Kembali Ke Masa Lalu

Bahagia di Saat Rindu Bertepi

Rindu, Ia adalah jarak yang tercipta di hati, sebuah beban yang menyesakkan dada, melodi pilu yang mengalun dalam keheningan.

Rindu yang mengalir tanpa henti, terasa seperti lautan tanpa batas, yang hanya diisi oleh kenangan dan doa-doa sunyi.

Namun, betapa ajaibnya takdir, ia selalu menyimpan janji yang indah. Pertemuan.

Saat tiba waktunya, ketika jarak tak lagi memisahkan, saat penantian panjang menemukan ujungnya, di situlah rindu bertepi.

Bahagia yang meledak saat rindu bertepi bukanlah bahagia yang biasa. Itu adalah kelegaan yang membanjiri seluruh jiwa, seolah semua sel telah menemukan kembali energi dan cahayanya. Rasa sesak yang dulu mencekik tiba-tiba luruh, digantikan oleh napas lega yang panjang dan syukur yang tak terhingga.

Itu adalah saat mata bertemu, dan segala kata-kata yang telah dirangkai dalam hati selama ini terasa tak lagi penting. Tatapan mata itu jauh lebih jujur, bercerita tentang malam-malam tanpa tidur, tentang setiap detik yang dihitung, dan tentang keteguhan hati yang menjaga cinta tetap utuh.

Pelukan yang menyambut adalah obat paling mujarab. Dalam dekapannya, rindu yang liar mendadak jinak, menemukan dermaga tempat ia harus berlabuh. Semua kepahitan jarak seolah terbayar kontan oleh kehangatan dan rasa memiliki yang begitu nyata.

Ini adalah perayaan kecil atas kesetiaan, pengakuan bahwa cinta lebih kuat daripada waktu dan jarak. Saat rindu bertepi, kita tidak hanya bertemu dengan orang yang dirindukan, tetapi juga bertemu kembali dengan kepingan jiwa kita yang hilang selama ia pergi.

Kesimpulannya: Perasaan bahagia di saat rindu bertepi adalah titik balik emosi. Dari badai kerinduan yang mendalam, kita tiba di pantai kedamaian dan sukacita yang hangat. Itu adalah momen sakral di mana penantian berubah menjadi pelukan, air mata menjadi tawa, dan jarak berubah menjadi kebersamaan yang paling dirindukan. Kita merasakan betapa berharganya kehadiran setelah sempat merasa kehilangan, dan itulah esensi kebahagiaan sejati.

( Puisi dari Gemini Al)

"Ku kira aku kembali hanya seorang diri, tapi ternyata dia sama seperti ku, dia pun kembali ke masa lalu hanya untuk menemani, dia tak ingin aku terluka kembali, dan dia juga tak ingin aku kembali tiada dengan cara yang sama" Ciara menikmati rasa bahagia nya, karna kini dia tak merasa sendiri lagi.

Ciara juga tak harus bersusah payah untuk mendekati Pangeran Jordan, karna dengan baik hati nya Tuhan mengembalikan dirinya ke masa lalu, berikut juga dengan Pangeran Jordan.

Lebih bahagia nya Ciara, karna Pangeran Jordan mengingat semua tentang mereka, tentang ikatan mereka, tentang perjalanan singkat mereka di masa lalu.

Meski dulu tak pernah ada rasa cinta di antara mereka, tapi Ciara tetap menganggap nya seorang suami, belum lagi Pangeran Jordan hanyalah satu-satunya nya orang yang menemaninya sampai akhir.

Pangeran Jordan juga telah menguburkan nya dengan layak, maka tak ada alasan untuk Ciara menjauh dari Pangeran Jordan.

"Suami ku.. " bisik Ciara penuh damba.

Pipi Ciara juga bersemu merah, membayangkan saat tadi bersama Pangeran Jordan, membuat Ciara merasakan sekujur badan nya panas.

Belum lagi Ciara ingat saat Pangeran Jordan mengecup bibir nya singkat, itu adalah ciuman pertama Ciara, mau di kehidupan lalu dan sekarang, baru tadi saja Ciara pendapat kan ciuman tersebut.

