Kesalahan fatal yang Zea lakukan untuk kabur dari bodyguard telah merubah seluruh hidup nya , karena ingin bersembunyi membuat Zea tanpa sadar masuk kedalam kamar seorang Mafia yang tengah mabuk .
Malam itu telah merubah segalanya hingga Zea harus menikah dengan Axel karena meraka telah melewatkan satu malam bersama .
" Mau kemana Girls?" pertanyaan Axel menatap noda diatas ranjang dengan tatapan sayu.
" Mau pulang " tangis Zea duduk memeluk lututnya, menangis sejadi-jadinya.
Axel menatap ke arah pintu yang terdengar ramai sekali orang diluar bahkan sudah terdengar baku hantam yang tak terelakkan.
yuk baca🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
1 hari kemudian.
Begitu Zea sampai dirumah sepulang dari kampus dia sedikit heran dengan rumah Axel yang tiba-tiba rada sepi .
" Tuan Axel udah pulang ?" tanya Zea pada pelayan yang berpapasan dengan nya diseperempat tangga .
" Sudah Nyonya, tuan ada di kamar " ucap pelayan itu .
" Nyonya ?" ulang Zea karena biasanya pelayan memanggil Nona .
Begitu Zea masuk kedalam kamar dan menutup pintu kamar, Axel keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang terlilit di pinggang nya .
" Sore tuan " kata Zea berjalan cepat meletakkan tas nya karena tidak ingin menatap Axel lama-lama lantaran tidak pakai baju .
" Tuan ?" ucap Axel mengangkat sebelah alisnya.
" Maksud ku Baba" ralat Zea setelah meletakkan tas nya ingin keluar kamar .
" Zea tunggu " Axel bergegas menghampiri Zea dan mengajaknya duduk di tepi ranjang.
" Ada apa tuan, ehhh, Baba ?" tanya Zea yang duduk menunduk disamping Axel .
" Kamu capek?" tanya Axel yang dibalas gelengan oleh Zea .
" Sudah makan ?" pertanyaan Axel lagi yang diangguki Zea .
" Ini untukmu " kata Axel mengambil buket bunga diatas ranjang lalu memberikan pada Zea .
" Zea aku ingin memulai nya sekarang karena waktu kita tidak banyak lagi " ucap Axel menatap Zea yang menghirup aroma bunga .
" Se, sekarang?" gelagapan Zea meremas jari-jari tangannya mendengar Axel yang ingin memulai nya sekarang.
" Iya Zea bahkan sepertinya kita harus melakukan nya setiap hari karena waktunya kurang lebih hanya sebulan lagi " kata Axel menatap Zea yang terus saja menunduk sejak tadi .
" Tapi,"
" Zea, kita ini suami istri jadi sah saja apabila berhubungan, kamu jangan merasa berdosa atau salah jika kita melakukan nya " ucap Axel .
" Tatap aku " Axel memegang dagu Zea agar menatapnya.
" Kamu harus hamil Zea demi kebaikan kita bersama " ucap Axel mengelus kepala Zea lalu mencium nya .
" Baba tapi,"
" Kenapa?" tanya Axel yang sudah mendudukkan Zea dipaha kirinya .
" Aku , aku, " Zea tidak tau apa yang harus dia katakan.
" Zea , jangan menolakku. Bagaimana bisa kamu hamil jika terus menolak seperti ini , kita harus melakukan nya " ucap Axel mengangkat lalu membaringkan Zea diatas ranjang .
" Aku akan menaklukkan kamu lewat percintaan kita Zea , setiap saat aku akan menyentuhmu sampai kamu jatuh cinta padaku " batin Axel menikmati bibir manis Zea yang hanya pasrah dibawah nya .
" Mmmh" Zea meremas sprei ketika kecupan Axel terus turun sampai keleher nya .
" Tenanglah aku akan berlaku lembut padamu " ucap Axel perlahan melepas baju Zea .
" Baba jangan lepas baju aku " kata Zea memegang tangan Axel .
" Zea bagaimana bisa aku jadi bergairah jika tidak melihat tubuhmu " ucap Axel yang benar-benar ingin melihat dan menikmati semuanya secara sadar bukan mabuk seperti saat pertama kali mereka bercinta.
" Ketika bercinta kita harus menyatu tanpa sedikitpun penghalang" Axel melepas bagian atas dengan cepat .
Tangan Zea menarik selimut untuk menutupi tubuhnya namun Axel memegang kedua tangan diatas kepala .
" Ahhhhh" Zea merapatkan kakinya ketika perlahan Axel mencoba menyentuh di bawah sana .
" Zea kenapa aku harus mabuk disaat percintaan pertama kita " batin Axel mengecup inti tubuh Zea dengan sensual.
" Zea izinkan aku mencicipi nya dulu " ucap Axel membuka kaki Zea yang dirapatkan lalu meniduri Zea dengan lidahnya tanpa menunggu persetujuan.
