Ketika hati mencoba berpaling.. namun takdir mempertemukan kita di waktu yang berbeda. Bahkan status kita pun berubah..
Akankah takdir mempermainkan kita kembali? ataukah justru takdir menunjukkan kuasanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SUNFLOWSIST, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. IBU WIRA MULAI PEDULI
Naya berusaha bangun dari ranjangnya. Namun tangan Wira menahannya. "Jangan banyak bergerak. Biarkan aku saja yang menyuapimu."
Sebuah perhatian kecil dari Wira namun mampu membuat hatinya menghangat. "Aku akan makan sendiri dokter. Lagipula aku tidak lumpuh."
Wira menghela nafas panjangnya. Tangannya terulur mengisi sendok dengan makanan dan mengarahkan sendok itu kepada Naya.
"Kamu memang tidak lumpuh. Tapi kamu sedang terluka, dan lukamu tidak boleh dipakai banyak bergerak. Ayo buka mulutnya.. "
Naya hanya bisa mendengus kesal. Baginya dokter Wira selalu punya alasan tersendiri untuk memaksanya, dan sialnya alasan itu selalu benar.
"Apa kamu tidak ingin menceritakan kejadian malam itu? Aku paham betul bagaimana perkembangan kesehatanmu. Dan aku mempunyai semua hasil rekam medisnya. Jadi mustahil bagimu yang dengan sengaja ingin menggugurkan kandunganmu. Aku tahu betul sifatmu seperti apa. Karena pada dasarnya kamu tidak gila Naya, kamu hanya butuh teman untuk bercerita." ucap Wira dengan sorot matanya yang dingin namun penuh kelembutan.
Naya hanya menatap Wira dengan tatapan sendunya. "Maaf dokter ... Aku bukannya tidak ingin menceritakan kejadian malam itu dok, tapi... Aku hanya tidak ingin memperkeruh situasi ini. Aku hanya ingin hidup berbahagia dengan bayiku. Itu saja dokter.."
"Setelah aku mendengar ucapanmu barusan, aku semakin yakin bahwa semua ini ulah Laras. Dari awal Laras memang sudah memperlihatkan ketidak sukaannya padamu. Maafkan aku sudah membuatmu dalam posisi sulit ini. Aku janji akan menjagamu lebih baik lagi. Aku tidak akan membiarkan Laras mengusikmu dan baby zayn."
Sorot mata Wira begitu teduh dan menenangkan. Naya tidak menyangka bahwa Wira sepeduli itu untuknya dan zayn.
Tanpa mereka sadari ibu Wira sedari tadi berasa di depan pintu kamar. Langkahnya terhenti saat akan memasuki kamar itu untuk membawakan minuman dan obat nyeri untuk luka Naya.
Sebuah fakta yang mengejutkan bagi ibu Wira bahwa Naya tidak pernah berusaha membunuh bayinya. Semua itu ternyata adalah ulah Laras. Sangat menyesalkan, sebelumnya ia sempat mempercayai ucapan Laras. Namun ia masih bersyukur masih diberi kesempatan untuk bisa mendengar fakta ini.
Akhirnya ibu Wira masuk ke dalam kamar itu. Menghentikan sementara adegan romantis di dalam kamar itu.
"Wira... Ibu bawakan obat nyeri. Minumkan satu jam setelah makan ya..." ucap Ibu Wira dengan lembut.
"Baik bu ... Terima kasih."
* * *
Sementara itu dibelahan dunia lain...
Embun sedang bersiap untuk pesta peluncuran model busana terbaru yang dikeluarkan oleh perusahaan tempatnya magang. Lebih tepatnya perusahaan Devan. AZARA GRUP.
Sebuah dress panjang membalut tubuhnya dengan begitu sempurna. Rambutnya disanggul modern dengan hiasan aksen bunga dibelakangnya menambah kesan dewasa pada penampilannya malam ini.
"Wah kamu cantik banget mbun.. kayak artis aja. Dan ini.. gaunmu bagus banget. Kamu pesan dimana?" ucap Siska yang tak lain adalah teman Embun di tempat magang yang sama
"Husshhtt.. Jangan berisik. Aku tidak pesan atau beli dimanapun. Aku merancangnya sendiri. Menurutmu sudah layak tidak untuk jadi designer? "
Siska mengangkat kedua jempolnya pada Embun. " Sempurna. Eh siapa itu yang datang? Wah... Cantik banget ya. Auranya benar - benar cantik dan elegan."
Embun membulatkan matanya tatkala melihat mama Devan memasukl ballroom. Penampilannya tampak memukau dengan gaun berwarna salem. Warna yang juga sama dikenakan oleh Embun.
"Mbun... Kamu sadar ga sih gaun wanita itu warnanya sama dengan gaunmu?" ucap Siska dengan nada tidak percayanya.
"Eh itu ayang ganteng baru datang." ucap Siska dengan mata yang bersinar. Menatap penuh kekaguman pada sosok pria yang baru saja memasuki tempat itu.
Dia tak lain adalah Devan. CEO dari Azara Grup. Berbalutkan jas warna hitam senada dengan dasi kupu - kupu. Rambutnya yang tertata begitu rapi menjadikannya pusat perhatian kaum hawa malam ini.
Dengan gaya maskulinnya Devan memasuki tempat itu. Sorot matanya berpendar mencari sosok wanita yang sedang dicarinya. Hingga beberapa saat kemudian pendangannya terkunci pada sosok Embun. Gadis yang mana bayangannya seolah menjadi momok dalam tidurnya. Selalu menghantuinya setiap waktu.
"Devan ... Mana calon menantu mama? Dia ada datang kan malam ini? Mama sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya."
kerahkan para intelejen buat nyari Naya sampai ke lobang tikus sekalipun....ah nggak ada usaha banget sih 😬😬😬