Takdir Gadis Pelunas Hutang

Beberapa bulan kemudian. ______ Satria sudah berdamai dengan keadaan, namun ia tidak ada hentinya untuk mencari Jingga bahkan tidak tanggung-tanggu ia menyewa orang bayaran untuk mencari Jingga di setiap kota dan diluar negri.

Sudah tidak ada senyuman diwajahnya ia hanya memasang wajah kaku dan datar. ia kesal, marah, dan merasa bersalah kini menjadi satu didalam dirinya.

"Daddy... are you okay?" tanya Dennis yang merasa prihatin dengan keadaan Satria.

"Hm... Hari ini Daddy mengantarmu sekolah ya"

"Yey... terimakasih Dad, jangan sedih ya percayalah mbak akan kembali sama Daddy aku yakin itu, walau pun tidak tahu kapan mbak akan kembali"

Satria hanya mengangguk dan mengusap kepala putranya.

"Cicit Eyang dewasa sekali kamu sayang, Om kamu belum keluar kamar kah?" tanya Eyang.

"Om Raka sudah pergi tadi, kalau om Arya aku belum melihatnya sedari tadi" balas Dennis sambil mengunyah rotinya.

Tidak lama kemudian Arya pun keluar sambil menggendong Gea dalam keadaan tidak sadar diri.

"Arya kenapa dengan Gea?" tanya Eyang dengan panik.

"Aku tidak tahu Eyang tiba-tiba Gea muntah-muntah lalu tidak sadarkan diri, aku mau membawanya kerumah sakit" ucap Arya lalu bergegas pergi menuju rumah sakit.

"Ayo Dennis kita jalan" kata Satria. Dennis pun mengangguk dan berpamitan kepada Eyang lalu pergi untuk bersekolah.

***

Di Singapore. Jingga habis melaksanakan meeting besar bersama Mr Wang dan para kliennya yang berasal dari manca negara, mereka melakukan meeting itu dengan secara tertutup dan privasi.

Jingga dan Mr Wang telah membuat Aplikasi baru yang berupa sebuah transaksi pembayaran dan pengiriman uang swasta.

"Wow, Mr Wang. apa ini semua kau makin maju dan makin berkembang bisnismu, biasanya kita hanya meeting virtual dan sekarang kita bisa berjumpa dengan secara langsung, sungguh ini luar biasa sekali"

"Jangan berterima kasih kepadaku berterima kasih lah kepada putriku Jingga. Dia yang berperan segalanya dalam bidang ini dan idenya juga ada pada Jingga." tutur Mr Wang yang merasa kagum kepada Jingga yang sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri.

"Wah... Wah... Ternyata kau punya putri yang cantik dan jenius, ya sudah kami semua pergi dulu, semoga kerja sama kita bisa terjalin lebih baik lagi, nona Jingga terima kasih atas semua ide-idemu ini yang begitu luar biasa. kami permisi dulu" pamit klien sambil menundukan kepalanya lalu pergi.

"Sir berlebihan sekali, aku hanya ada ide saja selebihnya Sir yang mengembangkan" kata Jingga.

"Yah kamu benar Jingga, tapi mendapat ide seperti itu tidaklah mudah, aku harap suatu saat nanti kamu mempunyai perusahaan sendiri ya di Indonesia. apa kamu sudah ada rencana? Tidak mungkinkan kamu akan terus-terusan dinegara ini ya walau pun aku berharap dan ingin kamu tinggal di sini selamanya, tapi kan kamu masih ada orang tua dan status kamu masih menjadi istri"

"Ya, yang di katakan Sir adalah benar. aku memang sudah ada rencana itu semua, walau pun aku belum yakin tapi aku masih fokus ke studyku dulu aku tidak akan pulang sebelum aku sukses Sir, sakit hatiku tidak akan hilang jika belum ada perubahan didalam hidupku dan aku akan buktikan pada mereka bahwa aku bisa sukses walau pun aku anak dari seorang buruh"