" Akkkh" Zea merasakan sensasi tak biasa sampai kakinya bergesekan dengan sprei merasakan lidah hangat Axel yang mengenai kulitnya.
" Zea dengar kita sudah sama-sama dewasa jadi nikmati lah percintaan kita " ucap Axel duduk dan melepas handuk nya .
Axel mengatur posisi, mengarahkan dan perlahan memasuki Zea untuk yang kedua kalinya.
" Akkkh" Zea meremas jari-jari Axel yang bertaut dengan jarinya .
Axel mencium Zea dan memeluk nya erat ketika mereka berhasil menyatu tanpa penghalang sedikitpun.
" Baba keluarkan ini sangat , " ucapan Zea terhenti ketika Axel mengecup dan perlahan menghisap lehernya.
Muach
" Tentu Sayang, aku akan mengeluarkan nya didalam rahim mu " ucap Axel mulai menggerakkan pinggulnya.
" Tidak , itu keluarkan , bukan , ahhh" Zea menggigit bibir bawahnya merasakan setiap hentakan Axel yang membuat tubuhnya bergetar .
" Apa kamu merasa sakit ?" tanya Axel mengelus kepala Zea bahkan menciumnya berkali-kali.
" Tidak " Zea menggelengkan kepalanya.
" Lalu kenapa harus dikeluarkan biarkan begini " kata Axel berhenti sejenak mengecupi dada Zea dan menghisap kelereng kecil itu beberapa saat .
" Ahhh, Baba ," Zea benar-benar merasa dirinya basah merasakan setiap sentuhan dan perlakuan Axel padanya saat ini , hisapan Axel benar-benar mengantarkan gejolak luar biasa dalam tubuh Zea .
" Buka sedikit lebih lebar " Axel duduk memegang pinggul Zea lalu melakukan nya dengan lebih cepat lagi .
" Akkkhhhh" teriak Zea ketika Axel menghentikan semua namun cairan hangat terasa menghujani rahim Zea .
" Tetaplah berbaring untuk beberapa saat " ucap Axel melepas penyatuan mereka lalu turun dari atas tubuh Zea .
Axel mengambil selimut yang jatuh dilantai dan menyelimuti Zea yang sudah lemas serta mencoba mengatur nafasnya.
Axel duduk di tepi ranjang lalu meminum beberapa teguk air putih " Baba mau air , juga " kata Zea .
Axel meminum habis segelas air itu sampai Zea cemberut melihatnya, bagaimana mungkin Axel sepelit itu padahal Zea sudah memintanya namun Axel malah menghabiskan nya .
" Mmmh, Baba pelit aku," Zea berhenti bicara ketika Axel menciumnya dan perlahan memberikan Zea minum .
Zea meremas punggung Axel yang sedang mencium nya dan perlahan Zea meneguk air yang Axel berikan padanya .
" Masih haus?" pertanyaan Axel mengelus-elus kepala Zea yang menggeleng itu .
" Istirahat lah, setelah ini kita akan melewatkan malam panjang " ucap Axel mengecup kening Zea .
" Tapikan , ini udah Baba , kita, bisa, melakukan nya , besok lagi " ucap Zea menatap kearah jendela yang masih sore .
" Zea kita harus melakukan nya dengan lebih sering, apa kamu tidak liat pasangan suami istri melakukan nya sampai beberapa tahun baru bisa hamil sedangkan kita hanya punya waktu sebulan " kata Axel yang benar-benar tidak puas melakukan sekali saja .
" Jadi harus terus menerus" ucap Axel mengambil sebelah tangan Zea lalu menaruhnya di atas paha .
" Akkkh" Zea membuang pandangan nya kearah lain agar tidak melihat milik Axel yang sudah berdiri siap memasuki nya lagi .
" Aaaah, " Axel mengerang ketika dia terus menggunakan tangan Zea untuk menaikkan gairah nya .
" Udah " Zea bersembunyi kedalam selimut merasa ngeri .
" Akkkkh" teriak Zea ketika Axel memasuki nya dari belakang .
" Zea sudah aku katakan sekali tidak cukup, berkali-kali Zea " kata Axel memeluk Zea dari belakang dan memainkan bola kenyal didada Zea dan menyentuh setiap bagian tubuh Zea .
20 menit kemudian.
" Ohhhh, good " erang Axel kembali mengisi rahim Zea sampai penuh dan tumpah keluar .
" Ahhhh" Zea menatap Axel yang duduk membersihkan cairan yang tumpah keluar.
" Sudah kering , mari kita lakukan lagi " Axel kembali memasuki Zea dengan penuh hasrat dan meniduri Zea tanpa rasa puas
ditunggu yaa author udah nggak sabar nii gimana kelanjutannya😁
ditunggu yaa author udah nggak sabar nii sama kelanjutannya