.
"Lupa apa sih Rey?" tanya Risa bingung.
"Aku lupa tidak mengaktifkan mode kedap suara, kata Papi suara kita terdengar sampai luar," ucapnya.
"Apa??" Risa pun terkaget dan langsung membolakan matanya.
"Aku pasti malu besok kalau ketemu kedua mertuaku," gumamnya.
*****
DI KAMAR ALDI DAN ANASTASYA
"Pi, udah selesai tanda tangan berkasnya?" tanya Mami Ana.
"Udah mi, Eh barusan Papi denger Risa kayaknya kesakitan banget deh Mi, sampai teriak-teriak gitu," ucapnya sambil berbaring di ranjang.
"Apa?? Beneran Pi?" sontak Mami Ana langsung duduk dan dengan mata yang berbinar-binar karena seketika kantuknya menghilang.
"Beneran Mi, tuh anak juga lupa mengaktifkan mode kedap suaranya. Papi sampai WhatsApp Rey untuk segera mengaktifkan mode kedap suara," ucapnya yang sedikit kesal dengan tingkah anak satu-satunya itu.
"Wah Pi, berarti sebentar lagi kita akan segera punya cucu dong," ucap Mami Ana.