"Good girl Jingga, aku akan mendukung kamu, kalau boleh tahu Aplikasi apa yang ingin kamu luncurkan? Mungkin aku bisa membantumu, Well kamu tidak perlu menunggu nanti"

"Hm... Ini masih rencana ya Sir, aku ingin membuat fitur Aplikasi belanja Online yang besar di negaraku yang belum pernah ada. Nanti aku akan buat sebuah pabrik besar untuk menampung barang-barangnya. Dan aku ingin bekerja sama dengan penjual kecil untuk memasok barangnya kepadaku dan tentu saja aku harus mempunyai brand sendiri dan nantinya akan aku buat semua pesanan konsumen hanya dalam satu brandku saja, jadi walau pun banyak pesanan dari banyak reseller atau toko tapi akan tetap satu pengiriman, itu akan membuat para konsumenku nanti lebih mudah dan tidak banyak terbebani oleh ongkir, dan semua toko atau reseller yang akan bekerja sama denganku barangnya harus ready dengan kualitas yang bagus, karena dengan begitu barang mereka yang akan di jual akan di periksa dulu oleh timku layak apa tidak untuk di jual, jadi tidak ada yang akan tertipu saat membeli barang di aplikasiku." tutur Jingga panjang lebar.

Mr Wang pun ternganga atas apa yang di katakan Jingga. Rencana yang sangat luar biasa bukan hanya kepentingannya saja tapi dia akan membuat para pedangan kecil akan maju.

"Oh my god Jingga... Ini luar biasa sekali Astaga... kamu merencanakan dan menyusunnya dengan baik, sungguh ini akan menggemparkan dunia sistem belanja online yang pernah ada, selain memudahkan konsumen untuk membeli tetapi ini bisa membantu para pedagang kecil. Wow this Amazing... Aku yakin banyak Investor luar negri akan berbondong-bondong untuk bekerja sama denganmu dan menawarkan barang mereka, semoga saja cepat terlaksana ya Jingga aku akan medukungmu apa pun yang kamu butuhkan aku siap membantumu"

"Terima kasih Sir, kau seperti malaikat penolongku sungguh. aku beruntung sekali kenal dengan mu" kata Jingga dengan mata yang berkaca-kaca"

"Kamu layak bahagia dan Sukses Jingga, karena kamu adalah gadis sederhana dan Jenius kamu tidak silau dengan harta, aku yakin dalam waktu dekat kamu akan menjadi wanita sukses. tapi satu pesanku, selagi rumah tanggamu masih bisa diperbaiki, perbaikilah dan selesaikan masalah kalian dengan baik, jikalau suatu saat nanti semua tujuanmu sudah tercapai kamu harus tetap menghargai suamimu Jingga, karena sesukses dan sekaya apa pun seorang istri, tetap saja suami adalah pemimpin rumah tangga" tutur Mr Wang sambil mengusap kepala Jingga lalu melenggang pergi.

Jingga terdiam dan mencerna semua ucapan dari Mr Wang. "Aku paham apa yang Sir katakan, apakah aku harus bertahan dengan rumah tanggaku yang tidak sehat? istri mana yang tidak sakit jika suaminya masih berhubungan dengan mantan istrinya sampai pergi kehotel, walau pun aku tahu dari awal pernikahanku hanya sebagai pelunas hutang tapi tetap saja semakin lama pernikahan itu aku menginginkan rumah tangga yang sehat seperti rumah tangga pada umumnya"

***

Dirumah sakit. Arya dan Gea habis mendapatkan kabar bahagia karena sebentar lagi mereka akan menjadi orang tua. Terlihat jelas dari wajah mereka yang tampak bahagia.

"Aku ga sabar menunggunya dia lahir Yang" kata Arya sambil mengusap perut Gea.

