NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Yang Ku Bully Kini Jadi Iparku

Gadis Cantik Yang Ku Bully Kini Jadi Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mas Bri

bagaimana jadinya jika seorang gadis desa yang sering dirundung oleh teman sekolahnya memilih untuk mengakhiri hidup? Namun, siapa sangka dari kejadian itu hidupnya berubah drastis hingga bisa membalaskan sakit hatinya kepada semua orang yang dulu melukainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mas Bri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Namun belum ada kabar mengenai perkembangan ibu Ayu sampai saat ini. Sejak tadi, gadis itu terus mondar-mandir tidak tenang. Entah kenapa perasaannya menjadi begitu gelisah. 

“Kamu istirahat dulu, biar aku yang jaga,” ucap William masih setia menemani. Sedangkan dua makhluk lainnya sudah tertidur pulas bersandar pada kursi tunggu.

“Tidak, Tuan. Perasaan saya tidak enak. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa sama Ibu.”

“Kita berdoa saja, ya. Semoga lekas membaik. Sekarang kamu duduk dulu, nanti malah kamu yang sakit.” William menggiring gadis cantik itu untuk kembali duduk dengannya. 

Belum juga duduk, dokter mengabarkan kalau kondisi ibunya terus menurun hingga tidak sadarkan diri. Dua orang yang tadinya terlelap itu pun akhirnya terbangun mendengar berita ibu gadis cantik itu kritis.

Suasana semakin tidak kondusif, gadis itu menangis sambil terus berdoa. Di dalam sana dokter dan perawat sedang berjuang untuk menyelamatkan nyawa Elina. Namun seberapa besar usaha itu, jika Tuhan sudah berkehendak, maka takdir tidak akan bisa dihindari. Elina berpulang malam itu sebelum sempat pergi jalan-jalan dengan anak semata wayangnya.

Mendengar itu Ayu langsung jatuh pingsan tidak kuasa menahan sesak di dadanya. Dengan sigap William menggendongnya untuk mendapatkan perawatan. Sedangkan ibu Ayu, di urus oleh Vano dan Juan.

.

.

.

Setelah pemakaman, Ayu masih enggan untuk pergi meninggalkan tempat peristirahatan terakhir ibunya. Gadis cantik itu terlihat begitu lesu dan berantakan. Dia tidak peduli dengan penampilannya saat ini yang ada dalam pikirannya hanya menyesali kepergian ibunya yang belum sempat diajak jalan-jalan dan membahagiakan ibunya. 

Padahal dia sudah meminta izin untuk cuti hari ini dan kembali pulang menemani ibunya. Sayangnya Tuhan lebih sayang dengan ibunya sehingga dia di biarkan sendiri di dunia ini.

“Kita pulang ya, nggak baik menangis di atas makam. Ibu kamu pasti sedih melihat kamu seperti ini,” ucap William.

Gadis itu masih saja diam tidak ada jawaban.

William langsung memeluk gadis cantik itu untuk  menenangkannya. “Kita pulang sekarang, ya? Menangislah ketika sudah tiba di rumah,” bujuknya.

Mendengar itu, Ayu pun patuh dan pergi meninggalkan ibunya.

Mereka kini berada di rumah Ayu yang baru saja direnovasi oleh ibunya berkat uang dari hasil anaknya yang bekerja. Setiap uang yang dikirimkan Ayu, Elina selalu menyimpannya dan sebagian dia belikan bahan bangunan untuk memperbaiki rumah peninggalan orang tuanya dulu. Kini hasil kerja keras sang anak terlihat begitu nyata. Tidak hanya rumah, tapi seluruh perabotan juga sudah diganti dengan yang lebih modern. Orang tua William juga berada di sana menemani pelayan cantiknya bersama dua anaknya Vano dan Juan. 

Hari ini mereka tidak menginap karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan, sedangkan William akan menetap sampai kondisi Ayu membaik.

“Jaga Ayu baik-baik. Kalau ada apa-apa hubungi Papa atau Mama,” ucap Tuan Isaac sebelum pergi.

“Baik, Pa.”

“Pa, aku mau di sini dulu, nanti balik sama Kak Willi,” ucap Juan. Sebenarnya dia tidak ingin pulang, dia ingin disini menemani Ayu bersama kakaknya. Tapi sayang, papanya memerintahkan untuk membantu di perusahaannya bersama Vano.

Dengan berat hati dia pergi meninggalkan rumah Ayu berharap gadis itu baik-baik saja dan segera kembali ke rumahnya.

“Ayo masuk, di luar dingin,” ujar William mengajak gadis itu memasuki rumah. Kini hanya tinggal mereka berdua saja, para tetangga juga sudah bubar setelah acara pemakaman.

Gadis itu duduk termenung di ruang tamu sambil sesekali terisak tanpa suara. William memahami betul bagaimana suasana hatinya saat ini. “Menangislah kalau itu bisa membuat lega hati kamu,” ucapnya. 

Mendengar hal itu, tangis gadis itu pun pecah seketika. Dengan senang hati laki-laki tampan itu memberikan bahunya untuk bersandar.

“Kenapa di saat Ayu sudah punya segalanya, Tuhan mengambil Ibu? Padahal hari ini rencananya mau ajak ibu jalan-jalan, tapi malah aku yang mengantar Ibu jalan ke surga,” lirihnya.

Hati laki-laki itu begitu pilu mendengarnya. Tidak pernah dia jumpai wajah sedih sebelumnya hanya senyum ceria yang selalu dia tampilkan. Namun semua itu menjadi berbeda hari ini, hanya air mata yang nampak jelas dihadapannya.

“Menangislah sepuasnya, setelah ini hanya akan ada kebahagiaan yang menyertaimu,” lirih William. Dia sendiri bingung harus berkata apa. Hanya bahunya saja yang bisa dipinjamkan untuk meringankan beban hatinya.

1
Maggie Toth Lim
🤣🤣🤣🤣🤣kocak
Maggie Toth Lim
siapa ya😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!