……………………………………………

Berbanding terbalik dengan Ciara yang sedang berbunga-bunga, kina Mariana juga Sania saling berpegangan karna merasa takut.

Mereka juga di minta untuk bersujud, karna kini Abra sedang marah besar pada mereka berdua.

"Mariana... tidak kah kau bisa bertindak dengan rapih? aku sudah memberikan mu ijin untuk bersenang-senang, tapi bukan berarti kau tak mempunyai aturan" Abra menekan kan setiap ucapan nya.

Abra benar-benar tak menduga jika anak beserta istrinya akan bertindak se ceroboh itu.

"Maaf kan aku Suami ku.. aku.. aku tak menduga jika Pangeran Jordan ada di sana" meski takut Mariana mencoba untuk menjawab.

"Kau bodoh atau bagaimana.. pasar itu adalah tempat ramai.. meski disana tidak ada pangeran Jordan, tapi disana ada banyak orang yang mengenal ku.. aku tau kalian ingin segera melenyapkan Ciara, tapi bisa kah kalian sedikit bersabar dan untuk saat ini jangan membuat ulah" Abra marah besar pada Mariana karna Mariana memang sudah bertindak gegabah.

Mariana tak bisa menjawab lagi untuk membela diri, karna semua yang Abra katakan ada benar nya juga.

Mariana sedikit menyesal, dia menyesal karna membayar berandal payah.. jika tau seperti ini, Mariana akan membayar pembunuh bayaran saja.

Toh jika Abra marah pun, Ciara sudah musnah, dan penghalang nya tidak ada lagi.

"Pengawal.. kurung Nyonya dan Nona kalian di kediaman nya, jangan biarkan mereka keluar selama satu bulan ini" Abra langsung menghukum anak istri nya, karna dia mendapatkan teguran dari Pangeran Jordan.

Posisi Abra sekarang tak kuat jika harus melawan Pangeran Jordan, karna statusnya sangat jauh, dia hanya Jendral pengganti saja.

"Ayah.. jangan hukum aku.. " Sania tak ingin di kurung lagi, karna dia kemarin sudah cukup bosan berdiam diri selama seminggu akibat wajah nya yang hancur.

"Jangan membantah.. menurut lah dan renungkan setiap ucapan ku" Abra tak ingin bernegosiasi dan tak ingin di bantah.

"Jika terus seperti ini.. maka dia akan marah besar" Abra takut seseorang marah dengan ulah istri serta anak nya.

…………………………………………………

"Suami ku.. apa kabar mu hari ini?" sang istri kembali menghampiri sang suami lalu menanyai tentang kabar nya hari ini.

"Sedikit lagi Istri ku.. "sang suami tersenyum manis karna bahagia.

"Akhirnya.. kita pasti akan segera terbebas Suami ku" sang istri lebih bahagia dari sang suami.

Karna akhirnya penantian mereka akan segera terlaksana, mereka akan segera bertemu kembali dengan putri mereka.

"Bersabar lah sedikit lagi, dan teruslah berada di posisi ini agar saudara mu itu tak mencurigai kita" sang suami selalu meminta sang istri untuk tetap berhati-hati.

"Kamu juga Suami ku.. kamu harus bisa menyembunyikan kekuatan mu, jangan sampai mereka tau, yang akhirnya mereka kembali merusak energi dalam tubuh mu" sang istri juga merasa khawatir jika kekuatan sang suami kembali di hancurkan.

"Aku akan selalu berusaha untuk menyembunyikan semua nya Istri ku, karna aku tak ingin tujuan kita tersimpan lagi.. nanti juga kita harus menemui Kaisar.. kita harus membeberkan semua kejahatan mereka" pandangan mata sang suami berubah tajam, dia kembali mengingat orang yang telah menghianati nya.

"Tenang lah Suami ku, kendalikan lan emosi mu, kamu jangan terpancing karna itu hanya akan merusak energi ku kembali" sang istri tak ingin rencana mereka gagal.

Yah.. bersambung.