"Sabar ini baru 2 bulan, nanti juga kita ketemu." balas Gea.

saat hendak berjalan Arya berpapasan dengan Bayu yang sedang mengantar Nessa untuk kontrol.

"Arya..." Sapa Bayu.

"Hai Bayu kamu disini juga?"

"Ya aku ingin mengantar kekasihku untuk periksa" balas Bayu. Bayu dan Nessa sudah resmi menjadi pasangan kekasih bahkan mereka sudah merencanakan untuk menikah dalam waktu dekat.

"Rupanya ada yang aku lewatkan, ya sudah aku jalan duluan" ucap Arya lalu melenggang pergi sambil merangkul Gea.

Bruuk... Seorang gadis menabrak Arya dan terjatuh di lantai. "Aw..." keluhnya.

"Arya pun membangunkannya. "Kamu tidak apa-apa?"

Gadis itu pun menggelengkan kepalanya lalu mendongak. "Den Arya?" ucapnya.

"Oh... Mitha.. Kirain siapa?" kata Arya. Gea yang sedang berada di samping Arya pun mengangkat satu alisnya.

"Iya ma'af ya den, aku buru-buru permisi" ucapnya lalu melenggang pergi.

"Siapa gadis itu?" tanya Gea.

"Dia Mitha pegawaiku di bagian lapangan" balas Arya.

"Hm... Cantik" gumam Gea sambil melepaskan tangannya dari Arya.

"Kenapa sayang, apa kamu menginginkan sesuatu?"

"Tidak! Aku lelah aku ingin pulang!" ucap Gea lalu berjalan cepat untuk menuju mobilnya.

"Kemu kenapa?" tanya Arya dengan heran.

"Tanya saja sama diri kamu sendiri!"

"Aku...? Aku berbuat apa? Apa karena tadi bertemu dengan Mitha?"

Gea pun menatap tajam kepada Arya. "Baru sadar kamu? Aku bukan wanita baik dan aku juga bukan wanita muslimah yang taat, tapi aku tidak suka melihat suamiku yang bersentuhan dengan perempuan lain mas! tadikan yang menabrak perempuan itu, kenapa kamu membangunkannya?" Gea begitu kesal kepada Arya.

"Oh ma'af aku replek tadi, dia adalah hanya karyawanku yang sudah lama bekerja di perkebunan sayang, sudah ya jangan marah-marah lagi aku minta ma'af kalau aku salah" ucap Arya sambil mencium tangan Gea.

"Kenapa hatiku mengatakan lain tentang gadis itu, dari cara dia melihat suamiku, apa ini hanya perasaanku saja yang sedang hamil" batin Gea.

"Kita ke supermarket ya, beli susu kamu dan sekalian aku akan menebus vitamin di apotik." kata Arya. Gea hanya mengangguk saja.

***

Di kantor. Satria sedang berkutat dengan laptopnya tidak lama kemudian Bayu pun masuk kedalam.

"Siang Bos, aku mau memberikan undanganku pernikahanku dengan Nessa"

"Apa kamu yakin Bayu akan menikah dengan perempuan itu?"

"Ya, aku yakin. aku mencintainya dan kedua orangtuanya pun sudah merestui kami, walaupun aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi bos"

"Ck... Kamu itu polos dan kamu belum banyak mengenal banyak wanita, entahlah aku tidak suka dengan calon istrimu itu tapi ya terserah jika membuatmu senang" kata Satria.

"Aku mencintainya bos begitu pun dengan Nessa, ya sudah aku permisi dulu" pamit Bayu sambil memberikan undangannya lalu pergi.

Satria pun mengetuk-ngetuk mejanya seolah-olah ia tengah berfikir. "Kamu pintar tapi kalau masalah cinta bodoh Bayu, aku mau bilang tidak setuju pun tidak bakal mempan, karena seseorang yang sedang di mabuk Cinta itu jadi gila dan bodoh termasuk aku" gumam Satria lalu melanjutkan pekerjaannya.